Penyerang sekaligus pendulang poin utama New Orleans Pelicans Brandon Ingram merasa frustasi ketika tampil di Piala Dunia FIBA 2023. Tetapi kepala pelatih timnas Amerika Serikat Steve Kerr berusaha tetap tenang. Dia menyarankan agar Ingram bersabar, sampai dia menemukan cara bermain yang tepat di turnamen ini.
Apa yang terjadi pada Brandon Igram? Pertanyaan ini muncul ketika melihat performa Ingram selama pemusatan latihan hingga pertandingan pertama Piala Dunia FIBA 2023. Padahal dia diharapkan menjadi pemain yang ditakuti lawan di lini depan saat timnas Amerika Serikat melakukan serangan, bersama Anthony Edwards. Justru Edwards dengan cepat beradaptasi, sementara Ingram justru melempem.
Ingram hanya mencetak 2 poin dalam 15 menit melawan Selandia Baru. Sebelumnya ia hanya mencetak 7,8 poin dalam lima pertandingan persahabatan. "Ini benar-benar berbeda dari apa yang biasa saya lakukan," katanya, dikutip dari BasketUSA.com. "Tim sedang menang, jadi saya tidak bisa egois memikirkan diri saya sendiri. Tapi itu sedikit membuat saya frustasi saat ini, dan saya hanya mencoba mencari cara untuk menjadi efisien."
Sementara itu, ditanya soal Ingram, kepala pelatih Steve Kerr, yakin hal itu tidak akan lama lagi. Ingram memang frustasi, tetapi dia harus tetap siap. Ingram juga harus lebih agresif dan menemukan cara untuk berguna, meski dia tidak menguasai bola. Karena untuk saat ini, kita hanya melihat rasa frustrasinya saat dia terjatuh.
"Saya merasa dia mencoba mencari jalannya dalam permainan FIBA," kata Steve Kerr. "FIBA jauh lebih bersifat fisik. Saya pikir dia harus berusaha menemukan cara yang tepat. Tidak ada yang benar-benar berjalan sesuai keinginannya. Dia tidak memiliki banyak peluang, tapi saya pikir itu akan berubah."
Secara tidak langsung, Kerr mencoba menjelaskan bahwa Ingram harus mencari cara lain untuk berkontribusi terhadap tim. Selama ini dia menjadi ujung tombak serangan Pelicans, sehingga mendapatkan prioritas. Rekan-rekannya jadi pendukung, sekarang sebaliknya, bahwa Ingram harus bisa mendukung rekan-rekan lain. Seperti yang terjadi pada Tyrese Haliburton.
"Dia hanya harus bertahan. Apa yang saya pelajari dengan FIBA âÂÂâÂÂâÂÂâÂÂadalah bahwa setiap malam adalah milik seseorang yang baru. Ujung tombak serangan harus berubah-ubah, karena kami tidak bisa bermain dengan cara yang sama setiap malam. Saya tidak menyangka Paolo Banchero akan menjadi pencetak gol terbanyak di pertandingan terakhir, namun ke-12 pemain tersebut sangat bertalenta sehingga hanya perlu beberapa tembakan untuk membuat salah satu dari mereka bisa bangkit. Saya berharap Ingram juga demikian," pungkas Steve Kerr. (*)
Foto: fiba.basketball