Pacific Caesar Surabaya musim ini membuktikan dominasinya atas Stapac Jakarta. Pada pertemuan kedua yang berlangsung di GOR UNY Yogyakarta tadi malam (26/1), Pacific menang tipis 68-65. Center asing Pacific Anton Davon Waters masih berperan besar dalam kemenangan ini.
Pacific memulai laga dengan sangat baik. David Seagers dan kawan-kawan unggul sementara 22-15. Poin terbanyak datang dari Hardian Wicaksono yang berhasil memasukkan 2 dari 5 percobaan tripoin. Total, Hardian mengoleksi delapan angka di kuarter pertama, terbanyak di antara para pemain Pacific lainnya.
Keunggulan tujuh angka di kuarter pertama terlalu mahal bagi Pacific. Waters sudah melakukan tiga kali pelanggaran personal (foul) dan terpaksa didudukkan di bangku cadangan sepanjang kuarter kedua. Situasi ini dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Stapac.
Tanpa Waters, khususnya saat bertahan, Stapac leluasa mencetak angka. Saat menyerang, Pacific pun tidak punya gebrakan di bawah ring. Pada kuarter ini, akurasi Stapac pun membaik menjadi 38 persen dari semula hanya 33 persen di kuarter pertama. Stapac mencetak 19 angka di kuarter kedua dan berbalik unggul 34-28. “Saya lihat David Seagers mulai emosional di kuarter kedua akhir, makanya saya tarik keluar,” komentar kepala pelatih Pacific Kencana Wukir yang sudah mengantisipasi strategi baru Stapac dan masih mampu memberikan jawaban perlawanan.
Center Pacific Davon Waters kembali lagi di awal kuarter ketiga. Meskipun bermain lebih hati-hati, khususnya saat bertahan, Waters tetap sangar saat menyerang. Melalui aksi-aksi di bawah ring, Waters langsung menambah empat angka dan membawa Pacific kembali menempel ketat Stapac.
“Ketika kembali ke lapangan di kuarter ketiga, saya tahu saya harus tampil lebih berenergi,” kata Waters.
Pergerakan Waters di bawah ring mulai memakan korban. Satu menit menjelang kuarter ketiga usai, center Stapac Kore White harus menghentikan Waters dengan pelanggaran. Ini adalah pelanggaran personal keempat White alias foul trouble. Kore White ditarik keluar, dan dalam satu menit terakhir tersebut Pacific berhasil memanfaatkan situasi untuk kembali mendekat. Akhir kuarter ketiga, Stapac hanya unggul satu angka, 51-50.
Dua angka dari Seagers di awal kuarter terakhir membawa Pacific berbalik unggul 52-51. Kejar-mengejar angka terjadi di kuarter terakhir. Saat laga menyisakan waktu 1 menit 21 detik, Isman Thoyib harus meninggalkan lapangan karena akumulasi lima kali pelanggaran.
Walau demikian, perlawanan Stapac belum usai. Tembakan tripoin Andakara Prastawa di sisa 54 detik laga membuat Pacific hanya unggul 66-65. Sebuah unsportsmanlike foul yang dilakukan pemain Stapac Abraham Damar Grahita di sisa 18 detik laga dimanfaatkan dengan baik oleh David Seagers yang mengeksekusi dua tembakan gratis dengan sempurna.
“Saya rasa momentum kebangkitan Pacific terjadi saat Hardian Wicaksono memasukkan tripoin keempatnya. Ditambah unsportsmanlike foul Bram (Abraham), situasi bertambah buruk bagi kami,” jelas asisten pelatih Stapac A.F. Rinaldo. “Secara keseluruhan, permainan tim kami cukup baik. Kami mengakui keunggulan Pacific, tapi masih ada kesempatan lagi nanti. Khususnya di playoff.”
Pemain Stapac Dominique Williams masih menjadi ancaman nyata bagi setiap lawan. Dom, sapaan akrabnya, mencetak 24 poin dengan akurasi 42,8 persen. Kore White yang menurut A.F. Rinaldo masih belum menemukan permainan terbaiknya seperti saat ia membela Pelita Jaya musim lalu mengumpulkan 12 poin, 8 rebound dan 4 asis.
Waters mengumpulkan poin terbanyak bagi Pacific. Pemain yang masuk di tengah musim ini mencetak 19 poin dan 12 rebound. David Seagers tetap meneror dengan 17 poin, 13 rebound dan 4 asis. Sementara Hardian mengumpulkan 14 poin. Akurasi tripoin Hardian tadi malam mencapai angka 45 persen. Penampilan yang cukup baik juga diberikan Nuke Saputra yang mencetak sembilan angka. (*)
Foto: Alexander Anggriawan