Gregg Popovich dan Tony Parker dilantik dalam Naismith Basketball Hall of Fame 2023 pada Sabtu (12/8). Awal hubungan Coach Pop (sapaan Popovich) dan Parker tidak berjalan mulus. Tapi kini mereka dilantik dalam Hall of Fame bersamaan dan sah disebut sebagai legenda basket.
Dalam sesi jumpa pers di Mohegan Sun Arena, Connecticut pada Jumat (11/8) waktu setempat, Pop menyebut pernah membenci Parker. Saat itu Pop menilai Parker tidak memiliki kriteria sebagai pemain yang mumpuni.
“Saya pernah mengatakan saya tidak menginginkannya. Dia lemah, tidak agresif, tidak suka kontak dengan lawan, dia masih 19 tahun, dan saya tidak mau melihatnya. Setelah itu berlalu sisanya adalah sejarah,” ungkap Pop.
Parker memulai langkahnya di NBA pada 2001 silam saat masih berusia 19 tahun. Ia menjadi pilihan ke-18 dalam NBA Draft 2001 setelah tiga musim menjadi pemain Paris Basket Racing. Parker memang mengalami masa-masa awal yang sulit di San Antonio Spurs.
Agen Parker sampai memohon kepada Pop agar pemain muda asal Prancis itu diberi kesempatan kedua. Pop menyetujuinya. Lalu dimulailah latihan keras tanpa ampun. Saat Spurs memensiunkan jersey nomor 9 milik Parker pada 2019, Pop melempar guyon dengan menyebut bahwa ia meminta maaf telah memberi Parker “kekerasan fisik dan mental” selama melatihnya.
"Kadang itu terasa sangat sulit saat saya masih 19 tahun. Saya ingin kembali ke rumah dan menangis. Sekarang saya melihat ke belakang dan bahagia bahwa apa yang dia lakukan untuk saya telah membuat saya menjadi lebih kuat. Dia bisa membuat saya menjadi yang terbaik," ujar Parker.
Pop adalah Pop. Meski dikenal sangat keras, ia memiliki caranya sendiri untuk membangun kedekatan dengan para pemainnya. Termasuk dengan Parker yang ia didik selama 17 tahun. Parker pun menjalaninya dengan ketekunan hingga bisa meraih kesuksesan saat ini.
Dalam wawancara dengan France 24, Boris Diaw, rekan Parker di timnas Prancis, menyaksikan sendiri bagaimana proses Pop mendidik Parker. Diaw mengunjungi Paker pada malam Natal tahun 2002. Ia merasa aneh karena Parker justru menghabiskan waktu Natal di kediaman pelatihnya. Pada malam harinya Diaw menemukan Pop dan Parker sedang menjalani sesi video.
“Pop menunjukkan kesalahan-kesalahan yang Tony buat pada gim terakhirnya. Bahkan pada malam Natal, Pop ingin membuat Tony berbenah dan menjadi lebih baik,” ujar Diaw.
Di bawah asuhan Pop itulah, Parker bisa merasakan empat kali gelar juara dan menjadi MVP Final 2007. Parker masuk dalam 6 kali All-Star dan menjadi pilar penting timnas Prancis. Parker pensiun pada usia 37 tahun di Charlotte Hornets. Sementara Pop baru saja memperpanjang kontrak 5 tahun dengan Spurs. (rag)
Foto: NBA