Bima Perkasa Yogyakarta mengamankan kemenangan ketiga mereka musim ini dengan mengalahkan Pacific Caesar Surabaya 83-78. Pertemuan terakhir kedua tim di musim reguler ini berlangsung serupa dengan pertemuan pertama, sengit. Buktinya, kedua tim tak mampu membuka jarak sampai dua digit poin. Bahkan, situasi masih imbang di angka 69 saat gim tersisa tidak sampai lima menit. 

Dari sini Bima Perkasa berhasil mengambil momentum lewat laju (9-0). Meski Pacific lantas coba mengejar, faktor banyaknya turnover dan banyaknya foul membuat upaya mereka terus terhalang. Pacific melakukan tiga turnover dan membiarkan Bima Perkasa mendapatkan delapan tembakan gratis (masuk 6). 

Pacific membuat total 16 turnover yang mampu dikonversi menjadi 14 poin oleh Bima Perkasa. Perbedaan lain kedua tim adalah akurais tripoin. Bima Perkasa ada di angka 40 persen (9/20), sementara Pacific hanya 23 persen (4/17). Empat tripoin masuk Pacific datang dari tiga pemain. 

Brandis Ross memimpin Bima Perkasa dengan 30 poin, 5 rebound, dan 8 asis dari 11/24 tembakan. Ross memasukkan 6/11 tripoi, jumlah masuk yang lebih banyak dari Pacific secara tim. Garrius Holloman menyusul dengan 24 poin dan 4 rebound. Bantuan besar dari barisan lokal datang melalui Handri Santosa yang membukukan 11 poin selama 30 menit. 

Keljin Blevins memimpin perlawanan Pacific dengan 30 poin, 4 rebound, 5 asis. Blevins memasukkan 10/21 tembakan dan 9/11 tembakan gratis. Stephen Hurt jadi pendulang angka digit ganda selanjutnya dengan dobel-dobel 20 poin, 15 rebound, plus 7 asis. Pacific secara keseluruhan menembak 10/18 dari tembakan gratis. Selain Blevins, satu tembakan gratis masuk lainnya datang dari Jaylyn Richardson melalui 1/5. 

Hasil ini membuat Bima Perkasa menyapu bersih Pacific. Rekor Bima Perkasa kini (3-13) sedangkan Pacific (1-14). Ini adalah kekalahan kesembilan beruntun Pacific. Lusa, Bima Perkasa akan coba mempertahankan momentum menghadapi Prawira Harum Bandung. Pacific sendiri masih akan jadi tamu di laga selanjutnya kala menyambangi markas Kesatria Bengawan Solo, tubin. (DRMK)

Foto: IBL Indonesia 

Komentar