Orlando Magic menelan dua kekalahan beruntun sejak rangkaian 9 kemenangan. Magic tak berkutik saat melawan Cleveland Cavaliers di Rocket Mortgage FieldHouse. Dalam gim itu, Cavaliers unggul 121-111.

Cavaliers pun mendominasi sejak tepis mula. Magic tidak mencatat perlawanan berarti. Mereka hanya mampu mendekat lima poin (75-70) di pertengahan kuarter ketiga. Cavaliers sendiri mencatat keunggulan tertinggi 23 poin di paruh pertama.

Dominasi Cavaliers terlihat dari field goals mereka yang mencapai 53,5 persen dari 86 tembakan. Dari 46 tembakan yang tepat sasaran, Cavaliers melesakkan 14 tripoin. Serta meraih 58 poin dari paint area.

Donovan Mitchell meraih 35 poin, 7 rebound, dan 6 asis. Ia bermain selama 37 menit. Mantan pemain Utah Jazz itu mencetak setengah dari 24 tembakan. Juga berhasil memasukkan setengah dari 10 tripoin. Serta 6/9 tembakan gratis.

Darius Garland berkontribusi dengan 26 poin dan 9 asis. Max Strus dengan 17 poin. Evan Mobley dengan 16 poin dan 5 rebound. Jarrett Allen hanya memberikan 8 poin tapi ia mencetak 11 rebound. Disusul George Niang dengan 10 poin dan 5 rebound.

“Ini langkah ke arah yang tepat bagi kami. Kami sedikit demi sedikit bertumbuh, menemukan jawabannya, dan bersatu sebagai sebuah tim,” ujar Strus.

Hampir dari setengah poin Magic disumbang oleh Paolo Banchero. Tampil selama 37 menit, Banchero meraih 42 poin dan 6 rebound. Ia mencetak 16 tembakan (26 percobaan) dan 9/12 tembakan gratis.

Dalam usia 21 tahun, Banchero menjadi pemain termuda dalam sejarah yang meraih 40 poin. Catatan itu melampaui rekor Shaquille O’Neal yang mencetak 40 poin dalam usia 20 tahun. Raihan terbaik Banchero sebelumnya adalah 33 poin musim lalu.

“Saya merasa senang. Tapi ini terasa gila bisa mencetak 42 poin. Merupakan sebuah kehormatan menjadi bagian dari organisasi yang sangat bersejarah dan banyak pemain hebat seperti di Orlando Magic,” ucap Banchero. (rag)

Foto: Cleveland Cavaliers

Komentar