Kamp pelatihan NBA akan segera dimulai. Sementara Portland Trail Blazers dan Damian Lillard tampaknya seperti melakukan gencatan senjata. Keduanya saling menunggu untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Prediksinya, Lillard tidak akan pindah dari Trail Blazers sampai bulan November 2023.
Kalau kita mengingat kembali, bahwa pada bulan April 2023, Damian Lillard meminta agar manajemen Trail Blazers merekrut pemain bintang. Tujuannya tak lain adalah membuat tim yang lebih kompetitif. Itu disampaikan Lillard kepada Jason Quick dari The Athletic, setelah Trail Blazers gagal melaju ke playoff dua musim berturut-turut. Padahal musim lalu, Lillard sudah berusaha maksimal dengan berkontribusi 32,2 poin per gim, yang jadi catatan terbaik dalam kariernya.
Kemudian, Lillard memandang bahwa Draft NBA bisa dijadikan modal untuk mendapatkan pemain bintang. Malah manajemen Trail Blazers bersikukuh merekrut Scoot Henderson. Pemain berusia 19 tahun yang ada di pilihan ketiga dalam Draft NBA 2023. Sembilan hari setelah Draft, Lillard meminta agar dirinya ditukar ke tim lain. Sudah jelas bahwa Lillard tidak puas dengan keputusan Trail Blazers.
Mungkin wajar kalau Lillard meminta dikirim ke tim lain. Pasalnya, dalam 11 musim bersama Trail Blazers, prestasi tertinggi tujuh kali All-Star tersebut adalah Final Wilayah Barat di tahun 2019. Di fase tersebut, mereka dibantai habis (0-4) oleh Golden State Warriors. Hal yang paling disesali Lillard tentu saja setelah musim tersebut. Karena Trail Blazers bukannya menambah amunisi agar bisa sampai ke final, malah performa mereka terus turun hingga tidak lolos playoff dua musim terakhir.
Namun mencari kesepakatan juga tidak mudah. Manajemen Trail Blazers, yang dipimpin oleh Joe Cronin, tidak mau melepas Lillard begitu saja. Dalam konferensi pers bulan Juli 2023, Cronin mengatakan bahwa mereka akan bersabar. "Kami akan bersabar. Kami akan melakukan yang terbaik untuk tim kami. Kami akan melihat bagaimana hal ini akan terjadi. Dan, jika itu memakan waktu berbulan-bulan, maka itu akan menunggu," jelasnya.
Menurut laporan Aaron Fentress dari Oregonian, Trail Blazers rela melepas Lillard dengan syarat mereka harus mendapatkan empat tiket Draft putaran pertama, dan dua pemain berkualitas. Karena mereka tidak ingin ada kesenjangan dalam tim setelah ditinggal pemain andalannya. "Saya pikir tim harus berada dalam situasi positif pasca-perdagangan. Tentu saja kami harus benar-benar mengendalikan urgensinya," kata Cronin.
Dengan kabar tersebut, maka baru-baru ini Adrian Wojnarowski dari ESPN melaporkan bahwa Lillard akan tetap berada di Trail Blazers, setidaknya sampai bulan November 2023. Atau, dengan kata lain dia masih berseragam tim lamanya dalam 20 hingga 25 pertandingan, sampai kesepakatan terjadi. Sebab, melihat syarat yang dilontarkan manajemen Trail Blazers, maka tidak mungkin kesepakatan terjadi hanya dengan dua tim saja. Setidaknya ini bakal jadi perdagangan yang melibatkan banyak tim.
Karena kamp pelatihan tim NBA akan segera dimulai, maka kedua belah pihak (Trail Blazers dan Lillard) rela menunggu. Dengan kata lain, Lillard siap bermain, meski belum ada kejelasan soal nasibnya dengan Trail Blazers di musim 2023-2024. (*)
Foto: NPR