Detroit Pistons berhasil menuliskan sejarah di NBA. Tapi bukan hal bagus, karena mereka mencatatkan diri sebagai tim NBA pertama yang kalah 27 pertandingan berturut-turut dalam satu musim, lewat kekalahan 112-118 atas Brooklyn Nets, Selasa malam (26/12) waktu Amerika Serikat. Belum ada yang bisa menyelamatkan Pistons sejauh ini, dan seruan "jual saja timnya" semakin keras terdengar dari para penggemar. 

Saat para penggemar yang hampir memenuhi Little Caesars Arena mulai bersorak kegirangan, yang terdengar seperti pertandingan playoff, Nets melaju dengan skor 13-0 untuk memimpin selamanya. Di saat yang sama, perasaan kepala pelatih Monty Williams hancur. 

"Saya telah melalui kekalahan berat di playoff, dan ini sama dengan hal tersebut," kata Williams, yang pernah sukses bersama Phoenix Suns dan New Orleans Pelicans. "Ketika Anda kalah dalam pertandingan playoff, ketika Anda tersingkir, rasanya seperti itu." 

"Apakah ini berat? Ya, saya membayangkan hal itu terjadi pada semua orang. Tak seorang pun ingin hal seperti ini (rekor buruk NBA) melekat pada dirinya. Saya dibawa ke sini untuk mengubah semua hal. Ini mungkin hal yang paling saya sukai dibandingkan siapa pun. Para pemain bermain sepenuh hati. Saya harus menempatkan mereka pada posisi di mana mereka tidak merasa tegang atau berat."

Teriakan "jual timnya" menghujani tim Pistons, untuk kedua kalinya dalam seminggu, seiring dengan kekecewaan para penggemar. Pistons mencatatkan rekor 2-28 secara keseluruhan musim ini, serta terjun bebas kecepatan tinggi menjadi tim terburuk yang pernah ada di liga. Sejak 11 Februari 2023 hingga 26 Desember 2023, mereka telah kalah dalam 51 dari 55 pertandingan. 

Sementara itu, Cade Cunningham memastikan ada dua cerita dari malam bersejarah itu. Yang pertama, tentu saja, adalah kesia-siaan Pistons yang terus berlanjut, dan belum ada obatnya. Yang kedua adalah Cunningham, pemain yang terpilih pertama secara keseluruhan pada tahun 2021, menjadi satu-satunya sumber harapan mereka di tengah musim yang telah hilang. 

Garda berusia 22 tahun ini memainkan salah satu permainan terbaik dalam karir mudanya, dengan mencetak 41 poin dari 71 persen tembakan keseluruhan (15-dari-21), ditambah 9 rebound, 5 asis, dan hhanya 2 turnover. Cunningham mencetak 18 poin pada kuarter ketiga dan 19 poin pada kuarter keempat, menjaga Pistons tetap bertahan saat rekan satu timnya kesulitan. Cunningham melakukan 13 dari 16 percobaan tembakannya di babak kedua dan mencetak 12 poin terakhir Detroit Pistons. Usai pertandingan, dia menjadi wakil tim di meja media. Itu adalah konferensi pers ketiga pasca pertandingan dalam delapan hari ketika tim semakin dekat, dan kemudian mencetak rekor buruk di NBA. 

"Setiap hari, saya mencoba memimpin tim ini untuk menang," kata Cunningham. "Saya belum berhasil dengan hal itu. Dua-dan-28. Saya merasa sudah sepantasnya saya tampil dan berbicara untuk itu, menjadi wajah untuk itu. Ruang ganti dan semua orang di sana sangat peduli. Semua orang berusaha melakukan segala yang mereka bisa untuk memenangkan pertandingan dan menjadi sukses. Tentu saja, saya memberikan banyak beban pada diri saya sendiri."

Brooklyn Nets membuat Pistons benar-benar terpuruk. Mereka mengalahkan Pistons pada hari Sabtu di Brooklyn, memberi mereka kekalahan ke-26 berturut-turut untuk menyamai Cleveland Cavaliers 2010-2011 dan Philadelphia 76ers 2013-14 untuk kekalahan terbanyak berturut-turut dalam satu musim. Kemudian mereka mengalahkan Pistons lagi pada hari ini, untuk membuat pasukan Monty Williams jadi tim terburuk di NBA dengan 27 kekalahan beruntun dalam satu musim. 

Pistons juga mendekati rekor buruk lainnya, yaitu rekor keseluruhan 28 kekalahan berturut-turut, yang dibuat oleh Philadelphia 76ers dari akhir musim 2014-2015 hingga awal 2015-2016. Jadi kalau Pistons kalah lagi, maka mereka akan jadi tim yang paling buruk di liga. Namun kebangkitan Pistons dirasa cukup sulit, mengingat lawan berikutnya adalah Boston Celtics. (*)

Foto: BVM Sports - Getty Images

Komentar