Kabar mengejutkan publik basket tanah air datang dari Medan. Kepala pelatih Rajawali Medan, Andre Yuwadi dikabarkan meninggal dunia. Coach Andre sempat dirawat di rumah sakit, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. 

Terakhir, Coach Andre muncul di hadapan publik pada saat konferensi pers Rajawali Medan, bersama Cassiopeia Thomas Manuputty, dan Oei A. Kiat. Beliau juga sempat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari mainbasket.com melalui aplikasi pesan, perihal rencana tim Rajawali menghadapi IBL musim berikutnya. Namun selang beberapa waktu, muncul kabar kalau Coach Andre meninggal dunia. 

"Benar, Coach Andre meninggal, di Medan," kata Cio, pemain Rajawali, ketika dikonfirmasi, Sabtu pagi (9/12). 

Kiprah Coach Andre di basket nasional dimulai sebagai asisten pelatih pada NBL Indonesia musim 2011. Lulus dari Beijing Sports University, Andre menjadi asisten Wan Amran di CLS Knights Surabaya saat musim pertama NBL pada 2010-2011. Hampir lima musim berada di sana, Andre bekerja dengan empat pelatih. 

Kemudian Andre pindah ke Stadium Jakarta untuk menggantikan asisten pelatih Freddy Marcos Gorey. Namun, di tengah perjalanan, Stadium mengangkatnya menjadi kepala pelatih menggantikan Tri Adnyanaadi Lokatanaya. Meski terseok-seok lolos ke playoff untuk menempati posisi kedelapan, Stadium secara luar biasa bisa menembus semifinal dengan mengalahkan juara bertahan, Aspac Jakarta. Di NBL Indonesia musim 2014-2015 Stadium finis di peringkat keempat. Lalu, Andre kembali memimpin Stadium di IBL 2016. Mereka berhasil melaju ke play-off, namun kalah dua kali melawan Aspac Jakarta.

Pada 5 November 2016, Andre Yuwadi berpamitan dengan tim Stadium Jakarta. Ini merupakan keputusan yang diambilnya sendiri. Saat itu, Stadium berencana merger dengan Aspac, dan membuat tim bernama Stapac. Andre tidak ikut dalam skenario tersebut.

Tak lama berselang, tepatnya pada 16 November 2016, Andre Yuwadi mengunggah logo Garuda Bandung di akun instagram pribadinya. Unggahan itu sekaligus menegaskan bahwa dirinya secara resmi bertugas sebagai pelatih Garuda Bandung. Saat itu, manajemen Garuda tidak melanjutkan kontrak dengan Fictor Gideon Roring atau Coach Ito. 

Kali ini kerjasama Andre dengan Garuda berlangsung lama. Bahkan, hingga mereka berubah nama menjadi Prawira Bandung. Andre dikenal sebagai sosok yang baik di kalangan pemain. Tetapi karena pengalamannya dianggap kurang, maka pada IBL 2020, posisi Andre diturunkan jadi asisten pelatih. Mendampingi Giedriuz Zibenas yang didatangkan dari Lithuania. Pelatih yang sukses membawa Stapac juara IBL 2018-2019. 

Sementara itu pada musim 2021, Evos Thunder masuk menjadi kontestan IBL. Sebagai tim baru, Evos Thunder tentu membutuhkan pelatih yang berpengalaman untuk bisa membimbing mereka. Oleh karena itu, Evos Thunder akhirnya memutuskan untuk merekrut Andre Yuwadi sebagai kepala pelatih. Jabatan ini terus diemban Coach Andre, sampai lisensi Evos akhirnya pindah ke tangan Rajawali Medan. Inilah mengapa Coach Andre dan timnya berada di Medan. (*)

Foto: IBL Indonesia

Komentar