Nikola Jokic menjadi sorotan dalam Olimpiade Paris 2024. Reaksinya berbeda saat “hanya” meraih perunggu dibandingkan menjadi juara NBA. Dalam sesi jumpa media pada Kamis (26/9) waktu setempat, Jokic memberikan penjelasannya.

“Rasanya mirip dalam hal yang berbeda. Memenangkan sesuatu untuk pertama kalinya bagi bersama organisasi dan saya sendiri. Dan tentu saja, bermain dengan tim nasional,” kata MVP NBA tiga kali itu.

Jokic mengantar Denver Nuggets menjadi juara NBA 2023. Pertama kalinya dalam sejarah waralaba yang masuk NBA pada 1976 itu. Tapi reaksi Jokic cenderung santai. Bahkan ia ingin segera kembali ke Serbia dan berniat melewatkan pawai juara di Denver.

Reaksi itu sangat berbeda di Olimpiade. Serbia menang atas Jerman di perebutan medali perunggu. Jokic terlihat sangat bahagia. Ia bahkan menyalami tim Jerman setelah pertandingan.

Usai Olimpiade, Jokic terlihat berpesta merayakan medali Olimpiade tersebut. Meski bukan emas, nyatanya perunggu sudah membuat Jokic “menggila”. Pemain berusia 29 tahun itu bahkan memberikan seluruh rekan setimnya jam tangan mewah.

Perbedaan sikap Jokic itu membuat penggemar bereaksi di media sosial. Mereka berkelakar Jokic sebenarnya membenci NBA. Bahkan pacuan kuda lebih menarik bagi Jokic daripada bermain di liga bergengsi sedunia itu.

“Itu emosi dan perasaan yang unik. Pada dasarnya, bermain dengan teman-teman yang tumbuh bersama Anda. Bermain melawan mereka sajak Anda berusia 13, 14, 15 tahun dan mengenal mereka sejak saat itu. Sekarang Anda masuk timnas di Olimpiade melawan tim-tim terbaik di dunia. Seperti itulah perbedaannya,” ungkapnya.

Serbia menjadi tim yang menyulitkan Amerika Serikat di Olimpiade Paris 2024. Serbia memang kalah dua kali, tiga dengan uji coba sebelum turnamen. Mereka di Grup C dan bertemu lagi di semifinal.

Saat di semifinal itu, Serbia nyaris menjadi tim yang mengalahkan AS. Serbia sempat unggul 17 poin. Dengan adanya Stephen Curry dan LeBron James, AS berhasil membalikan keadaan di kuarter keempat dan merebut kemenangan 95-91.

“Kami melakukan comeback terbesar dalam sejarah Olimpiade saat melawan Australia. Tentu saja kami bermain sangat bagus melawan AS. Kami melakukan perayaan yang heboh di Serbia dengan teman-teman saya di sana. Saya akan mengingat momen itu,” imbuh Jokic. (rag)

Foto: Getty Images

Komentar