Diana Taurasi pertama kali dipanggil ke tim nasional senior Amerika Serikat 20 tahun lalu. Saat itu dia masih di UConn, dan sudah harus bersiap untuk Olimpiade pertamanya. Kini, Taurasi menjadi salah satu veteran yang menjembatani era menarik dalam bola basket putri. Dia juga sedang dalam perburuan untuk mendapatkan medali emas Olimpiade keenam dalam kariernya.
"Yang pertama selalu yang paling seru. Tahukah Anda, saya baru saja lulus kuliah, saya yang termuda di tim dan semuanya masih baru," kata Taurasi. "Saya sangat senang berada di sana."
"Tapi sekarang benar-benar sebuah perubahan. Kadang-kadang saya makan siang dengan para pelatih, karena usia saya lebih dekat dengan mereka, dan itu cukup lucu. Tapi mereka adalah pemain-pemain muda yang hebat, dan mereka adalah pemain bola basket yang luar biasa."
Diana Taurasi telah memenangkan tiga gelar juara perguruan tinggi, tiga gelar WNBA, dan lima medali emas Olimpiade. Setara dengan rekannya, Sue Bird. Keduanya mencetak rekor medali terbanyak yang pernah diraih oleh seorang pemain bola basket.
"Dia (Diana Taurasi) melihat segalanya di setiap pertandingan, telah melakukan segalanya di setiap pertandingan, setiap skenario," kata kepala pelatih timnas Amerika Serikat, Cheryl Reeve.
Kini setelah Sue Bird pensiun, Taurasi terbang ke Paris sebagai ketua tim. Reeve tahu, Taurasi bisa diandalkan saat talenta baru yang menarik bergabung dengan tim. Pribadinya yang tenang akan sangat penting, karena timnas putri Amerika Serikat menghadapi tekanan berat, untuk memenangkan medali emas kedelapan berturut-turut.
"Dibutuhkan banyak pengorbanan. Dibutuhkan banyak hati. Ada sesuatu dalam mengenakan jersei ini yang bisa mengeluarkan sisi terbaik Anda sebagai rekan satu tim, sebagai atlet, sebagai pelatih. Dan, hal-hal itu tidaklah mudah. ââDan kami akan mencoba melakukannya lagi," jelas Taurasi.
Jika dia bisa membantu tim Amerika Serikat memenangkan gelar juara, maka Diana Taurasi dia akan mendapatkan medali emas Olimpiade terbanyak dari pemain bola basket mana pun dalam sejarah.
Salah satu momen yang diingat Taurasi dalam perjalanannya sebagai seorang pemain basket adalah ketika pelatih UConn kala itu, Geno Auriemma memanggilnya ke kantornya, setelah dua seniornya cedera.
"Dia mengatakan kepada saya, 'Tidak ada usia untuk menjadi hebat.' Jadi, sekarang di usia 41 tahun, saya selalu berkata pada diri sendiri, 'Tidak ada usia untuk menjadi hebat'," pungkasnya. (*)
Foto: Bussiness Insider