Mantan center NBA Aron Baynes secara resmi mengakhiri karier basketnya. Berita ini disampaikan agennya, Daniel Moldovan dari Lighthouse Sports. Baynes menghabiskan sembilan musim di NBA bersama San Antonio Spurs, Detroit Pistons, Boston Celtics, Phoenix Suns, dan Toronto Raptors. Ia terakhir kali bermain untuk Toronto pada musim 2020-2021.
Pemain berusia 37 tahun itu merupakan anggota Spurs pada tahun 2013-2014, saat mereka berhasil mengalahkan Miami Heat di Final NBA. Ia mencetak rata-rata 3,0 poin dan 2,7 rebound di musim reguler dan bermain dalam 14 dari 23 pertandingan playoff San Antonio. Baynes terus membangun reputasi sebagai pelindung ring yang solid. Itulah yang menjadi alasan ia bergabung dengan Celtics pada tahun 2017 saat mereka berusaha mengalahkan LeBron James dan Cleveland Cavaliers di Wilayah Timur. Ia mencetak 6,0 poin, 6,2 rebound, dan 0,6 blok dalam 20,5 menit per pertandingan selama pascamusim 2018.
Musim terbaik Baynes terjadi pada 2019-2020 bersama Suns. Di mana ia mencetak 11,5 poin per pertandingan dan melakukan tembakan tiga angka dengan akurasi 35,1 persen, serta mencetak skor tertinggi (37 poin) dalam kemenangan Maret 2020 atas Portland Trail Blazers.
Baynes juga merupakan pemain inti tim nasional Australia, berkompetisi di banyak turnamen internasional, termasuk tiga Olimpiade. Saat mewakili Australia di Olimpiade Musim Panas 2021, dokter menemukan Baynes menderita pendarahan internal yang menyebabkan tekanan pada sumsum tulang belakangnya. Cedera tersebut sempat membuatnya tidak dapat berjalan, apalagi bermain basket.
Dia akhirnya pulih sepenuhnya dan menghabiskan dua musim terakhir bersama Brisbane Bullets di NBL Australia sebelum pensiun. (*)
Foto: The Pick and Roll