Setelah dinobatkan sebagai MVP NBA 2024, atau yang ketiga kalinya dalam empat musim terakhir, Nikola Jokic justru kurang suka dengan gelarnya kali ini. Hal tersebut berkaitan dengan posisi Denver Nuggets di playoff. Jokic memilih untuk tak jadi MVP tapi timnya juara, seperti tahun lalu. 

"Saya menyukai tahun lalu, di mana saya tidak memenangkannya (MVP), dan kami memenangkan kejuaraan," kata Jokic.

Dia mengatakan hal tersebut usai sesi latihan jelang Gim 3 melawan Minnesota Timberwolves. Nuggets sekarang tertinggal 0-2 di seri playoff putaran kedua. Sejarah juga menghantui Nuggets, karena menurut catatan NBA, dari 22 kali tim tuan rumah yang mengalami defisit 0-2 di playoff, hanya empat tim yang berhasil bangkit dan memenangkan seri tersebut. 

Catatan lain menyebutkan kalau Jokic dan rekan-rekannya belum pernah mengalahkan tim dengan 50 kemenangan atau lebih di seri playoff. Jadi kebangkitan Nuggets di Gim 3 akan membuat rasa percaya diri pemain kembali. Tentu saja, ini akan mengembalikan kepercayaan penggemar bahwa mereka bisa mempertahankan gelar juara di tahun ini. 

Jokic mencetak rata-rata 26,4 poin, 12,4 rebound, dan 9,0 asis dalam 79 pertandingan musim ini, dan mendapatkan gelar MVP dengan sekali lagi menjadi pemain paling dominan dalam hal analisis tingkat lanjut. Jokic tidak memiliki statistik fantastis dalam poin, seperti pesaing lainnya Shai Gilgeous-Alexander dan Luka Doncic. Namun pengaruhnya secara keseluruhan dan sifat integralnya terhadap kesuksesan Nuggets membuat para panelis yakin untuk memilihnya. 

Tapi jika Nuggets bisa menjadi juara, maka dirinya akan mencetak rekor yang langka. Karena kini semakin jarang melihat pemain memenangkan MVP musim reguler dan gelar NBA di musim yang sama. Pemain terakhir yang mencapai prestasi ini adalah Stephen Curry pada tahun 2015, setelah kemenangan MVP pertamanya berpuncak dengan kemenangan gelar NBA pertamanya. Sejak itu, kita telah melihat dua MVP tersingkir di babak pertama, termasuk Jokic dan Joel Embiid. (*)

Foto: ttownmedia.com

Komentar