Nama Andrie Ekayana alias Yayan mesti sudah tidak asing lagi di telinga penggemar bola basket Indonesia, terutama bagi mereka yang setia mengikuti liga sejak era NBL Indonesia. Nama pemain satu ini sudah malang-melintang di kancah bola basket nasional. Ia pun berkali-kali masuk ke skuat tim nasional Indonesia yang berlaga di berbagai kejuaraan internasional.

Memasuki musim baru, Yayan—yang sebelumnya main di BSB Hangtuah Sumatera Selatan—kini bergabung dengan Pelita Jaya Jakarta. Padahal setelah musim 2017 lalu selesai, ia santer dikabarkan akan pensiun. Namun, rupanya cerita menjadi lain ketika Fictor Roring, penasehat Pelita Jaya, mengajaknya bergabung ke tim juara bertahan.

Yayan lantas menerima pinangan Fictor Roring. Ia bergabung dengan Pelita Jaya bersama nama-nama baru seperti Xaverius Prawiro, Valentino Wuwungan, Gabriel Batitusta, dan Reggie Mononimbar. Namun sayang, ia harus menepi karena cedera di awal musim. Ia baru bisa tampil di IBL Seri V Surabaya melawan Bank BPD DIY Bima Perkasa, Minggu 21 Januari 2018. Saat itu ia bermain selama lebih dari 14 menit, mencatatkan 6 poin, 4 asis, 2 rebound, dan 1 steal. 

Mainbasket kemudian mewawancarai Yayan seusai laga debutnya. Ia tampak senang bisa kembali ke lapangan. Saat itu kami tidak hanya membicarakan kondisinya, tetapi juga soal alasan mengapa ia mengurungkan niatnya untuk pensiun. Simak wawancara kami bersamanya.   

Pertandingan ini merupakan debut Mas Yayan bersama Pelita Jaya. Kira-kira seperti apa penilaian Mas Yayan soal laga ini?

Ya, masih ada kekurangan yang harus saya benahi selepas pemulihan dari cedera, terutama visi bermainnya.

Soal feeling?

Visi, sih, kalau saya bilang. Saya belum bisa melihat posisi teman, posisi lawan, apa yang harus saya lakukan. Pengambilan keputusannya kadang telat karena visinya belum dapat.

Memangnya cedera apa di awal musim?

Lutut. Ada tulang tumbuh yang harus dikikis. Saya tidak tahu itu tumbuhnya sejak kapan. Waktu datang ke Pelita Jaya, ikut latihan, terus ada keluhan bengkak. Tidak sakit sebenarnya, hanya bengkak saja. Pas dilihat ternyata ada tulang tumbuh.

Pemulihannya bagaimana?

Operasi. Operasi lalu penguatan sekitar satu setengah bulan sampai dua bulan.

Penguatannya seperti apa?

Banyak, ya, seperti datang ke gym. Paling banyak memang di gym. Dua bulan itu satu setengah (bulan) di gym, dua minggu di lapangan, baru diizinkan ikut bermain.

Berarti prosesnya cukup panjang, ya? Setidaknya memakan waktu separuh musim.

Iya itu, saya juga tidak bisa memaksakan.

Oh ya, ini merupakan tim baru Mas Yayan di liga. Memangnya apa yang ingin Mas Yayan berikan untuk tim ini, apalagi sebentar lagi Playoff?

Saya berusaha untuk melihat kebiasaan rekan-rekan satu tim saya di lapangan. Apa yang mereka suka, bola-bola apa yang bisa saya kasih ke mereka, jadi saya berusaha mengenali satu per satu. Memang telat juga sebenarnya, tapi itu satu-satunya cara supaya saya bisa cepat gabung. Saya harus menyesuaikan mereka, bukan mereka yang menyesuaikan saya.

Nah, Pelita Jaya juga punya kombinasi pemain muda dan veteran yang cukup solid. Apa pendapat Mas Yayan soal ini? Apalagi Pelita Jaya belum pernah kalah.

Dibilang menguntungkan sebenarnya tidak, soalnya kami selalu ingin menjadi tim yang selalu siap. Justru kami ini tengah menjadi tim yang paling teruji. Jadi, pertandingan-pertandingan yang susah seperti lawan Pacific, lawan Satria Muda, lawan Aspac, termasuk hari ini menang tidak gampang, lawan itu menguji kami. Istilahnya dengan pemain yang ada sekarang jangan sampai kendor. Tim lain itu sedang ingin mengalahkan kami.

Apa yang bisa Mas Yayan berikan kepada pemain muda?

Saya kira kalau soal skill ada tugasnya masing-masing. Sudah ada pelatihnya kalau soal teknik segala macam. Hanya saja soal visi dan misinya di lapangan itu jadi salah satu bagian saya di lapangan. Saya sering beri masukan. Saya terbuka jika mereka ada masalah di lapangan. Misalnya, mereka bilang, “Kalau posisi seperti ini saya kesulitan, saya harus melakukan apa?” Nah, di situ saya kasih tahu. Masukan-masukan seperti itu.

Di awal musim saya sempat dengar Mas Yayan akan pensiun. Itu benar?

Benar, saya sudah enam bulan tidak main basket.

Apa yang membuat Mas Yayan kembali musim ini?

Fictor Roring waktu itu menawari saya. Saya pernah bekerja sama dengan Coach Ito (sapaan Fictor Roring), tapi hanya di timnas saja. Di tim profesional belum. Saya pikir ini waktunya. Kapan lagi kesempatannya. Lagipula ini tim besar juga.

Ketika Coach Ito menawari duluan, saya merasa kapan lagi kesempatannya. Kapan lagi bekerja sama dengan beliau di klub. Akhirnya saya bergabung dengan beliau.

Apa yang seorang Fictor Roring inginkan dari Mas Yayan?

Beliau ingin saya melakukan tugas saya seperti di timnas 2015. Beliau ingin saya memberikan...apa, ya? Kestabilan. Main yang stabil saja.

Maksudnya?

Kehadiran saya memberikan kestabilan di tim ini. Itu maksudnya. Di lapangan bisa menenangkan yang sedang main. Kalau lagi di bench saya bisa kasih motivasi ke pemain lain.

Mas Yayan sampai kapan mau main basket?

Ini musim terakhir saya. Saya sepertinya tidak akan main lagi.

Berapa tahun di sini?

Satu tahun, tapi saya memang belum tahu. Untuk saat ini saya fokus dulu.

Kira-kira di tahun terakhir ini bakal juara? Peluangnya sejauh apa?

Pasti, Pelita Jaya punya peluang besar. Sekarang kami punya tantangan dari tim-tim seperti Satria Muda. Mereka juga cukup baik. Akan tetapi, peluang masih terbuka lebar. Jadi, saya rasa kalau kami tetap konsisten—yang saya bilang tadi tidak lengah atau kendor—peluang juara itu besar.

Siapa kompetitor terbaik di liga musim ini?

Saya tidak bisa sebut spesifik, tapi kalau boleh sebut tiga tim: Satria Muda, Pacific, sama Stapac.

Foto: Hari Purwanto  

Komentar