Indonesian Deaf Basketball (IDB) akan tampil di Asia-Pacific Deaf Basketball, di Melbourne, Australia pada 21-29 September mendatang. Kompetisi ini adalah salah satu ajang yang menjadi pintu masuk ke Deaflympic di Tokyo, Jepang pada tahun 2025 mendatang.
"Tim Indonesia Deaf Basketball akan berpartisipasi di turnamen Asia-Pacific. Tiga besar di turnamen tersebut akan lolos ke Jepang tahun depan," kata pendiri Indonesian Deaf Basketball Joshua Prawiro. "Lolos atau tidak itu tidak masalah, semoga tim Indonesia Deaf Basketball mempunyai mental bertanding yang lebih baik, dengan turun ke turnamen internasional."
IDB didirikan satu tahun lalu untuk memberikan kesempatan kepada pebasket tuan rungu untuk menyalurkan bakatnya. Joshua berharap, kehadiran IDB bisa dikenal luas oleh masyarakat. Karena sedikit perbedaan antara pertandingan basket biasa dengan pebasket tuna rungu. Karena pemain tidak bisa mendengarkan peluit dari wasit, maka dilakukan dalam bentuk pengibaran bendera untuk menandakan terjadinya pelanggaran.
Pertandingan basket yang menampilkan pebasket tuna rungu memang masih jarang. Tapi itu bukan berarti para pebasket itu tidak punya kesempatan untuk meraih prestasi hanya karena keterbatasannya itu," ungkap Joshua.
Joshua berharap semakin banyak pebasket tuna rungu yang bergabung dengan Indonesian Deaf Basketball. IDB berdiri pada Agustus 2023. Para pebasket tuna rungu melakukan latihan rutin setiap Rabu dan Sabtu. Ada dua kategori yaitu pebasket tuna rungu elit dan senior. Untuk kategori elit yang merupakan kelompok umur 14 hingga 25 tahun berlatih di Gandaria. Sedangkan kelompok senior yang merupakan kelompok umur 25 hingga 30 tahun melakukan latihan di Delima Scholl Kemang. (*)
Sumber berita dan foto: IDB