Di tengah persaingan ketat di sektor ritel, justru bos Nike akan mengundurkan diri bulan depan. Kabarnya dia akan memberi jalan bagi seorang veteran perusahaan untuk menggantikannya sebagai pemimpin perusahaan pakaian olahraga terbesar di dunia.
Dalam sebuah pernyataan, Nike mengatakan John Donahoe akan pensiun pada tanggal 13 Oktober, dan tetap menjabat sebagai penasihat hingga awal tahun depan untuk memastikan transisi berjalan lancar. Penggantinya adalah Elliott Hill, yang pensiun dari perusahaan empat tahun lalu setelah menjabat sejumlah peran kepemimpinan senior di Eropa dan Amerika Serikat.
Donahoe bertanggung jawab untuk meningkatkan kehadiran daring Nike, serta mendorong lebih banyak penjualan langsung dari pelanggan alih-alih bermitra dengan toko lain di High Streets atau di pusat perbelanjaan. Ia bergabung dengan dewan perusahaan pada tahun 2014 sebelum mengambil peran sebagai kepala eksekutif pada tahun 2020. Masa jabatannya penuh tantangan dengan perubahan besar dalam lanskap ritel selama pandemi dan inflasi yang melonjak pada tahun-tahun berikutnya.
Pada bulan Juni 2024, Nike mengatakan pihaknya memperkirakan penurunan mengejutkan sebesar 10 persen dalam pendapatan kuartalan, karena menghadapi persaingan yang semakin ketat dari pesaing baru seperti On dan Hoka.
Berita tersebut menyebabkan saham Nike anjlok lebih dari 12 persen dalam perdagangan setelah jam kerja, yang dapat berarti kerugian sebesar AS$15 miliar dalam nilai pasar. Perusahaan pakaian olahraga terbesar di dunia itu juga memberi tahu investor bahwa mereka menghadapi melemahnya permintaan di pasar internasional, termasuk di Tiongkok.
Permintaan terhadap sepatu kets perusahaan tersebut telah menurun di pasar internasional seperti China dan harga saham perusahaan telah anjlok. Namun, saham naik lebih dari 9 persen dalam perdagangan setelah jam kerja, menyusul pengumuman bahwa Elliott Hill akan kembali ke perusahaan.
"Sekarang sudah jelas waktunya untuk melakukan perubahan kepemimpinan," kata Donahoe, seraya menambahkan bahwa Hill adalah orang yang tepat untuk jabatan tersebut dan ia berharap dapat melihat kesuksesannya di masa mendatang.
"Bersama tim kami yang berbakat, saya berharap dapat menghadirkan produk-produk yang berani dan inovatif yang membedakan kami di pasar dan memikat konsumen selama bertahun-tahun yang akan datang," tambahnya.
Strategi raksasa pakaian olahraga itu untuk menjual produknya melalui toko dan situs webnya sendiri, bukan melalui penjualan grosir seperti Foot Locker, merugikan penjualan, kata Reuters. Nike saat ini menjadi sponsor utama kaus di turnamen sepak bola UEFA Euro 2024, mengalahkan merek seperti Adidas dan Puma. Mereka mensponsori sembilan tim nasional sepak bola termasuk Inggris, Prancis, dan Portugal. (*)
Foto: BBC