Gemerlap Olimpiade Paris 2024 ternyata masih menyisakan sisi gelap. Cerita kali ini datang dari Diaba Konate. Pemain basket wanita asal Prancis yang tidak bisa membela negaranya di Olimpiade, hanya karena dia berhijab. Faktanya, FIBA tidak melarang penggunaan hijab. Namun Diaba Konate terkendala aturan dari negaranya sendiri.
Federasi Bola Basket Internasional (FIBA), organisasi yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss yang mengatur olahraga di seluruh dunia, pada tahun 2017 membatalkan larangan global terhadap jilbab yang dikenakan oleh beberapa wanita muslim.
Masalahnya aturan tersebut tidak diikuti oleh Federasi Bola Basket Prancis (FFBB), tidak mengikuti langkah tersebut. Mereka memilih untuk menerapkan hukum negara tersebut tentang sekularisme, yang melarang penggunaan simbol atau pakaian yang mengekspresikan afiliasi keagamaan di sekolah umum dan lembaga lain yang terkait dengan negara.
"Aturan di Prancis yang membuat saya tidak bisa bermain," kata Konate.
Padahal pemain 23 tahun tersebut, sudah berjuang larangan hijab di Prancis dalam cabang sepak bola, basket, dan voli, baik di level profesional maupun amatir, dibatalkan. Tetapi upaya ini tampaknya sulit untuk mendapatkan respons positif. Para aktivis mengatakan larangan hijab di Prancis tidak hanya diskriminatif. Larangan ini juga secara efektif mencegah wanita dan anak perempuan muslim berpartisipasi penuh dalam olahraga, rekreasi, atau karier, dan pengecualian ini dapat berdampak negatif pada kehidupan mereka, termasuk kesehatan mental dan fisik mereka.
"Sangat membuat frustrasi karena tidak dapat mewakili negara saya atau bermain basket hanya karena identitas agama saya sebagai wanita Muslim yang memilih mengenakan jilbab," kata Konate. "Saya tidak dapat sepenuhnya mengekspresikan keyakinan saya dan mengejar aspirasi atletik saya."
Sekadar informasi bahwa Diaba Konate pernah bermain untuk tim nasional Prancis U-18, yang dengannya ia memenangkan dua medali perak dan satu medali emas. Jauh sebelum larangan hijab dalam olaraga di Prancis diberlakukan.
Diaba Konate dinobatkan sebagai pemain bertahan terbaik tahun ini oleh konferensi basket perguruan tinggi NCAA Big West pada tahun 2023-2024. Pada tahun terakhirnya bermain untuk University of California, ia mencetak rata-rata 7,5 poin, 2,4 rebound, dan 3,7 assist per pertandingan. Konate, yang lahir dan dibesarkan di Paris, memiliki persentase tembakan gratis yang tinggi, serta memiliki naluri yang baik dalam mencuri bola. Beberapa penggemar bola basket menganggapnya sebagai bintang yang bersinar dalam turnamen NCAA Women's March Madness.
Namun, yang tidak bisa dilakukan Konate sekarang adalah bermain basket di negaranya sendiri, termasuk untuk tim nasional Prancis selama Olimpiade Paris 2024. Dan itu karena dia mengenakan hijab. (*)
Foto: Arab News