Kelanjutan Drama Perang Dingin “Arthur War Meme” di Media Sosial

Persaingan Golden State Warriors dan Cleveland Cavaliers musim ini tak hanya terjadi di lapangan saja. Bahkan, hingga ke media sosial pemain kedua tim. Terbaru, pemain Warriors, Draymond Green, menggunakan sepatu yang diduga menyindir penggawa Cavaliers, LeBron James.

Memperingati Natal, pemain-pemain berlomba menarik perhatian dengan sepatu yang mereka kenakan di lapangan. Selain sebagai bentuk merayakan Hari Natal, kebiasaan tersebut dilakukan untuk menarik perhatian media dan masyarakat luas. Itulah yang dilakukan Draymond Green saat itu.

Duta Nike Basketball ini punya beragam cara untuk menunjukkan ekspresinya. Kemarin, Selasa 26 Desember 2017, ia menggunakan Nike Hyperdunk 2017 berwarna putih yang telah diberi ornamen tambahan. Ornamen tersebut berupa tokoh kartun bernama Arthur Read dalam serial "Arthur" yang sedang bermain dengan pohon natal di bagian tumit. Tak hanya itu, logo Nike di bagian samping juga diberikan ornamen tambahan yang membuat sepatu pemain Warriors ini terlihat lucu dan semarak.

Namun, siapa sangka karakter Arthur tersebut adalah bentuk sindiran terhadap LeBron James. Drama di luar lapangan ini tak hanya karena persaingan ke dua tim di lapangan. Lebih dari itu, saling sindir antara LeBron dan Draymond telah terjadi sejak November 2017 silam.

Momen saling sindir ini dimulai saat LeBron mengunggah tokoh Arthur pada 7 November 2017. Unggahan tersebut berisi gambar tangan Arthur yang sedang mengepalkan tangan sebagai bentuk luapan amarah. Memang benar adanya, Arthur adalah tokoh kartun berkarakter temperamental simbol kemarahan.

Ia mengunggah tokoh kartun tersebut karena beberapa dugaan. Dugaan pertama terkait mantan koleganya di Cleveland Cavaliers, Kyrie Irving. LeBron mengunggah gambar tersebut sesaat setelah Kyrie Irving, mantan koleganya di Cavaliers, mencetak 35 poin untuk Boston Celtics. Ia mengunggahnya dengan keterangan foto bertuliskan “MOOD”.

Selain itu, performa buruk Cleveland Cavaliers awal musim ini juga kemungkinan besar menjadi penyebabnya. Performa negatif itu merupakan yang terburuk sejak LeBron bermain bersama Cavaliers. Bahkan, lebih buruk dari pencapaian Miami Heat yang sempat dibela LeBron.

Keesokan harinya, Draymond Green membuat unggahan foto ketika ia berpose di lapangan sembari menjulurkan lidahnya. Keterangan foto tersebut sama persis dengan keterangan foto LeBron, hanya bertuliskan “MOOD”. Unggahannya tersebut terkesan menyindir LeBron. Setelah Draymond mengunggah foto tersebut, LeBron mengikuti akun instagram milik Draymond yang menandakan bahwa ia melihat unggahan tersebut.

Beberapa jam setelah Draymond mengunggah fotonya sedang menjulurkan lidah, LeBron kembali membuat gempar media sosial dengan unggahannya. Ia mengunggah kolase fotonya sedang mengepalkan tangan seperti yang dilakukan oleh Arthur.

Berlanjut ke media Twitter, Draymond mencuit kicauan yang mengatakan bahwa ia tak ada maksud apapun terkait unggahannya di Instagram. Bahkan, ia mengatakan bahwa ia tidak mengetahui maksud LeBron James membuat unggahan seperti gambar di atas. Walau begitu, spekulasi bertebaran terkait motif dibalik unggahan-unggahan mereka yang terkesan seperti saling sindir. Setelah konfirmasi tersebut dilontarkan, tak ada lagi kegiatan saling sindir dari kedua pemain.

Selang sebulan kemudian, Draymond Green muncul kembali dengan tokoh Arthur tersemat jelas di sepatunya. Walau ia hanya menggunakannya saat pemanasan sebelum pertandingan, tapi kejadian tersebut membuat media kembali mengaitkannya dengan kejadian sebulan lalu.

Sepatu kontroversial tersebut diberikan manajer Draymond Green, Jacquil Jacox, sehari sebelum pertandingan Golden State Warrior melawan Cleveland Cavaliers. Penambahan ornamen tokoh Arthur tersebut dilakukan oleh Gavin Rochford dan Jeff Cabebe. Mereka adalah seniman sepatu yang sudah jadi rujukan Draymond sejak 2012. Karya-karya mereka pun telah mencapai ke tangan-tangan para penikmat sepatu dari seluruh dunia.

Terlepas dari saling sindir tersebut, karya Cabebe dan Rochford patut diacungi jempol. Tekstur Nike Hyperdunk 2017 terbuat dari bahan flyknit yang sulit untuk diberi ornamen lukis tambahan. Mereka harus menggambar helai demi helai bahkan hanya untuk membuat sebuah garis. Hal tersebut disampaikan Rochford kepada Mercury News. Mereka harus menggunakan kuas berkualitas tinggi dengan ketelitian ekstra untuk menyelesaikannya.

“Bahan dan tekstur dari sepatu ini (Nike Hyperdunk 2017) luar biasa susah,” ujar Rochford.

Sumber Foto: Sports Illustrated, SB Nation, Draymond Green, Gavin Rochford, Mercury News

Komentar