Insiden pengaturan pertandingan (match fixing) sedikit-banyak mengubah wajah Siliwangi musim ini. Dari segelintir pemain yang terdaftar musim lalu, hanya Teddy Apriyana yang kemudian melanjutkan karir. Kebetulan pemain asal Bandung itu tidak terlibat dalam insiden tersebut, sehingga ia pun terbebas dari segala bentuk hukuman.
Sementara itu, sembilan rekan Teddy (8 pemain dan 1 ofisial) justru harus terkena hukuman dilarang beraktivitas di basket Indonesia dengan sanksi yang bervariasi. Hukuman itu dikeluarkan Perbasi, yang kemudian berupaya mengusut insiden ini lebih lanjut. Di sisi lain, IBL bahkan tidak mengizinkan mereka yang terlibat pengaturan pertandingan beraktivitas di liga seumur hidup.
Dalam suatu kesempatan, Mainbasket pun mewawancarai Teddy tentang kembalinya ia ke liga profesional pada Minggu, 17 Desember 2017. Kami juga berbincang-bincang mengenai awal karirnya sampai tentang kelahiran anggota keluarga barunya. Karena pada Jumat, 15 Desember 2017 lalu, istrinya baru saja melahirkan seorang putri. Sebuah hari yang membuat keduanya bahagia.
Halo, Teddy, mungkin ini telat tapi selamat datang kembali di Indonesian Basketball League. Omong-omong, apa yang membuat Teddy kembali bermain di liga profesional?
Kalau itu, sih, seperti panggilan hati saja gitu untuk saya kembali ke bola basket. Setiap mau tidur, setiap bangun tidur, terpikir untuk balik lagi main basket. Selain itu, saya merasa belum puas saja pencapaian basket saya. Saya ingin lebih berprestasi lagi di bola basket, terutama di level profesional.
Waktu itu siapa yang mengajak Teddy kembali ke liga?
Kalau yang mengajak, sih, banyak. Sekitar empat klub yang mengajak. Dari situ keinginan saya untuk kembali itu semakin tinggi. Rasanya kangen untuk main basket lagi.
Kalau dari Siliwangi sendiri, siapa yang mengajak Teddy kembali?
Oh, Bung Rommy Tanaka.
Dari jawaban-jawaban tadi, sepertinya Teddy cukup mencintai basket. Sebenarnya kapan, sih, Teddy mengenal basket untuk pertama kali?
Saya kalau anak basket banget juga tidak. Saya tidak terlalu gila basket, hanya saja kalau saya tidak basket itu seperti ada yang hilang saja. Kalau tidak main basket itu seperti ada yang kurang.
Saya mengenal basket dari SMP. Karena waktu itu tujuannya untuk cari cewek. Basket itu untuk keren-kerenan. Lama-lama malah jadi hobi. Setelah itu bisa berprestasi dan dapat beasiswa kuliah di ITHB (Institut Teknologi Harapan Bangsa).
Nah, waktu di ITHB ada tidak kenangan terbaik selama Teddy bermain di sana?
Banyak kenangan kalau main di ITHB. Seperti tahun pertama di Libama bisa tembus ke final. Tahun pertama gitu, meski pun kalah sama UPH. Terus tahun kedua juara, tahun ketiga juara Libama Nasional. Di situ kenangan terbaik saya. Saya bisa menjawab kepercayaan kepada rektor yang sudah memberi saya beasiswa.
Setelah dari ITHB, Teddy langsung terjun ke profesional. Sebenarnya apa tujuang awal untuk terjun ke dunia itu?
Tujuan saya terjun ke profesional awalnya ingin merasakan bermain di level tertinggi bola basket Indonesia. Soalnya saya dari zaman SMA sudah sering nonton IBL, NBL, dan Kobatama. Dari dulu ingin merasakan main di liga. Saya pernah bicara dalam hati, suatu saat nanti saya akan main di liga profesional dan ditonton sama banyak orang.
Akhirnya Teddy bisa sampai ke profesional. Selamat atas pencapaiannya. Namun, sayangnya di perjalanan karirnya beberapa rekan Teddy justru terlibat match fixing (pengaturan pertandingan). Ada tanggapan soal itu?
Tanggapan soal match fixing, saya merasa sakit hati kalau memang mau diungkapkan. Kok bisa gitu seperti dibohongi sama teman-teman sendiri? Padahal kami latihan bareng-bareng, capek latihan bareng-bareng, susah bareng-bareng, ternyata di belakang mereka mengkhianati.
Salut kepada Teddy dan teman-teman yang tidak terlibat dalam kasus tersebut. Kira-kira mengapa kalian bisa terhindar dari niat buruk itu?
Memang sudah jalannya mungkin. Memang sudah takdir dari Allah kalau saya memang tidak boleh melakukannya. Kalaupun ada tawaran saya akan menolaknya.
Dari semua pemain Siliwangi musim lalu, hanya Teddy yang tersisa. Sekarang Siliwangi punya pemain baru dan semangat baru. Apa yang bakal Teddy lakukan supaya hal serupa tidak terulang?
Aduh, apa ya? Kalau seperti itu, kan, mainnya di belakang. Saya juga tidak tahu. Perbasi yang tahu. Saya bingung mau melakukan apa, karena tidak tahu permainannya seperti apa.
Meski begitu, Teddy berusaha merangkul teman-teman muda yang sekarang untuk berkarir dengan baik tidak?
Wah, kalau itu sudah pasti. Soalnya kejadian kemarin jadi contoh. Kalau itu memang tidak baik gitu. Ya sudah, main basket ya main basket saja. Main basket yang kamu sukai. Jangan dicampuradukan dengan hal lain, apalagi kalau judi.
Untuk apa mendapatkan duit haram. Apalagi kalau dikasih makan untuk anak kamu. Pasti tidak berkah. Lagipula hasilnya tidak sebanding dengan resiko yang harus diterima.
Cukup bijaksana, tapi di sisi lain, ada tidak pesan sekaligus dukungan secara moral untuk teman-teman yang diduga terlibat match fixing? Karena setidaknya kalian pernah berjuang bersama.
Apa, ya? Saya agak sakit hati sebenarnya, jadi bingung mau bicara apa. Semua orang pernah berbuat salah, termasuk saya juga. Semoga semaunya baik-baik saja dan sehat selalu.
Lupakan sejenak tentang insiden itu. Sekarang saya ucapkan selamat atas kelahiran anak pertamanya. Seperti apa rasanya menjadi ayah?
Rasanya wow banget jadi ayah. Sumpah. Nanti kamu merasakan sendiri.
Kehadiran anak berarti tanggung jawab baru. Bagaimana Teddy mempersiapkan semuanya untuk keluarga?
Saya pasti selalu bekerja keras dan berdoa untuk memberikan nafkah buat istri dan anak. Hanya saja, bagi saya hidup itu tidak sekadar mencari nafkah. Bukan sekadar harta. Hidup ini hanya sementara, saya sekarang lagi mengarahkan diri lebih dekat ke jalan Allah, mengarahkan keluarga kecil ke sana.
Baiklah, semoga sukses menuju ke kebaikan itu. Omong-omong, sejauh ini keluarga Teddy mendukung karir di basket tidak? Seberapa jauh pengaruh mereka untuk membuat Teddy semakin meningkatkan kemampuan?
Mendukung. Kehadiran mereka sangat berpengaruh. Mereka menjadi motivasi saya, apalagi ada adik bayi.
Oke, semoga beruntung di perjalanan karir selanjutnya, ya.
Terima kasih banyak, ya.