Tak terasa sudah 15 tahun merek ini berdiri. Merek yang tumbuh dari rasa ketidakpuasan dan sisi cerdik Tom Delonge melihat potensi di dunia musik yang ia geluti sejak remaja. Inilah Macbeth, sebuah merek yang lahir dari kultur musik yang didirikan oleh musisi paling berpengaruh di masanya.
Macbeth Footwear didirikan oleh vokalis Blink-182, Thomas Matthew Delonge Jr., yang kemudian membuat Angels and Airwaves pada 2002. Ia membuat merek ini ketika tinggal di daerah California Selatan, Amerika Serikat. Pria yang biasa dipanggil Tom ini punya rekam jejak menawan di bisnis fesyen. Ia juga salah satu otak dari berdirinya merek streetwear yang juga terinspirasi dari dunia musik, Atticus.
Berangkat Dari Ketidakpuasan
Berjalan kembali ke tahun 2000, awal mula Tom Delonge menemukan alasan mengapa Macbeth didirikan. Saat itu, industri musik dan olahraga sedang jaya. Keduanya punya massa yang masif. Hal ini dirasakan sendiri oleh Tom karena di tahun itu ia berada di puncak karir. Bandnya bersama Mark Hoppus dan Travis Barker naik daun karena lagu-lagunya digandrungi kaum muda. Jadwal tur dan tampil di atas panggung mereka jalani hampir sepanjang tahun.
Puncaknya datang di tahun 2002. Blink-182 meraih penghargaan Platinum. Hal tersebut ternyata sangat mempengaruhi penjualan pernak-pernik band tersebut. Segala macam pernak-pernik berbau Blink-182 pun dengan cepat terjual. Mereka juga mendapatkan tawaran menjadi duta beberapa merek kenamaan.
Walau begitu, mereka menyimpan kekecewaan. Penjualan produk dan sepatu yang diberikan pada mereka tak sesuai dengan idealisme. Memang, ke semua produk yang dijual mencantumkan nama mereka. Akan tetapi, bukan itu yang mereka suka. Bahkan Tom mengungkapkan bahwa ia tak menyukai desain pernak-perniknya sendiri. Namun, dengan alasan disukai pasar, maka pernak-pernik tersebut tetap dipasarkan.
Tom Delonge dkk. saat konser di Melbourne, Australia, pada 2000 silam.
Ia juga tidak puas dengan merek yang mengangkat mereka menjadi duta. Merek tersebut merupakan merek sepatu skateboard. Ketiga personil Blink-182 pada dasarnya menyukai sepatu ringan dengan sol tak begitu tebal saat di panggung. Berbeda dengan sepatu skateboard yang cenderung tebal dan gemuk. Tom butuh sepatu yang lebih ramping dan tipis agar ia lebih nyaman saat menginjak pedal efek gitar. Sejak itu ia mantap untuk membuat merek sendiri.
Dimulai dari Industri Kecil, Besar karena Band Punk dan Emo
Nama Macbeth terinspirasi dari salah satu kisah karya William Shakespeare berjudul "Macbeth". Dari sana, Tom belajar bahwa sebagai manusia, kita tidak boleh serakah. Hal tersebut akan membawa kita pada kerugian yang besar. Untuk itulah, Tom awalnya hanya memproduksi dan memasarkan Macbeth dalam jumlah kecil saja. Namun, tetap mengandung kultur anak muda penggila musik punk dan rock yang kental.
Jona Weinhofen di salah satu konser Bring Me The Horizon pada 2009.
Frank Iero, gitaris My Chemical Romance, saat tampil di tur "The Black Parade" tahun 2006.
Macbeth tumbuh sedikit demi sedikit di San Diego, California Selatan, Amerika Serikat. Pada awal dibukanya Macbeth Athletics, mereka hanya memperkerjakan 30 orang yang kebanyakan adalah keluarga dan teman dekat. Mereka rata-rata adalah orang yang berkecimpung di bidang musik dan paham kultur anak muda. Mereka pun menjualnya hanya ke orang-orang terdekat dengan jumlah yang terbatas.
