Selasa, 20 Juni 2017, menjadi awal terbentuknya sebuah komunitas bola basket di Depok, Jawa Barat. Kala itu Adhi Pratama (Pelita Jaya Jakarta) mengajak teman-temannya seperti Audy Bagastyo Arizanugra (Satria Muda Pertamina Jakarta) dan Airlangga Sabara (eks Hangtuah Sumatera Selatan) untuk membentuk komunitas yang dapat mewadahi gelora muda di Depok, sekaligus membangkitkan lagi animo basket di sana. Maka, ketiga pemain IBL ini pun akhirnya membentuk komunitas bernama Depok Nation bersama tiga orang lainnya.
Dewasa ini, Depok Nation semakin berkembang. Setidaknya ada 150 orang yang pernah ikut kumpul di GOR Hadi Mampang. Mereka latihan setiap Sabtu sore sekitar pukul 18.00 WIB sampai selesai. Hal itu membuat Adhi—sebagai salah satu pendiri komunitas ini—senang bukan kepalang.
Mainbasket lalu berkesempatan berbincang-bincang denga Adhi Pratama soal perkembangan Depok Nation ini. Kami juga membahas bagaimana komunitas ini bisa terbentuk pada mulanya. Belum lagi soal apa yang akan komunitas ini lakukan di masa depan.
Seperti apa perkembangan Depok Nation sekarang ini?
Bagus banget, sih, perkembangannya. Saya juga tidak menyangka bakal sebanyak ini. Setelah saya bikin—istilahnya—komunitas ini bareng teman-teman, peminatnya bertambah banyak. Anggotanya jadi banyak sekarang.
Saya, kan, menghimpun dari Whatsapp. Kami hitung dari grup Whatsapp itu ada sekitar 150 orang. Namun, itu tidak semua datang di tiap latihan. Paling kalau kami—yang pemain IBL (Indonesian Basketball League) ini—datang, mereka yang hadir bisa lebih dari 30 orang. Kalau kami sedang tidak bisa hadir, minimal yang datang ada 25 orang. Tidak pernah sepi.
Dari mana saja pesertanya?
Saya tidak membatasi siapapun untuk datang. Kalau memang mau datang, ya datang saja. Meski pun di sisi lain, target saya orang-orang Depok. Ini, kan, namanya Depok Nation. Komunitas ini dibuat untuk mewadahi anak-anak Depok. Namun, jika ada yang memang ingin bergabung, silakan datang saja. Sering juga ada yang datang dari luar kota. Kota-kota besar gitu. Saya malah lebih senang kalau banyak yang datang.
Memang kegiatannya tiap hari apa saja?
Tiap hari Sabtu sore. Seminggu sekali.
Syaratnya apa supaya bisa ikut Depok Nation?
Tidak ada syarat khusus, yang penting anaknya mau main basket. Kalau memang mau, ya tinggal datang saja. Kita latihan bareng.
Ada semacam iuran tidak?
Ada. Saya patok tiap orang itu Rp10 ribu per minggu. Itu untuk patungan bayar GOR sama beli bola atau apa. Istilahnya Rp10 ribu itu untuk perlengkapan juga.
Berarti sumber penghasilan untuk biaya operasional hanya dari situ?
Iya, dari situ. Waktu awal, sih, kami—saya, Egha (Audy Bagastyo Arizanugra), Angga (Airlangga Sabara) sama teman-teman lain—patungan supaya bisa menjalankan komunitas ini.
Sebelum ini berarti biaya awal hanya dari iuran para pendiri?
Iya, karena saya sendiri sudah komitmen sama komunitas ini. Saya komitmen dari awal. Mereka juga antusias ketika saya ajak bikin komunitas ini.
Misalnya ketika saya tidak bisa hadir, yang lain bisa hadir, ya sudah yang bisa saja yang hadir. Setiap ada kesempatan, saya pasti menyempatkan hadir untuk Depok Nation. Saya, Egha, sama Angga sudah komitmen soal itu bareng-bareng. Lagipula meski pun tidak ada kami, masih ada yang lain. Kami, kan, membentuk komunitas ini berenam. Ketika kami tidak ada, masih ada yang lain mengawasi.
