IBL mulai memberlakukan salary cap pada musim ini. Setiap tim memiliki batas maksimal Rp10 miliar untuk gaji pemain. Satria Muda Pertama Jakarta membuka kartu. Mereka mengeluarkan Rp11,3 miliar untuk gaji pemain pada IBL 2024.

Satria Muda melalui Manajer Theodore Wira Adi mengungkapkan bahwa mereka kelebihan Rp1,3 miliar dari batas salary cap. Jumlah pengeluaran Satria Muda mengalami kenaikan. Sebelum mengganti seluruh pemain asing, total gaji pemain Satria Muda adalah Rp9,3 miliar.

“Di satu sisi kami mau playing by the rules. Makanya kami berakhir dengan Rp9,3 miliar. Tapi kami akui hasil kami nggak bagus di awal-awal. Karena hasil kurang bagus, kami perlu upgrade kualitas pemain,” kata Theo dalam Satria Muda Goes to Playoff pada Selasa (3/7) di NOICE Space, Jakarta itu.

Dalam aturan IBL, ada ruang tambahan Rp2 miliar bagi tim yang melebihi salary cap. Namun ada konsekuensinya. Mereka yang kelebihan harus membayar penalti sebesar kelebihan tersebut.

Nantinya penalti itu akan didistribusikan untuk tim-tim lain. Jika lebih dari Rp2 miliar, konsekuensinya lebih besar. Tidak hanya membayar penalti. Tapi poin tim tersebut akan dikurangi pada musim berikutnya.

Pada awal musim, Satria Muda memainkan Jarred Shaw, Michael Henry, dan Curtis Davis III. Tetapi hasilnya tidak memuaskan. Bahkan sempat kalah untuk pertama kalinya dari Satya Wacana. Satria Muda sempat mendatangkan Armando Kaize di tengah musim. Hasilnya masih tak kunjung maksimal.

Buntutnya, Satria Muda mengganti pelatih Manuel Garces. Youbel Sondakh kembali menjadi kepala pelatih. Satria Muda juga melakukan perombakan seluruh pemain asing. Mulai dari mendatangkan Reynaldo Garcia, Elgin Cook, dan Artem Pustovyi. Kini Satria Muda di posisi empat besar dengan rekor 17-7.

Satria Muda mengambil konsekuensi untuk membayar penalti sebesar Rp1,3 miliar itu. Sebab, mereka mempertimbangkan persaingan. Ada Dewa United, Pelita Jaya, hingga Prawira yang dirasa memiliki pemain asing level tinggi.

“Kami tidak tiba-tiba punya iden jor-joran pemain kelas dunia. Tapi dengan tren belanja (pemain) seperti ini, kalau mau compete sama tim lain yang contender juara, harus spending di level yang sama. Punya pemain kaliber yang sama,” lanjut Theo.

“Secara psikologis saya rasa malah pemain kami kepercayaan dirinya lebih baik. Sebab, mereka didampingi pemain top kelas dunia. Sama seperti kenyamanan Kaleb (Ramot Gemilang) di Dewa United yang bermain dengan Gelvis (Solano), Lester (Prosper), dan teman-temannya,” imbuhnya. (rag)

Foto: IBL

Komentar