Ternyata tidak banyak pemain Amerika Serikat yang bisa tampil di tiga Olimpiade atau lebih, dengan membawa pulang medali. Fakta inilah yang membuat Tyrese Haliburton terpacu untuk bisa bermain di tiga olimpiade sebelum dirinya pensiun sebagai pemain basket. Haliburton rupanya senang kalau dia bisa membuktikan bahwa peniaian orang salah terhadapnya.

Dalam wawancara ekskusif dengan Olympics.com, pemain Indiana Pacers tersebut mengungkapkan ambisinya di timnas Amerika Serikat. Bukan hanya sekadar memenangkan medali emas, melainkan mengenakan seragam timnas lebih dari sekali. Khususnya di Olimpiade, bahwa dirinya ingin setidaknya tiga kali bermain di pesta olahraga antar-bangsa tersebut sebelum pensiun. 

"Impian saya adalah bisa bermain di tiga Olimpiade,” kata Haliburton dengan tegas. "Itu akan menjadi tujuannya, tapi jelas saya harus memainkannya terlebih dahulu. Kenangan saya yang paling awal adalah Redeem Team di tahun 2008. Menonton semua pertandingan itu, saya merasa seperti itulah saat saya benar-benar menjadi pecandu bola basket. Ini jelas merupakan sesuatu yang selalu ingin saya lakukan. Sejak itu Amerika Serikat telah memenangkan setiap Olimpiade 2008, 2012, 2016, dan 2021. Jadi bagi saya, saya hanya ingin menjadi bagian dari hal tersebut dan ingin memiliki pengalaman tersebut."

Menurut data, hanya ada empat pemain NBA yang bisa tampil tiga kali atau lebih di NBA. Mereka adalah Carmelo Anthony, Kevin Durant, David Robinson, dan LeBron James. Dari nama-nama tersebut, hanya Melo dan Durant yang bisa membawa pulang tiga medali emas. Bahkan seorang Michael Jordan hanya dua kali tampil di Olimpiade. Kenyataan ini membuat Haliburton semakin bersemangat untuk bisa meraih impiannya. 

Ada cerita menarik yang pernah terjadi dalam perjalanan hidup Haliburton. Keinginannya untuk menjadi juara sudah dipupuk sejak kecil, di mana ayahnya selalu membakar setiap trofi runner-up yang pernah diraih Haliburton. Kemudian ada juga cerita yang baru-baru ini dialami, yaitu ibunya sudah merencanakan pergi ke Manila, Filipina, bahkan sebelum Haliburton dipanggil timnas Amerika Serikat. 

"Saya suka bola basket, saya terobsesi dengan hal itu, tapi itu bukanlah hal terpenting dalam hidup saya. Saya memiliki keluarga yang harus diurus dan ada hal-hal hidup yang nyata dan bermakna. Jadi, bagi saya, ini adalah sesuatu yang sangat saya sukai, tetapi saya mencoba untuk tidak memberikan terlalu banyak tekanan pada berbagai hal karena ini adalah bentuk tekanan yang berbeda dibandingkan dengan hal-hal nyata yang terjadi pada manusia," ungkapnya.

"Saat ini, bola basket adalah hal yang sangat penting dalam hidup saya. Di situlah fokus saya setiap hari. Tapi saya tahu tidak bisa melakukan ini dalam waktu lama jadi ketika saya selesai bermain, ada hal lain yang harus diurus. Memastikan semua orang dalam hidup saya baik dan terlindungi. Karena semua orang berkorban banyak agar saya bisa mengikuti keinginan saya. Jadi sekarang giliranku. Bagaimana saya bisa membantu mereka."

Menariknya, Haliburton tidak pernah putus asa dengan kemampuannya, meski selalu diragukan. Ayahnya memang seorang pelatih basket, dan ibunya selalu bersemangat untuk mendukung impian anaknya. Mengantarnya ke pertandingan dan menyaksikan semua pertandingan putranya, hingga sampai di NBA. Tetapi impiannya menjadi pemain NBA pernah diremehkan. 

"Ini lebih tentang apa yang saya rasakan secara internal dan apa yang saya rasakan tentang membuktikan bahwa orang telah salah menilai," katanya. 

Sekarang Haliburton berhasil mengenakan seragam timnas Amerika Serikat. Sebelumnya dia menandatangani perpanjangan kontrak lima tahun senilai 260 juta dolar Amerika dengan Indiana Pacers. Lalu di awal tahun, dia terpilih sebagai pemain NBA All-Star. Kini Haliburton bisa tersenyum dengan prestasinya. Tapi dia masih punya satu impian, yaitu tampil di Olimpiade, setidaknya tiga kali. (*)

Foto: fiba.basketball

Komentar