Sesuai dengan idealismenya, Macbeth hanya dipasarkan kepada mereka yang ada di lingkup musik dan anak-anak muda. Layaknya merek sepatu olahraga, mereka juga mengajak kerja sama beberapa band untuk menjadi duta. Tak tanggung-tanggung, 30 band diajak kerja sama dalam sebuah acara tur Amerika Serikat selatan. Sebut saja Bane, Alkaline Trio, dan Alexis On Fire. Blink-182 sendiri turut serta disana.
Lini Kolaborasi: Macbeth Studio Project dan Charity Work
Sebuah lini eksklusif dari Macbeth dengan menggandeng para musisi, seniman, artis, dan orang-orang yang punya pengaruh di kultur anak muda. Tom Delonge menjelaskan bagaimana ia meramu konsep ini kepada majalah Sneaker Freaker pada 2009 silam: “Kami benar-benar bekerja bersama mereka (para musisi), sebuah pengalaman yang luar biasa! Jarang kami bertemu di ruang rapat. Kami menemui mereka di bis tur, diskotik, sela-sela pesta dan selalu saat tengah malam. Beberapa hari lalu kami bertemu Davey Havok dari AFI. Kami berdiskusi hingga pagi. Apa yang kami lakukan ini bertujuan untuk mempelajari karakter, dedikasi, dan sisi seni yang mereka miliki untuk kemudian dituangkan ke dalam produk Macbeth,” ungkap Tom.
Macbeth Studio Project bersama band Taking Back Sunday.
Macbeth Schubert Studio Project bersama Mike Dirnt, bassis Green Day.
Tak hanya dengan musisi, Macbeth juga melakukan kerja sama dengan organisasi kemanusiaan. Mereka merilis sepatu-sepatu tersebut dengan misi kemanusiaan dan bentuk dukungan. Sebut saja Shirt for a Cure, Keep a Breast, dan Dear Jack Foundation.
Macbeth Vegan, 100% Tidak Mengandung Bahan Hewani
Dari sekian artis yang bekerja sama dengan Macbeth, beberapa di antaranya memiliki pola hidup vegan (tidak makan makanan hewani) seperti Alkaline Trio, Bane, H2O, Sick of it All, dan American Nightmare. Dari situ muncul inisiatif Tom untuk membuat sepatu yang juga vegan, tidak menggunakan bahan apapun dari hewan. Selain itu, perilisan produk Macbeth ini juga memiliki misi untuk menghapuskan kekerasan pada binatang.
Produk pertama Macbeth, The Elliot, dirilis menggunakan bahan-bahan yang hanya berasal dari tumbuhan. Dirilis pada November 2002, sepatu ini berhasil menggebrak tren. Sejak saat itu, Macbeth terus mengembangkan produk berbasis vegan. Hingga akhirnya Macbeth mendapatkan penghargaan “The Best Vegan Shoes” dari PETA (People for the Ethical Treatment of Animals)
Di bagian atas Macbeth Elliot, Macbeth menggunakan bahan campuran antara kanvas organik, twill, anyaman unik dari serat nabati. Macbeth juga telah mengembangkan perekat khusus, yaitu air yang bebas dari bahan asal hewan. Sedangkan pada bagian sol, Macbeth menggunakan getah karet alam yang dipanaskan kemudian dicetak untuk kenyamanan serta fleksibilitas.
Sepatu Dengan Berjuta Pesan
Walau banyak bermunculan merek-merek baru, tapi keberadaan Macbeth tak akan terganti. Sepatu yang terinspirasi dari kultur musik dan diciptakan sendiri oleh pemusik. Pesan untuk berbuat baik pada makhluk hidup lain pun terus dijunjung dengan merilis berbagai macam sepatu vegan hingga kini. Sepatunya yang ringan juga jadi alasan utama mengapa Macbeth nyaman dan fleksibel dalam digunakan.
Sumber Foto: Macbeth, Billboard, The Rolling Stones, Pinterest