Batas akhir bursa pertukaran pemain (Trade Deadline) NBA telah berlalu. Kamis, 8 Februari 2024, waktu setempat, dipastikan tidak ada lagi pertukaran pemain sampai Juli nanti. Yang ada adalah perekrutan pemain yang berstatus free agent, utamanya mereka-mereka yang putus kontrak (buyout). Dari pergerakan di hari-hari terakhir Trade Deadline, kami melihat beberapa tim yang melakukan pergerakan dengan baik, beberapa yang bisa dipertanyakan, dan barisan yang diam-diam saja.
Masuk kategori pertama untuk kami adalah New York Knicks yang bisa mendapatkan Bojan Bogdanovic dan Alec Burks hanya dengan mahar seadanya dari Detroit Pistons. Knicks hanya mengirim Quentin Grimes, Evan Fournier, Malachi Flynn, Ryan Arcidiacono, dan dua hak memilih ronde kedua. Hanya seorang Grimes yang tercatat memiliki menit bermain konsisten dan besar untuk Knicks musim ini. Fournier bahkan hanya bermain tiga kali sepanjang musim.
Boston Celtics juga menambal skuad mereka dengan mendatangkan Xavier Tillman dari Grizzlies dengan ganti Lamar Stevens dan dua hak pilih ronde kedua. Tillman sangat dibutuhkan untuk menjaga kedalaman posisi bigman seiring rentannya Kristaps Porzingis dan Al Horford. Memang masih ada nama Luke Kornet dan Neemias Queta dalam daftar pemain. Akan tetapi, Tillman punya kapasitas bermain yang berbeda. Salah satu kekuatan Tillman adalah kemampuannya membaca permainan sebagai fasilitator saaat menyerang. Ini penting untuk Celtics yang punya banyak opsi menyerang.
Dallas Mavericks pun bisa menjadi lebih baik dengan kedatangan sosok dua bigman, P.J. Washington dan Daniel Gafford. Sampai sekarang, tim asuhan Jason Kidd ini menjadi salah satu tim yang selalu punya bigman konvensional dalam komposisi pemain mereka. Musim ini, posisi tersebut jadi milik ruki, Dereck Lively II dan kurang punya pelapis. Gafford bisa jadi opsi yang tepat sedangkan PJ bisa memainkan peran yang di musim-musim sebelumnya dimainkan oleh Maxi Kleber sebagai stretch four. Paling utama, keduanya akan berfungsi mengamankan rebound untum tembakan dengan volume besar yang berasal dari dua bintang mereka, Luka Doncic dan Kyrie Irving.
Tim terakhir yang menurut kami tambah kuat setelah pertukaran adalah Suns yang mendatangkan David Roddy dari Grizzlies dan Royce O'Neale dari Nets. Keduanya adalah tipikal pemain yang dibutuhkan oleh Suns, kuat bertahan, rebound, dan tajam dari tripoin. Melepas Chimezie Metu, Keita Bates-Diop, Jordan Goodwin, Yuta Watanabe dan tiga hak pilih ronde kedua jelas harga yang sepadan untuk mendapatkan servis Roddy dan O'Neale.
Tim yang mendapatkan status biasa-biasa saja dari kami untuk pergerakan di Trade Dealdine ini adalah dua tim papan atas klasemen sementara Wilayah Timur, Philadelphia 76ers dan Milwaukee Bucks. Sixers mendatangkan Buddy Hield dari Indiana Pacers dengan mahar Furkan Korkmaz, Marcus Morris, dan tiga hak pilih ronde kedua. Untuk tim yang berjuang melaju lebih jauh di babak playoff, rasanya pergerakan ini bukanlah yang terbaik untuk mewujudkan hal tersebut. Bahkan, rasanya justru Pacers yang cukup beruntung dengan kesepakatan ini.
Buddy memang terkenal sebagai penembak tripoin yang baik. Namun, konsistensi dan juga mentalitas Buddy utmanaya di situasi-situasi genting masih belum teruji. Statistik mengamini hal ini seing dengan drastisnya naik-turun performa Buddy sepanjang musim ini. Rasanya,ini juga yang menjadi alasan Rick Carlisle, kepala pelatih Pacers, kerap menukar Buddy sebagai starter dan cadangan di beberapa kesempatan. Musim ini pun, rataan menit bermain Buddy turun drastis dari musim sebelumnya.
