Tidak ada yang percaya bahwa Golden State Warriors akan melepas Steve Kerr yang memasuki musim ini di tahun terakhir kontraknya. Meski kemungkinan itu tetap ada, terutama mengingat perjuangan tim di awal musim ini. Namun Warriors telah condong ke era Stephen Curry dengan menukar pemain inti masa depan, yaitu James Wiseman dan Jordan Poole, dengan merekrut kembali Draymond Green, dengan mengakuisisi Chris Paul, dan dengan merekrut pemain baru yang siap bermain. Sementara fakta baru diungkap oleh Klay Thompson bahwa Curry hanya mau bermain untuk Steve Kerr. Sehingga wajar kalau manajemen Warriors menyamakan durasi kontrak Kerr dengan Curry.

Stephen Curry belum berbicara dengan pelatihnya tentang laporan perpanjangan kontraknya. Ketika dimintai pendapatnya tentang kontrak baru Steve Kerr yang berdurasi dua tahun senilai 35 juta dolar Amerika, Curry memiliki pemikiran yang sama dengan orang lain.

"Itu (tahun) yang sama dengan kontrak saya," kata Curry sambil tersenyum sambil masuk ke dalam ruang ganti. "Saya baru menyadarinya."

Warriors berkomitmen mengejar gelar juara sementara Curry masih dominan. Dan, mereka ingin melakukannya bersama. Dipimpin oleh Kerr. Inilah yang mereka inginkan. Inilah sebabnya mereka tetap dipertahankan. Mereka ingin bersama Warriors sampai tiba waktunya untuk menggantung sepatu mereka. Hingga saat itu, mereka ingin Kerr menjadi pelatih mereka.

Manejemen Warriors tidak selalu merasa yakin tentang Kerr. Penanganannya terhadap pemain muda membuat manajemen frustrasi. Mungkin itu sebabnya Warriors baik-baik saja menghubungkannya dengan kontrak Curry. Sebab jika Curry gantung sepatu, Warriors mungkin lebih memilih memulai era baru dengan pelatih baru.

"Tidak," kata Thompson. "Selama Curry ada di sini, Steve Kerr juga harus tetap ada. Kerr tidak akan pergi dari Warriors. Karena Curry hanya mau bermain untuk Kerr."

Foto: Golden State of Mind

Ironisnya, perjalanan antara Kerr dan trio superstar Warriors dimulai dengan keraguan. Ketika Kerr dipekerjakan pada tahun 2014, Curry masih merasa kesal dengan pemecatan Mark Jackson, yang ingin dia pertahankan. Tepat ketika Warriors akhirnya menjadi bagus, ketika Curry merasa seperti dia telah selamat dari kekacauan di tahun-tahun pertamanya, Warriors menekan tombol reset.

Curry mengatakan pada saat itu dia akan tetap berpikiran terbuka tentang pelatih barunya. Apa yang terjadi selanjutnya membawanya dari NBA All-Star ke Hall of Famer. Pendekatan ofensif Kerr semakin memperkuat keahlian Curry. Dan, salah satu alasan mengapa hal ini berhasil, kata Curry, adalah bagaimana Kerr menangani transisi yang rumit tersebut. Dia tidak datang untuk mendirikan kerajaannya. Dia melakukan hal-hal kecil untuk menghormati apa yang telah mereka bangun.

Ini adalah tahun ke 10 mereka bersama sekarang. Chemistry mereka bersama menjadi semakin penting karena bakat dan kesehatan mereka perlahan-lahan menyaring tangan mereka yang terkepal seperti pasir. Berdasarkan kontrak, mereka sekarang mempunyai waktu tahun ini ditambah dua tahun lagi untuk mendaki tangga juara lagi.

Bagi Curry dan rekan-rekannya di Warriors, tahun-tahun terakhir masa jaya mereka lebih tentang kepercayaan dan kolaborasi daripada yang dipahami kebanyakan orang. Di liga yang semakin muda dan dirancang untuk mendorong mereka keluar, masuk akal bahwa ikatan yang dibangun akan lebih penting. Masuk akal jika mereka memercayai Kerr untuk mengelola sisa-sisa terbaik yang mereka miliki.

Itulah keahlian Kerr yang sebenarnya, dengan tulus percaya bahwa dia bermitra dengan bintang-bintangnya. Hubungan mereka dibangun atas dasar timbal balik. Saat ini, kecuali ada keadaan yang tidak terduga, tahun 2026 berpotensi menjadi tahun berakhirnya era tersebut. Artinya ada tiga kali playoff yang harus dilewati menuju cincin kelima. (*)

Foto: New York Post

Komentar