Bisnis NBA sudah banyak berubah, termasuk dalam bursa transfer. Hal ini membuat David Falk, mantan agen Michael Jordan takut. Karena pemain sudah tidak mengindahkan kontraknya. Menurut Falk, fungsi agen pemain sudah tidak seperti dulu lagi. 

Pernyataan Falk ini dipicu oleh kabar soal Damian Lillard. Pemain yang sudah 11 tahun menghabiskan kariernya di Portland Trail Blazers, lalu meminta pindah dari klub tersebut. Padahal Lillard punya kontrak dengan Blazers hingga musim 2026-2027, dan memiliki opsi pemain senilai 63,2 juta dolar di musim terakhir. Tetapi Lillard tidak senang dengan Trail Blazers yang tak kunjung membuat tim yang kompetitif. 

Sebelum Lillard, juga ada cerita tentang James Harden, yang membuat drama di Houston Rockets. Harden malas latihan, tampil dengan perawakan gendut, hingga tidak maksimal dalam pertandingan. Penyebabnya adalah dia hanya ingin dikirim ke tim lain, karena sudah tidak mau bermain di Rockets. Padahal dia masih punya kontrak dengan tim tersebut. 

Dalam sebuah wawancara dengan Howard Beck dari GQ Sports, David Falk menegaskan bahwa bisnis NBA sekarang mengerikan. Menurut Falk, kondisi ini juga didukung oleh kebijakan klub, yang justru menguntungkan pemain. "Seorang pemain sekarang tidak memerlukan pasar pemain "free agent". Karena begitu pemain mengatakan tidak ingin berada di tim, maka manajemen klub mengakomodir keinginan tersebut. Saya pikir ini mengerikan," jelasnya. 

Falk menambahkan bahwa keadaan bisnis NBA, dengan kontrak pemain seperti ini adalah alasannya berhenti dari bisnis agen pemain. Karena agen tidak lagi fokus pada bisnis. Agen tidak lagi dibutuhkan ketrampilannya dalam negosiasi, karena dia memperkirakan 70 persen dari kontrak yang terjadi di NBA bukan hasil negosiasi agen. Semuanya sudah bisa dilakukan oleh pemain. 

"Anda pikir Michael Jordan tidak memiliki kekuatan seperti itu? (meminta perdangangan). Tentu saja, Jordan punya kekuatan untuk itu dan sangat besar kemungkinan yang bisa dilakukan olehnya. Tetapi Jordan cukup pintar untuk mengetahui bahwa mereka tidak akan pernah mempermalukan diri mereka di depan umum. Karena itu bertentangan dengan kontrak. Kalau mereka ingin pindah, maka mereka akan menunggu sampai kontraknya berakhir," kata Falk. 

Foto: Sporting News

Sampai saat ini, nasib Lillard memang menggantung. Lillard memilih Miami Heat sebagai tujuan utamanya. Tetapi manajemen Portland Trail Blazers tidak melihat ada keuntungan dalam transaksi. Karena Heat mengajukan nama Tyler Herro untuk ditukar dengan Lillard. Tampaknya Trail Blazers tidak tertarik dengan Herro. 

"Apa yang saya pelajari, kesabaran adalah yang utama. Kami akan bersabar, kami akan melakukan yang terbaik untuk tim. Jika itu membutukan waktu berbulan-bulan, maka kami akan menjalaninya," kata manajer Trail Blazers, Joe Cronin, yang tidak ingin terburu-buru dalam menentukan sikap. 

Para pemain, menurut Falk, mengedepankan keuntungan finansial. Karena dengan mengancam pergi, maka pemain tersebut bisa memancing reaksi klub. Biasanya manajemen akan memberikan insentif lebih banyak kepada pemain tersebut. Atau, dalam bahasa kontrak, mereka bisa memberikan tawaran dengan harga tinggi untuk perpanjangan, ketimbang menghabiskan kontrak dan pergi baik-baik dari klubnya. (*)

Foto: The Business Journal

Komentar