Pun demikian, keluarnya Buddy dari Pacers sudah kami prediksi sejak awal musim. Pacers memang berusaha untuk melangkah lebih jauh musim ini, namun bukan dengan Buddy. Mereka punya beberapa opsi untuk posisi Buddy seperti Bennedict Mathurin dan Aaron Nesmith yang lebih muda dan lebih masuk dalam skema permainan Pacers yang cepat dan terus menyerang. Hal ini semakin terbukti dengan keputusan Pacers untuk langsung memutus kontrak Korkmaz. Kemungkinan besar mereka akan coba menambal skuad dengan mencari pemain veteran di posisi bigman karena mereka sudah menambal posisi Buddy dengan mendatangkan Doug McDermott dari San Antonio Spurs.
Bucks melakukan pergerakan yang tak signifikan dengan menukar Cam Payne plus hak memilih putaran kedua untuk mendatangkan Patrick Beverley. Tampaknya manajemen Bucks baru menyadari betapa besarnya kehilangan Jrue Holiday di jeda musim lalu untuk mendatangkan Damian Lillard. Lillard jelas tak bisa mengisi lubang besar dalam pertahanan perimeter Bucks yang selama ini diamankan dengan baik oleh Holiday. Hal ini pula yang membuat Bucks kehilangan beberapa gim mereka musim ini terlepas dari serangan yang semakin tajam.
Kedatangan Beverley pun bisa membuat proses asimilasi Doc Rivers sebagai kepala pelatih baru Bucks bisa berjalan lebih cepat. Ini adalah tim ketiga di mana Doc dan Beverley bekerjasama dalam satu tim. Selain itu, kedatangan Beverley bisa membuat Bucks menggeser sosok Malik Beasley ke bangku cadangan untuk memperkuat pertahanan komposisi starter dan menambah kekuatan unit kedua. Kesepakatan ini memang bisa memperbaiki Bucks di sisa musim reguler, namun saya ragu mereka bisa melangkah jauh di Playoff.
Oklahoma CIty Thunder dan Minnesota Timberwolves yang sedang bersaing di papan atas klasemen sementara Wilayah Barat juga melakukan pergerakan di Trade Deadline ini, meski menurut kami tak signifikan. Timberwolves melepas Sahke Milton, Troy Brown Jr., dan hak pilih ronde kedua, untuk mendapatkan Monte Morris. Kesepakatan ini jelas adalah upaya Timberwolves untuk mengamankan unit kedua mereka atau skuad cadangan. Morris adalah garda veteran yang punya pengalaman di Playoff, hal yang mereka butuhkan untuk melaju jauh di Playoff.
Serupa dengan Timberwolves, pergerakan Thunder pun lebih menambal skuad untuk persaingan di Playoff nanti. Menyadari bahwa mereka adalah skuad termuda di antara tim-tim yang sedang ada di zona Playoff, Thunder ingin menambah pengalaman di skuad mereka dengan mendatangkan Gordon Hayward dari Charlotte Hornets. Sebagai gantinya, Thunder mengirim Tre Mann dan Davis Bertans, dua nama yang secara menit bermain musim ini memang tak banyak mendapatkan kesempatan.
Ini adalah musim ke-13 Hayward di NBA. Ia sudah nyaris merasakan semuanya sebelum cedera parah di 2018 mengubah perjalanan kariernya. Hayward adalah seorang All Star pada 2016 dan menjadi salah satu two-way player terbaik NBA musim itu. Ia pun sejatinya masih menunjukkan cara bermain yang sama, meski eksplosivitas tak lagi terlihat seperti dulu. Namun, itu bukanlah yang dibutuhkan oleh Thunder dari Hayward. Perkara eksplosif, mereka punya lebih dari cukup pemain untuk melakukan tugas tersebut. Tugas Hayward adalah menjadi mentor untuk tim muda ini dalam menghadapi potensi-potensi masalah di Playoff nanti. Oleh sebab itu saya bilang pertukaran ini tak masuk signifikan karena Hayward tak akan memberi dampak langsung di lapangan, namun lebih kepada mentalitas pemain.
