“Mereka tidak menginginkanku di sana.”
Begitulah kata Kyrie Irving, point guard Boston Celtics, seperti dinukil dari laporan jurnalis ESPN Jackie McMullan awal 2018. Saat itu McMullan menulis sebuah kisah di balik kepindahan kontroversial Irving dari Cleveland Cavaliers ke Celtics. Sebuah kepindahan yang cukup menggemparkan sebelum NBA 2017-2018 dimulai, mengingat point guard satu itu merupakan salah satu tulang punggung tim sejak 2011.
Sejak kepergian Irving, Cavaliers pun mendapatkan Isaiah Thomas dari pertukaran mereka dengan Celtics. Namun, sayangnya Thomas tidak langsung bisa bermain lantaran cedera panggul. Ia baru bisa tampil di pertengahan musim ini. Oleh karena itu, Cavaliers tentu membutuhkan point guard lain untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Irving dan belum pulihnya Thomas.
Cavaliers merekrut dua poin guard lain untuk mengarungi musim ini. Mereka memboyong dua guard sekaligus: Jose Calderon dan Derrick Rose. Namun, keputusan merekrut Rose tampaknya tidak populer. Apalagi pemain satu itu seringkali melewati musim dengan banyak cedera. Lucunya, hal itu benar-benar terjadi lagi di musim ini.
Rose, 29 tahun, hanya bermain sebanyak 16 kali dari total 53 laga Cavaliers yang mestinya tidak ia lewatkan. Ia bahkan sempat absen dan pergi meninggalkan Cavaliers untuk memikirkan kelanjutan karirnya: antara pensiun atau terus berjuang. Namun, pada akhirnya pemain bertubuh kaca itu kembali ke tim dan sempat bermain sebelum ditukar ke Utah Jazz.
Selain Thomas, Cavaliers juga menerima Jae Crowder dan Ante Zizic dari Celtics. Akan tetapi, mari lupakan soal Zizic karena perannya tidak cukup banyak membantu musim ini. Lagipula siapa yang mengenal Zizic? Namanya begitu asing. Jadi, marilah beri fokus kepada Crowder!
Crowder, pemain berposisi small forward atau power forward, berhasil mengisi slot utama tim beberapa kali. Setidaknya ia bermain sebagai lima utama sebanyak 47 kali dari total 53 pertandingan. Selama itu ia membukukan 8,6 poin, 3,3 rebound, dan 1,1 asis. Kontribusinya tidak buruk-buruk amat, tetapi sebagai rekan megabintang James di Cavaliers, tampaknya kalimat “tidak buruk-buruk amat” tak cukup membantu. Cavaliers tentu saja membutuhkan peran yang lebih hebat dari sekadar kalimat tersebut.
Di sisi lain, Cavaliers juga merekrut pemain veteran Dwyane Wade, guard, 36 tahun. Kehadiran pemain ini, kata para pandit, bisa membuat Cavaliers lebih kuat. Apalagi kalau mengingat duetnya bersama James di Miami Heat ternyata bisa membawa tim asal Florida itu juara dua kali. Mungkin dengan merekrutnya Cavaliers bisa melakukan hal serupa.
Sayangnya, bukan itu yang terjadi. Kehadiran Wade tidak serta merta membuat tim ini bagus. Ia memang berhasil membukukan 11,2 poin selama di Cavaliers, tetapi itu tidak cukup membantu. Tidak cukup membantu jika Cavaliers musim ini mengalami 22 kali kekalahan dan retak hubungan pertemanan.
Retak hubungan pertemanan?
Ya, rumor panas itu santer terdengar belakangan ini. Thomas menjadi salah satu pemain yang cukup vokal mengatakan itu. Ia mengatakan kepada media, ada yang tidak beres dengan timnya sehingga Cavaliers mengalami kekalahan demi kekalahan.
Mulut-mulut kecil Thomas ini agaknya menyulitkan dirinya sendiri. Ia bilang lelah karena ditukar terus menerus, tapi omongannya kepada media justru tampak memantik api dalam panasnya rumor tersebut. Tidak heran jika kemudian ia dan Channing Frye plus hak memilih NBA draft ditukar ke Los Angeles Lakers di tengah musim. Padahal Thomas baru bermain 15 kali. Kasihan? Cukup kasihan, tetapi Cavaliers perlu melakukan perubahan.
Manajemen Cavaliers benar-benar melakukan perubahan besar musim ini. Setelah merombak timnya di awal musim, kini mereka mengubah tim ini lagi di tengah musim. Tidak tanggung-tanggung, mereka melepas enam pemain mereka plus hak pilih musim depan.
