Bintang Boston Celtics Jaylen Brown mengeluarkan pernyataan keras terhadap desain sepatu basket saat ini. Menurutnya, desain yang ada sekarang terllau membosankan. Brown lebih senang ada di era 90-an, di mana setiap sepatu punya ciri khas tersendiri.
Menarik mendengar obrolan Jaylen Brown dalam episode baru Sneaker Shopping bersama Complex. Brown menyoroti soal pemain NBA yang memiliki sepatu khas. Bahkan setiap awal musim, mereka selalu meluncurkan model baru. Tetapi bagi Brown, semuanya terlihat membosankan.
Brown tidak terkesan dengan desain sepatu yang dia lihat akhir-akhir ini. Sebagai pemain "free agent" untuk merek sepatu, Brown selalu memperhatikan perkembangan terkini. Namun dia merasa tidak ada yang menarik.
"Bagi saya sepatu basket desainnya menjadi membosankan," kata Brown. "Desainnya makin malas. Tidak ada kreativitas. Tidak ada keaslian dalam desain. Beberapa sepatu yang beredar saat ini, bahkan untuk atlet, bagi saya terlihat seperti sampah."
Sekadar informasi kalau Brown sudah tidak punya ikatan lagi dengan merek apa pun. Brown menandatangani kesepakatan dengan Adidas pada tahun 2021. Kesepakatan tersebut telah berakhir, sehingga dia terbuka terhadap tawaran dari berbagai perusahaan untuk membuat sepatunya sendiri.
Ketika ditanya apakah orang-orang bisa mengharapkan sesuatu darinya di masa depan, dia menjawab bahwa memang ada sesuatu yang sedang terjadi. "Kami sedang mengerjakan sesuatu saat ini," katanya. "Kami sedang berupaya melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya, dan itulah perspektif saya secara keseluruhan."
Brown sepertinya merencanakan sesuatu dengan salah satu merek. Tetapi belum jelas merek apa diajak bekerja sama. Brown hanya memberi gambaran bahwa dia lebih suka desain sepatu di era 90an. "Desain sepatu seharusnya dibuat dengan orisinalitas, sehingga masing-masing model akan membawa kesan yang mendalam bagi penggemarnya," ujar Brown.
Dikutip dari data Sportskeeda, ada 50 model sepatu khas yang pernah muncul di NBA. Mulai dari Nike, Jordan Brand, adidas, Under Armour, New Balance, Li Ning, Anta, Rigorer, Puma, Peak, 361 degrees, dan Ethics igONE. (*)
Foto: The Boston Globe