Sudah menjadi rahasia umum bahwa permainan basket modern, khususnya NBA, sangat mengandalkan akurasi tembakan tripoin. Semua tim seakan berlomba-lomba untuk merekrut pemain dengan kemampuan tembakan jarak jauh ke dalam tim mereka. Tidak bisa dipungkiri perubahan ini salah satunya disebabkan oleh duo Splash Brothers Golden State Warriors, Stephen Curry dan Klay Thompson, yang merajai NBA dengan akurasi tripoin mereka.
Tripoin sekarang bisa dibilang sebagai persyaratan umum bagi semua pemain basket bila ingin menjadi seorang profesional, apalagi di NBA. Entah pemain tersebut berperan sebagai point guard atau center, semuanya harus memilki kemampuan menembak tripoin.
Hal tersebut juga berlaku bagi barisan rookie yang menghiasi NBA musim 2017-2018 ini. Dari sepuluh nama pertama yang terpilih, nyaris semuanya memiliki kemampuan menembak tripoin yang bisa dibilang cukup baik. Dari sepuluh nama tersebut, terselip nama satu center muda dari Finlandia bernama Lauri Markkanen.
Markkanen dipilih Chicago Bulls di urutan ketujuh secara keseluruhan setelah tim asal Chicago itu melakukan pertukaran pemain dengan Minnesota Timberwolves. Hak memilih Markkanen masuk dalam paket pertukaran Jimmy Butler ke Timberwolves.
Meski memilki kewarganegaraan Finlandia, Markkanen menghabiskan masa kuliahnya membela University of Arizona. Bersama dengan Arizona Wildcats, julukan kampus itu, Markkanen berkembang menjadi sosok center dengan tinggi tujuh kaki yang memiliki kemampuan menyerang di bawah ring dan tembakan jarak jauh yang sama baiknya. Rataan 15,6 poin dan 7,2 rebound per laga ia catatkan dalam 37 laga yang ia mainkan bersama Arizona Wildcats. Markkanen juga memilki akurasi yang cukup bagus, 42 persen tembakan tripoinnya masuk sementara secara keseluruhan ia memasukan 52 persen percobaan tembakannya.
Rataan dan akurasi yang mentereng tersebut ternyata masih dipertahankan oleh Markkanen hingga level NBA. Hingga laga ke-40 yang ia lakoni bersama Bulls, Markkanen masih menorehkan catatan yang nyaris serupa dengan masa kuliahnya: 15,5 poin dan 7,5 rebound per laga dengan 37 persen akurasi tripoin dan 42 persen akurasi keseluruhan tembakan. Dari sisi akurasi mungkin Markkanen mengalami penurunan, tapi itu cenderung karena ia mencoba lebih banyak tembakan dari masa kuliahnya. Bersama Wildcats dulu, ia mencoba empat tembakan per laga sementara besama Bulls ia rata-rata mencoba enam tembakan per laga.
Terbaru ada kabar gembira yang disajikan Markkanen. Namanya resmi masuk dalam buku sejarah NBA setelah ia memasukan tripoin ke-100 di laga ke-41 yang ia lakoni bersama Bulls saat melawan Miami Heat, Senin 15 Januari 2018 lalu. Itu adalah waktu tercepat yang dibutuhkan seorang pemain untuk mencetak seratus tripoin. Markkanen berhasil menggeser Stephen Curry yang sebelumnya memegang rekor tersebut dalam 58 laga. Markkanen lantas menjadi pemain yang berposisi non-guard kedua yang mencatatkan rekor ini setelah Dirk Nowitzki dengan 118 laga.
Markkanen masih berusia 20 tahun, masih banyak rasanya rekor-rekor lain yang akan ia pecahkan melihat gaya bermain yang selama ini ditunjukkan bersama Bulls. Konsistensi adalah kunci bagi Markkanen agar terus berkembang ke arah yang lebih baik di masa mendatang. Mari kita saksikan aksi-aksi menawan sang pemuda Finlandia, Lauri Markkanen.
Foto: clutchpoints.com