Pertama, Cavaliers melepas Isaiah Thomas, Channing Frye, dan hak pilih ronde pertama 2018 ke Lakers. Ketiga pemain itu ditukar demi memboyong Jordan Clarkson dan Larry Nance Jr. ke Ohio.
Pertukaran di atas tidak berhenti di situ. Rumornya, Lakers tengah mengosongkan ruang batas gaji pemain. Dari ruang itu, mereka bisa merekrut LeBron James dan Paul George dengan maksimum kontrak. Bahkan penggemar Lakers sempat bersorak kepada George, menunjukkan mereka menginginkannya, ketika Oklahoma City Thunder bertandang ke Staples Center kemarin, Jumat 9 Februari 2018.
Hari ini, Sabtu 10 Februari 2018, ketika Cavaliers bertandang ke Philips Arena, penggemar Atlanta Hawks meneriaki mereka dengan “LeBron akan meninggalkanmu!”. Teriakan-teriakan itu menjadi penanda bahwa rumor tersebut semakin panas. Akan tetapi, James justru membuat para penonton terdiam setelah membukukan tripel-dobel dan mengalahkan Hawks di hadapan penggemar sendiri.
Kedua, Cavaliers melakukan tukar menukar melibatkan dua tim lainnya: Utah Jazz dan Sacramento Kings. Ketiga tim ini lalu saling mengirim dan menerima pemain satu sama lain. Singkatnya, Cavaliers menerima Rodney Hood dari Jazz dan George Hill dari Kings. Sementara itu, mereka mengirim Jae Crowder dan Derrick Rose ke Jazz. Untuk Rose, pertukaran ini tampak lumrah mengingat ia merupakan seorang pesakitan. Memangnya siapa yang ingin pemain yang sakit-sakitan?
Di waktu yang bersamaan, Cavaliers juga mengirim Iman Shumpert ke Kings dalam bursa tukar tiga tim tersebut. Shumpert musim ini memang tidak memberi kontribusi cukup untuk Cavaliers. Shooting guard satu ini lebih rajin berkutat dengan cedera dan jarang dimainkan meski ia tampak bisa bermain.
Shumpert dan Rose sebenarnya bukan satu-satunya pemain pesakitan. Kevin Love, center-forwad, 29 tahun, juga tengah mengalami cedera parah di akhir Januari lalu. Ia mengalami patah tangan kiri dan harus menepi setidaknya delapan pekan.
"Setelah melakukan pemindaian, tangan kiri Love mengalami patah," begitulah yang tertera dalam rilis resmi Cavaliers di situs resminya. Namun, Love ternyata selamat dari pasar tukar ini. Ia tetap bermain untuk Cavaliers sementara ini. Entah kalau nanti, siapa tahu manajemen berubah pikiran.
Ketiga, Cavaliers mengirim Dwyane Wade ke tim pertamanya di liga: Miami Heat. Manajemen melakukan itu untuk mendapatkan hak pilih ronde kedua 2018. Ini memang tampak aneh, tapi mengirim Wade ke Florida mungkin bagian dari pertaruhan. Cavaliers mau tidak mau harus melakukan itu untuk mengamankan hak pilih musim depan.
Jika melihat pergerakan dan segala rumor ini, sebenarnya sulit melihat ke arah mana Cavaliers ingin membangun timnya. Akan tetapi, dengan perombakan tim di tengah musim, manajemen (atau LeBron James?) tampak ingin menyelamatkan mereka dari rumor retaknya hubungan pertemanan. Karena jelas seperti kata Thomas, tim ini memang terlihat sedang tidak baik-baik saja. Maka, kali ini Cavaliers harus melakukan perubahan supaya tim ini tidak gagal di playoff atau bahkan terjerumus tidak masuk ke sana sama sekali.
Dengan demikian, begitulah sekilas perubahan yang dilakukan Cavaliers sejak mereka kalah dari Golden State Warriors di final musim lalu. Mereka melakukan berbagai perombakan di awal musim, sampai pertaruhan besar-besaran di tengah musim ini. Rasanya menarik menyaksikan hal apa lagi yang bakal mereka lakukan, apalagi lawan-lawan semakin berat. Di Wilayah Timur saja mereka punya pesaing berat bernama Kyrie Irving dan kroninya di Boston Celtics. Belum lagi Toronto Raptors yang akan membunuh dalam senyap. Karena dalam gemerlap persaingan itu, tim asal Kanada ini justru diam-diam menghanyutkan. Tidak begitu terlihat, tapi daya saing mereka tak bisa diremehkan.
Foto: Getty Images