“Ia berbeda. Ia sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Buat saya, ini gila. Akuilah, kalian belum pernah melihat permainan seperti ini.”

Demikian celoteh Allen Iverson tentang Stephen Curry pada tanggal 10 Maret lalu di sebuah acara Youth Foundation yang diadakan Philadelphia 76ers.

Banyak yang sepakat dengan apa yang dikatakan Iverson. Berbagai analisa juga diungkap tentang gaya permainan Curry yang terlihat unik dan baru.

Selain gemar menembak dari jarak jauh, Curry juga memiliki kecepatan melepaskan tembakan yang sangat tinggi. Secepat apapun seorang pemain penjaga mencoba melakukan blok, semuanya sudah terlambat. Curry sudah kembali ke belakang sambil mengangkat tiga jarinya ke atas.

Selain mendapat pujian, kehebatan Curry juga kerap dicemooh. Ada yang mengatakan bahwa Curry merusak keindahan bermain basket (Mark Jackson) dan beberapa lainnya mengatakan bahwa Curry tak akan bertahan lama di NBA era lampau (Dennis Rodman).

Terlepas dari cemooh, Curry tetap melaju. Memahat rekor demi rekor (pribadi dan tim) yang akan sangat sulit disamai atau dilampaui oleh para pemain lain.

Kembali kepada pernyataan Iverson, benarkah Curry adalah fenomena yang benar-benar baru?

Phil Jackson jelas tidak sepakat. Pelatih legendaris ini bahkan menegaskannya sebelum Iverson mengeluarkan pernyataan bahwa Curry berbeda.

Di akhir Februari, melalui akun twitter, Phil Jackson mengatakan, “Tak pernah lihat pemain seperti Scurry? Coba lihat kembali Chris Jackson/Mahmoud Abdul-Rauf. Pemain dengan karir singkat namun brilian di NBA.”

Stephen Curry saat ini berbeda dengan Stephen Curry setahun lalu. Tahun ini, Curry sudah memiliki fans garis keras. Membandingkan Curry dengan Abdul-Rauf -bagi fans garis keras Curry- sama seperti melecehkan point guard Warriors tersebut. Phil Jackson mandi hujan cacian dari fans garis keras Curry.

Mahmoud Abdul-Rauf hanya bermain selama sembilan musim di NBA. Tujuh bersama Denver Nuggets dan sisanya di Sacramento Kings. Oh, dan pernah satu tahun di Vancouver (Memphis) Grizzlies.

Abdul-Rauf juga bermain di beberapa negara. Ia pernah bermain di Turki, Rusia, Italia, Arab Saudi, Yunani dan menutup karir basket profesional tahun 2011 di Jepang.

Angka-angka statistik Abdul-Rauf memang tidak mencengangkan. Tetapi tidak juga tidak bagus. Barangkali itu yang membuat fans garis keras Curry mengutuk Phil Jackson. Bahkan dalam balasan komentar ada yang mengatakan bahwa Phil mabuk.

Kelirukah Phil Jackson? Belum tentu. Phil sepertinya melihat dari perspektif yang berbeda. Bukan dari perspektif angka, tetapi mungkin perspektif kenangan. Pesona takjub ketika melihat seorang pemain hebat seperti kita mengingat betapa hebatnya pemain-pemain IBL lampau atau Kobatama tanpa ingat catatan statistik mereka.

Tidak ada salahnya. Apalagi Abdul-Rauf pernah membantai Chicago Bulls yang tengah menang 15 kali berturut-turut di musim 1995-1996. Musim di mana Abdul-Rauf sedang panas-panasnya.

Mahmoud Abdul-Rauf masuk ke NBA pada tahun 1993. Ia dipilih Nuggets pada urutan ketiga draft tahun itu. Tahun itu juga, pada pergelaran NBA All-Star, Abdul-Rauf berpartisipasi pada kontes slam dunk. Padahal ia tidak pernah melakukan slam dunk di laga-laga NBA. Ia dipilih karena Bernie Bickerstaff, manajer Nuggets mengirimkan video slam dunk Abdul-Rauf kepada NBA.