Toronto Raptors juga melakukan pergerakan yang biasa-biasa saja. Beberapa bahkan mungkin menilai mereka merugi, namun saya rasa biasa lebih jadi tepat. Mereka melepas Dennis Schroder ke Nets untuk Spencer Dinwiddie yang lantas mereka putus kontraknya. Schroder dikabarkan tak ingin bermain jadi cadangan untuk Raptors. Jadi, mereka tidak rugi untuk melepas pemain yang tak ingin bermain. Sebelumnya, mereka lebih dulu mendatangkan Kelly Olynyk dan Ochai Agbaji denagn ganti Kira Lewis, Otto Porter Jr., dan hak memilih putaran pertama NBA Draft 2025.
Agbaji menunjukkan bahwa ia adalah salah satu pemain sayap muda yang punya potensi besar. Raptors bisa menggunakan Agbaji sebagai bagian dari skuad masa depan mereka bersama Immanuel Qucikley dan R.J. Barret yang mereka datangkan lebih dulu dari Knicks. Pun begitu, mereka juga bisa mengubah Agbai sebagai aset pertukaran untuk mendapatkan aset lain di jeda musim nanti. Untuk Olynyk, situasinya lebih seperti mengharumkan nama daerah, dalam hal ini negara sendiri, Kanada. Entah mengapa, saya merasa Raptors punya misi untuk menyatukan sebanyak mungkin pemain Kanada di skuad mereka. Ini sejatinya penting untuk membangun dukungan lebih besar lagi dari warga Toronto sendiri.
Tidak ada lagi pertukaran yang sifatnya signifikan di Trade Deadline kali ini. Detroit Pistons memang terlibat dalam beberapa pertukaran lainnya, namun seperti kita tahu bersama, tujuan mereka adalah membangun ulang skuad. Oleh sebab itu, apapun yang mereka lakukan di Trade Deadline ini, termasuk memutus kontrak Killian Hayes dan Danilo Gallinari, tak akan berdampak banyak pada posisi akhir mereka di klasemen. Yang mungkin bisa menjadi positif adalah perkembangan pemain muda yang mereka punya sekarang seperti Jaden Ivey, Cade Cunnigham, Jalen Duren, hingga Ausar Thompson.
Pun demikian, saya tak melihat Pistons sebagai pihak yang merugi di Trade Deadline ini. Pihak yang merugi menurut saya adalah Los Angeles Lakers dan Golden State Warriors. Entah apa yang membuat mereka yakin bisa bersaing dengan skuad yang mereka punya sekarang saat potensi pertukaran di luar sana sebelum batas akhir sangatlah terbuka. Keduanya sejatinya dalam situasi yang sama yakni punya dua pilihan saja. Mau tetap bergantung dan berpusat pada dua superstar mereka yang masih hebat, Stephen Curry dan LeBron James, atau mengubah total haluan mereka.
Jika masih mau bergantung dengan keduanya, maka tugas utama mereka adalah terus memperkuat pemain-pemain di sekeliling Curry dan James. Sayangnya, itu tak terlihat sampai Februari ini. Keduanya tetap konsisten saat rekan satu tim mereka secara konsisten bermain tidak konsisten. Curry dan James seolah tak tergerus zaman. Bahkan sebaliknya, mereka seolah berdiri tegak di atas waktu yang berjalan kencang. Rekor demi rekor mereka ciptakan meski situasi sejatinya tak cukup menyenangkan.
Sebaliknya, jika memang mau mengubah haluan, waktu Trade kali ini sejatinya adalah waktu yang tepat. Mereka bisa saja menukar superstar mereka dengan aset-aset yang besar, overhaul. Sangat berisiko memang, tapi jika tujuannya jelas untuk masa depan yang lebih baik, tidak ada salahnya. Mumpung keduanya masih punya "harga" tukar yang tinggi, sejatina opsi menukar Curry dan James adalah opsi yang masuk akal. Kedua tim masih bersaing di Zona Play-In Tournament. Jika mereka bisa lolos ke Playoff, sejatinya apapun bisa terjadi. Namun, kini satu yang pasti, mereka harsu tampil istimewa di sisa 30 laga yang ada.
Foto: NBA/Getty Images