Bradley Beal resmi diperkenalkan sebagai pemain Phoenix Suns pada Kamis (30/6) waktu setempat. Beal dikirim dari Washington Wizards dengan kompensasi Chris Paul, Landry Shamet, dan beberapa draft pick. Meski agak berat meninggalkan Wizards, Beal berusaha mengambil sisi positifnya.
Ia bisa lebih santai. Suns memiliki Devin Booker, Kevin Durant, hingga Deandre Ayton yang menjadi titik utama tim. Dengan begitu Beal tidak harus menjadi target tim lawan saat bertanding.
“Bukannya ini keuntungan? Saya merasa gelisah memikirkannya karena saya belum memiliki kesempatan itu. Kevin, Dev, dan DA adalah orang-orang hebat untuk waralaba ini,” kata pemain berusia 30 tahun itu.
“Saya senang Anda bisa menjaga Devin dan K malam ini. Saya bisa sedikit bersantai dan tidak menghadapi begitu banyak penjagaan ekstra. Saya bisa lebih leluasa menembak. Saya bisa melatih catch and shoot lagi,” imbuhnya.
Beal mungkin mengalami perubahan drastis. Ia telah memiliki ikatan emosional dengan Wizards. Juga menjadi satu-satunya tim yang pernah ia bela (sebelum pertukaran). Beal memperkuat Wizards selama 11 tahun atau sejak terpilih urutan ketiga NBA Draft 2012.
Meski tidak pernah melaju ke ronde kedua playoff, Beal menjadi tumpuan Wizards. Setelah menjadi bagian dari Suns, Beal berada di belakang Booker dan Durant atau mungkin Ayton (jika Ayton masih di Suns musim depan).
Untuk pertama kalinya Beal akan berada dalam lingkungan dengan persaingan gelar juara. Ia tidak khawatir dengan penyesuaian dalam tim atau menemukan ritme baru. Beal juga tidak terlalu memikirkan tentang siapa yang bintang utama Suns.
“Saya paham bahwa ini adalah ‘Tim-nya Booker’. Saya mengerti bahwa ini rumahnya, arenanya, dan saya bersemangat untuk itu. Saya senang bisa bermain untuk dua pemain Hall of Fame yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya. Mereka mendorong saya untuk berada melakukan hal yang belum pernah saya lakukan. Semoga saya juga bisa melakukan hal yang sama,” imbuhnya. (rag)
Foto: Rappler