Pada musim 1993-1994 dan 1995-1996 Abdul-Rauf merupakan pemain yang paling tajam dari garis tembakan bebas. Tahun 1993, ia menyabet gelar The Most Improved Player.

Sepanjang karirnya, Abdul-Rauf mencatatkan beberapa performa gemilang. Bulan November 1995 ia mencetak 30 poin dan 20 assist saat melawan Phoenix Suns. Rauf juga mencetak 51 poin saat melawan Utah Jazz pada bulan Desember 1995.

Senjata Abdul-Rauf adalah tembakan dan penetrasi. Akselerasinya tinggi. Seperti halnya Stephen Curry, Mahmoud Abdul-Rauf sangat cepat dalam melepaskan tembakan. Khususnya dari luar garis tiga angka. Lawan sulit mengantisipasi kecepatan ini. Persis seperti Curry.

Yup, Abdul-Rauf saat itu cukup menakutkan bagi pemain lawan.

Bila Abdul-Rauf sehebat itu, mengapa sedikit saja yang mengingat kehebatannya?

Abdul-Rauf tidak diingat karena kehebatannya. Tetapi kelakuan kontroversialnya.

Dalam beberapa pertandingan, Abdul-Rauf menolak untuk berdiri ketika lagu kebangsaan Amerika Serikat dinyanyikan. Menurut Abdul-Rauf, bendera AS adalah simbol tirani.

NBA menjatuhkan sanksi kepada Abdul-Rauf, namun hanya satu laga. Enggan tunduk, Abdul-Rauf sepakat dengan NBA bahwa ia akan berdiri saat lagu kebangsaan dikumandangkan, tetapi dengan menutup mata atau melihat ke bawah.

“Ada sebuah pergolakan (dalam diri saya) ketika melakukan itu,” ungkap Abdul-Rauf dalam koran New York Times 1996. “Tetapi itu sebuah pergolakan yang indah. Saya tidak dapat untung apa-apa dari kelakuan itu. Saya tidak punya alasan pribadi, bukan pula alasan egois. Saya tahu apa yang saya lakukan tidak keliru.”

Abdul-Rauf menuai lebih banyak kepopuleran lantaran sikapnya daripada kehebatannya di lapangan. Pemain yang masuk Islam pada tahun 1991 ini menjadi perbincangan nasional. Dibenci tentu saja.

“Pemahaman saya tidak tidak benar. Tetapi mungkin pendekatan saya bukanlah pendekatan terbaik (untuk mengungkapkan pendirian),” lanjut Abdul-Rauf.

Sejak insiden tersebut, Abdul-Rauf mulai dipandang berbeda. Ia dipindahkan ke Sacramento Kings. Banyak yang menganggap Nuggets melakukan ini karena tekanan oleh dampak sikap Abdul-Rauf. Walau saat itu Abdul-Rauf sedang sangat bagus-bagusnya.

Di Kings, menit bermain Abdul-Rauf menurun. Ia hanya dua tahun di Sacramento.

Ketika dirinya dibandingkan dengan Abdul-Rauf, Stephen Curry berbesar hati mengatakan bahwa ia mengetahui Abdul-Rauf. Curry bahkan langsung melihat kembali beberapa video aksi Abdul-Rauf.

“Saya langsung melihat youtube dan memperhatikan permainan Abdul-Rauf selama di LSU. Saya belum pernah menyaksikan permainannya sebelumnya. Menyaksikan itu menambah pengetahuan basket saya. Pastinya ada kemiripan gaya bermain Abdul-Rauf dengan saya,” ujar Curry kepada ESPN.

Perdebatan tentang pernyataan bahwa Curry mirip Abdul-Rauf mereda. Tertelan waktu atau karena twit Phil Jackson beberapa hari kemudian yang –sepertinya- mentertawakan perdebatan tersebut.

“Cepat dalam melepaskan tembakan, crossover, ya. MVP, tentu saja tidak.” Cuit Phil.(*)

Gambar dari Sports Illustrated.

Komentar