Jepang adalah wakil Asia untuk lolos ke Olimpiade 2024 Paris! Kepastian ini didapatkan setelah Jepang menang 80-71 atas Tanjung Verde, Sabtu (2/9).

Ini adalah kemenangan ketiga Jepang di Piala Dunia FIBA 2023. Jumlah itu adalah jumlah kemenangan terbanyak dari wakil Asia untuk Olimpiade. Australia tidak masuk hitungan karena Olimpiade masih menghitung mereka sebagai wakil Oceania. 

Meski menang, Jepang sempat hampir terkejar. Keunggulan 20 poin mereka (73-53), terpangkas menjadi empat poin saja di sisa 72 detik terakhir (74-70). Beruntungnya, Jepang berhasil bertahan dari semua gempurna Tanjung Verde dengan laju (6-1) yang seluruhnya datang dari Joshua Hawkinson. 

Joshua menjadi top skor gim ini dengan 29 poin, 7 rebound, dan 4 asis. Ia memasukkan 9/14 tembakan, termasuk 4/8 tripoin. Keisei Tominaga menyusul dengan 22 poin dari 6/8 tripoin. Keisei memasukkan seluruh enam tripoinnya di enam percobaan pertamanya. Yuki Kawamura membantu dengan 14 poin dan 8 asis. 

"Menang dan mendapatkan tujuan kami adalah sebuah hal yang fantastis," buka Tom Hovasse, kepala pelatih Jepang. "Kami akan menuju ke Paris. Ini adalah momen untuk menunjukkan siapa diri kalian dan momen untuk memperbaiki diri kalian. Kami bersyukur dan senang atas keberhasilan ini. Kami tak sabar menantikan Olimpiade," pungkasnya. 

Tanjung Verde memiliki empat pemain dengan dua digit poin, namun tak satupun mencetak lebih dari 11 poin. Edy Tavares memimpin tim dengan 11 poin dan 14 rebound. Shane Da Rosa juga 11 poin. Patrick Lima 10 poin, sedangkan Ivan Almeida 10 poin plus 6 asis. 

"Saya sangat bangga atas tim saya. Kami datang dari negara kecil, pertama kali kami tampil di turnamen besar kami. Saya bangga sekali atas mereka," terang Emmanuel Trovoada, kepala pelatih Tanjung Verde. 

"Kedua, saya juga ingin mengucapkan selamat untuk Jepang atas kemenangan mereka. Selamat untuk Jepang atas penyelenggaraan acara ini. Namun, saya juga punya sedikit hal yang ingin saya ucapkan tentang FIBA di sini," imbuhnya. 

"Beberapa waktu lampau lalu, FIBA bilang tim Afrika tidak punya kualitas untuk bersaing di sini. Sekarang, ada lima tim Afrika dengan kualitas yang baik tapi wasit tidak menghormati negara kecil seperti kami. Ini sangat buruk untuk kompetisi".

"Mengapa FIBA tidak memberikan rasa hormat kepada Edy Tavares? Ia adalah senter terbaik di Eropa dan ia tidak mau kembali bermain lagi di turnamen ini. Tolong FIBA pikirkan tentang ini. Jika mereka ingin negara Afrika terus mengikuti turnamen seperti ini, mereka harus berpikir serius mengenai hal seperti ini," pungkasnya dengan nada tinggi. 

Untuk Tanjung Verde, ini adalah kekalahan keempat mereka. Rekor Tanjung Verde di Piala Dunia pertama mereka ini adalah (1-4), sedangkan Jepang (3-2). 

Di babak ini, setiap tim akan menjalani dua laga berhadapan dengan tim dari seberang grup mereka. Nantinya, tim yang finis pertama di grup ini akan mengisi peringkat 17-20. 
Peringkat dua akan mengisi posisi 21-24, peringkat tiga di posisi 25-28, lalu peringkat empat sebagai posisi 29-32. Pembeda peringkat adalah catatan menang-kalah dan selisih poin. (DRMK)

Foto: FIBA

Komentar