Buat perlengkapan segala macam, itu kami patungan. Kami patungan pakai duit kami masing-masing. Yang penting komunitas bisa jalan dulu.
Sebenarnya komunitas ini ingin jadi komunitas yang seperti apa, sih?
Awalnya kami bikin komunitas ini supaya bisa jadi wadah anak-anak Depok. Saya, sih, pengen punya penerus. Jadi, saya harap ada anak-anak Depok yang jadi penerus saya, Egha, dan Angga buat jadi pemain profesional. Supaya anak-anak Depok bisa main di IBL.
Awalnya saya prihatin sama basket di Depok. Basket di sini seperti mati suri. Eh, bukan mati suri juga, tapi sudah mati dari lama. Kami ingin membangkitkan lagi animo basket di Depok, karena anak-anak di sini punya potensi. Dari size bagus-bagus, tapi tidak punya wadah untuk maju.
Dulu waktu zaman saya, zaman Egha dan lain-lain, kompetisi ada tapi tidak jelas juntrungannya. Seolah-olah basket di Depok itu hanya berjalan setengah-setengah. Sekarang saya bikin komunitas ini supaya jadi inspirasi anak-anak Depok supaya tidak kalah saing sama yang lain.
Omong-omong, kegiatan Depok Nation itu apa saja?
Game 5 lawan 5 saja sebenarnya, tapi kalau kami yang pemain IBL ini datang, biasanya suka ada semacam coaching clinic. Kami adakan acara bagi-bagi ilmu dan pengalaman. Bimbing anak-anak Depok supaya tahu seperti apa rasanya jadi pemain profesional. Kasih tahu benefit jadi pemain IBL dan segala macam.
Stereotipnya, kan, jadi atlet itu tidak menjanjikan. Padahal di basket itu beda. Buktinya kami bisa seperti ini, bisa kuliah sampai selesai, dapat beasiswa segala macam. Itu belum gaji segala macam. Itu yang tidak semua orang tahu.
Waktu itu saya lihat Depok Nation akan mengadakan semacam les privat?
Oh, itu sedang saya susun programnya. Sebenarnya saya ingin bikin semacam skill development untuk anak-anak Depok dan sekitarnya. Misalnya saya di posisi center, maka saya ajari tentang menjadi seorang center yang benar. Point guard bagian Egha. Angga, kan, bisa posisi dua dan tiga. Jadi, nanti dibagi-bagi per posisi secara privat.
Caranya bagaimana supaya bisa ikut privat?
Daftar saja dulu. Hubungi kontak yang tertera di Instagram @depoknation. Di sana, di bagian bionya, ada kontak yang bisa dihubungi.
Sebenarnya saya sedang meracik programnya. Ini baru program. Belum terealisasikan, karena saya masih menyusunnya. Saya ingin ini menjadi latihan privat, bukan latihan seperti di klub.
Sebenarnya saya tidak mau bikn klub. Soalnya kalau bikin klub itu harus berurusan sama Perbasi. Saya agak malas berurusan gitu. Saya juga tidak bikin akademi karena jatuhnya nantinya malah seperti klub.
Kira-kira biayanya berapa untuk privat?
Ada biayanya, tapi belum tahu. Kami masih menyusun programnya supaya ketahuan berapa biayanya, apa saja yang bisa kami kasih. Sejauh ini yang penting menyusun dulu program sambil menjalankan komunitas. Itu yang penting, jalan dulu terus komunitasnya.
Oke, kalau gitu saya sudahi sampai di sini obrolannya. Semoga Depok Nation terus sukses.
Oke, terima kasih banyak.
Baca juga: Adhi Pratama Bentuk Komunitas Basket di Depok
Foto: Dok. Depok Nation