Menjadi sebuah kebanggan bila sebuah merek menunjuk seorang atlet untuk berkolaborasi. Pencapaian dan kontribusi atlet tersebut telah diperhitungkan sebagai yang terbaik di antara yang lain. Tak hanya itu, pengakuan akan kapasitas dan kemampuan pemain tersebut telah diakui oleh penggemarnya. Itulah yang dirasakan bintang Oklahoma City Thunder, Paul George.

Tantangan baru hadir ketika ia disejajarkan dengan pemain-pemain kolaborator Nike Basketball lainnya. Status tersebut membuatnya harus punya “signature shoes” yang tak kalah mentereng dengan LeBron James, Kyrie Irving, dan Kevin Durant. Demi meraih itu semua, George merilis kolaborasi keduanya bernama Nike dengan nama Nike PG2.

George tak menggarap sepatu ini sendirian. Ia dibantu desainer Nike yang juga koki di balik siluet PG1, Tony Hardman. “Menjadi bagian dari kultur yang ada di Nike Basketball adalah tantangan yang berat. Anda harus punya ciri khas di jalan yang ditempuh,” kata Hardman kepada Nike News.

Tugas utama Tony Hardman adalah menunjukkan bahwa sepatu Paul George mampu bertahan bahkan dalam keadaan paling keras sekali pun. “Saya akan menjadi tangan kanan George perihal sepatunya bersama Nike dan menjadikan sepatunya jadi salah satu faktor kegemilangannya berkarir. Itu impian saya. Nantinya, biarkan performa sepatu ini jadi bukti kualitasnya,” imbuh Hardman.

Dari visi-misi tersebut, maka George dan Hardman merumuskan lima visi utama pembuatan Nike PG2:

Visi 1: Menitikberatkan pada Hobi dan Ambisi Paul George

Di antara para pemain NBA professional lain, George menganggap dirinya adalah seorang penggila game. Konsol favoritnya adalah Play Station (PS) 4. Untuk itu, perkenalan pertama Nike PG2 menggandeng konsol terkenal itu. George telah lama ingin menggabungkan dua dunia: video game dan basket.

“Saya dulu sangat suka mengoleksi pernaik-pernik dari konsol Play Station. Ayahku membantuku mencarinya dari berbagai sumber. Hingga pada suatu malam Natal, saya membuka kado yang berisi Play Station 2. Saya amat senang. Sejak saat itu, saya tak pernah lepas dari benda ini,” ungkap George.

“Kami bekerja dengan tim dari Play Station 4. Satu hal yang paling keren adalah tiap sepatu memiliki kode tertentu. Bila kode itu dimasukkan ke dalam konsol, maka Anda akan menemukan grafis logo indah yang tersemat di lidah Nike PG2,” kata Hardman.

Visi 2: Menembus Batas Klasik dan Modern

Desain Nike PG2 terinspirasi dari desain klasik sepatu basket besutan Nike era 2000-an terutama dari bagian lidah. Akan tetapi, penempatan perekat tambahan (strap) dibagian atas membuat penampilannya terlihat lebih modern.

Kemudian untuk Nike PG2, Hardman menambahkan fitur baru bernama “dynamic wings”. Deengan fitur ini, George punya keleluasaan untuk mengatur kerapatan perekat tambahan. Sistem ini dibuat sedemikian rupa sehingga tak ada lagi keluhan mengenai tali perekat yang terlalu pendek atau panjang.

Visi 4: Langit Tak Menjadi Batas

Pemain kelahiran 1990 ini punya motivasi yang cukup terkenal di kalangan penggemarnya. Motivasi itu berbunyi “Jangan beritahu saya langit memiliki batas bila faktanya terdapat jejak kaki manusia di permukaan bulan”. Kalimat ini jadi motivasi utama George yang bertransformasi dari pemain jalanan di kota kecil Palm Dale menuju panggung gemerlap NBA.

“Saya sangat menyukai bermain basket. Dulu saya rela bangun lebih pagi untuk bermain basket di lapangan dekat rumah tanpa alas kaki,” kata George. Ia juga menambahkan bahwa ia sering melakukannya dengan tas berisi penuh bebatuan untuk meningkatkan tenaga melompatnya. “Saya sering melakukan hal gila demi memenuhi ambisi saya untuk bermain di level tertinggi,” imbuhnya.

Kini George tak perlu melakukan itu semua karena Hardman telah memberikan inovasi yang terinspirasi dari cara gila George berlatih semasa muda. “Kami menambah ukuran sol Zoom Air bagian depan sebesar 10 mm,” kata Hardman. Ketika melompat, momentum terbesar terjadi di bagian kaki bawah sebelah depan. Dengan penebalan bantalan Zoom Air ini, diharapkan mampu meningkatkan performa Paul George, terutama ketika melompat.

Visi 5: Diciptakan untuk Generasi Selanjutnya

Paul George dan Tony Hardman bertekad untuk membuat sepatu yang tak hanya cocok untuk George, tapi juga untuk pemain lain. Para pengguna Nike PG2 akan merasakan performa dari PG1 dengan inovasi yang ada di PG2. Perubahan signifikan akan Anda rasakan terutama dari traksi sol bawah.

“Saya sangat bersemangat untuk segera merilis sepatu ini dan melihatnya digunakan pemain lain. Nantinya, sepatu saya akan jadi bagian dari perjalanan karir mereka hingga mencapai level tertinggi. Itulah yang saya inginkan dari kolaborasi saya dengan Nike,” kata Paul George.

 

Sumber Foto: Nike Basketball, Slam, Sole Collector

Komentar