Nama Kai Jones sempat menjadi perbincangan hangat di penggemar NBA pada jeda musim baru lalu. Munculnya beragam videonya yang cukup aneh dan rangkaian cuitan Kai di X (sebelumnya bernama Twitter) membuat publik bertanya-tanya mengenai keadaanya. Situasi lebih buruk setelah Kai dilaporkan meminta ditukar oleh Charlotte Hornets yang akhirnya mengakhiri kontraknya begitu saja. 

Tidak ada satupun tim yang mau merekrut Kai setelah Hornets melepasnya. Diyakini, tidak ada tim yang siap menghadapi tingkah Kai kala itu. Pemain 23 tahun ini akhirnya fokus berlatih sendiri dan sempat bergabung dengan tim nasional negara asalnya, Bahama. 

Saat semuanya mulai membaik, Philadelphia 76ers datang menyambutnya. Sixers memberikan kontrak 10 hari untuk Kai yang membawanya kembali ke lingkungan NBA. Sixers lantas mengirimnya ke G League bersama Delaware Blue Coats untuk melihat perkembangannya. 

Situasi ini yang akhirnya membuat Kai mau terbuka ke publik. Dalam wawancara dengan Shams Charania dari The Athletic, Kai sedikit-banyak menjelaskan apa saja yang terjadi dalam hidupnya, utamanya di kisaran satu tahun terakhir. 

Kai Jones Delaware

"Buyut saya meninggal dunia pada Mei dan Juli. Mereka sangat dekat dengan saya. Situasi ini membuat saya berada di kondisi mental yang buruk dan berada di lingkungan NBA membuat saya semakin tidak bisa melepaskan diri dari situasi itu," buka Kai. 

"Bermain di NBA membuat Anda terus fokus pada pengembangan diri. Terbang ke sana-ke mari, hingga Anda terus pada situasi yang kurang lebih sama, terisolasi. Saya lantas berusaha mendorong semua orang jauh dari saya. Saya merasa tidak ada yang mengerti saya. Saya semakin mengisolasi diri. Posisis seperti itu membuat Anda terus berperang dengan suara-suara di kepala Anda".

"Saya sudah melihat lagi cuitan saya. Saya menulis banyak tentang bagaimana saya, bahwa saya begini, begitu, saya berusaha melawan suara di kepala saya dengan hal itu. Jujur kepada Anda (Shams), saya tidak mau mati. Buyut saya adalah orang pertama yang saya melihat dengan mata kepala saya sendiri meninggal karena usia. Saya tidak mau mati, saya ingin hidup selamanya. Banyak kebingungan di hidup saya kala itu," imbuhnya. 

Kai merasa sangat beruntung dengan Sixers membuka pintu utnuknya. Selain itu, ia juga menyadari bahwa situasinya dengan Hornets dan agensi, Klutch Sports sempat berantakan saat ia tidak stabil. Atas dua organsiasi tersebut, Kai pun memberikan apresiasinya. 

"Saya senang bisa kembali di sini, kembali bermain. Kontrak 10 hari ini adalah kesempatan yang harus saya manfaatkan dengan baik. Saya harus mempelajari semuanya baik-baik, pelan-pelan, satu per satu untuk memudahkan diri saya kembali ke NBA," tutupnya. (DRMK)

Foto: NBA/Getty Images

Komentar