Giannis Antetokounmpo telah bersama Milwaukee Bucks sejak 2013. The Greek Freak itu juga sangat menyukai kota tersebut dan sepenuh hati bermain untuk Bucks. Tapi hal itu bisa saja berubah jika Bucks tidak bisa lagi memberi Giannis kesempatan menjadi juara.
“Selama kami bermain dengan jalan yang tepat dan kamis eua berkorban demi mencapai tujuan, saya bisa menghabiskan sisa karier saya bersama Milwaukee Bucks,” kata Giannis dalam podcast 48 Minutes yang dipandu oleh mantan asisten pelatih Bucks, Ross Geiger.
Lebih lanjut Giannis menjelaskan hal itu bisa saja berubah. Andai Bucks tidak memiliki orang-orang yang berkomitmen untuk meraih gelar juara, Giannis bisa saja meninggalkan Bucks suatu saat nanti.
“Saya adalah seoran Milwaukee Bucks. Tetapi yang terpenting saya adalah seorang pemenang. Saya ingin menang. Saya harus melakukan apa pun agar bisa menang. Jika ada situasi yang lebih baik lagi bagi saya untuk memenangkan (trofi) Larry O'Brien, saya akan mengambilnya,” kata mantan pemain Filathlitikos itu.
Ini bukan pertama kalinya Giannis memberi isyarat meninggalkan Bucks. Pada Agustus lalu, ia juga mengatakan akan tetap bertahan di Bucks selama waralaba itu juga berkomitmen untuk menang.
Kesetiaan Giannis bersifat kondisional. Bucks tidak boleh merasa puas hanya dengan satu gelar saja. Sejak didirikan pada 1968 silam, Bucks baru dua kali meraih cincin. Mereka menjadi juara NBA pada 1970-2971 dan 2020-2021.
Giannis memulai karier di AS setelah terpilih sebagai pilihan ke-15 NBA Draft 2013. Selama satu dekade ini, Giannis menjelma sebagai salah satu pemain terbaik. Ia menjadi MVP dua kali beruntun dan tujuh kali All Star. Giannis juga menjadi salah satu dari tiga pemain NBA yang menjadi MVP sekaligus Pemain Bertahan Terbaik.
Setelah menjadi juara musim 2020-2021, Bucks belum bisa lagi tampil di final NBA. Pada musim 2021-2022 langkah mereka terhenti di semifinal Wilayah Timur oleh Boston Celtics dalam tujuh gim. Musim lalu Bucks tumbang di tangan Miami Heat 4-1 di babak pertama playoff. (rag)
Foto: Bleacher Report