Babak playoff IBL 2023 tidak akan berpusat dalam satu tempat dengan format seri lagi. Liga memberikan kesempatan tim-tim untuk menjadi penyelenggara kompetisi. Format kandang-tandang akan kembali digunakan. Terakhir kali format itu digunakan saat final IBL 2019 antara Aspac dan Satria Muda.

Saat ditemui di sela-sela Seri 8 Jakarta pekan lalu, Dirut IBL Junas Miradiarsyah mengatakan delapan tim yang lolos playoff sudah menentukan kandang masing-masing. Dari delapan tim itu, empat diantaranya memilih Britama Arena, Kelapa Gading.

“Opsi di Britama Arena paling banyak karena kami sudah asesmen sejak lama. Bumi Borneo sudah cek di tiga tempat dan tidak ada yang memenuhi. Kalau pindah ke Bandung, kami prioritaskan dulu di Bandung itu ya Prawira,” kata Junas.

Selain itu, dari urutan kelayakan memang Britama Arena menempati posisi paling atas. Disusul C-Tra Arena (Bandung) dan GOR Amongrogo dan UNY (Yogyakarta). Sayangnya, Bima Perkasa tidak bisa menggunakan dua venue itu karena sedang dipakai. Untuk itu Bima Perkasa rencananya menggunakan GOR UGM.

“Dewa United masih mau mencoba ke Indonesia Arena. Mau finalisasi dalam 1-2 hari ini. Kalau tidak, kami masih belum tahu. Tapi mereka mengusulkan GOR Sunter. Tapi kami sudah cek kelihatannya masih belum bisa,” kata Junas.

Junas menjelaskan bahwa Pelita Jaya juga tidak diusulkan menggunakan GOR Soemantri Brodjonegoro. Memang dari segi lapangan dan fasilitas sudah baik. Tetapi segi kapasitas terlalu kecil. Kurang dari 2 ribu penonton. Apalagi Pelita Jaya memiliki penggemar yang banyak.

“Kalau mereka ada perhitungan kolaborasi dengan klub lain ya terserah pakai venue yang efektif dan efisien. Usahakan tidak bentrok,” lanjut pria berusia 43 tahun itu.

Beberapa venue di Jakarta juga tidak bisa terpakai. Seperti kondisi Hall Basket Senayan yang tidak memungkinkan. Jika menggunakan venue seperti Istora Senayan pun, belum tentu ada lapangan yang bisa digunakan.

“Lapangan itu yang punya di Britama. Ada DBL juga tapi sudah ditanam di Pakuwon. Masalahnya belum menemukan lapangan. Kompleksnya disitu. Penyedia papan skor di Indonesia juga terbatas. Memang ada venue dengan catatan. Tapi kalau tidak dicoba (kandang-tandang) tidak akan tahu,” ucap Junas.

Di sisi pemain, Arki Dikania Wisnu tidak masalah jika Britama Arena dijadikan venue kandang oleh lebih dari satu tim. Pemain Satria Muda itu menilai sisi keselamatan lebih penting.

“Pasa saat yang sama apalagi di Indonesia tidak punya banyak lapangan basket yang bagus. Kalau mau kompetisi yang bagus, ya harus pakai venue terbaik. Saya pikir ide yang bagus kalau beberapa tim pakai Britama Arena,” pungkasnya. (rag)

 

Daftar Venue Kandang Peserta Playoff IBL 2023:

1. Prawira Harum Bandung

C-Tra Arena, Bandung

2. Satria Muda Pertamina Jakarta

Britama Arena, Jakarta

3. Pelita Jaya Bakrie Jakarta

Britama Arena, Jakarta

4. Dewa United Banten

Indonesia Arena, Jakarta*

5. Rans Pik Basketball

Britama Arena, Jakarta

6. Bima Perkasa Jogja

GOR UGM, Yogyakarta

7. Bali United Basketball

GOR Merpati, Denpasar

8.Bumi Borneo Basketball Pontianak

Britama Arena, Jakarta

*) dalam tahap menunggu konfirmasi pengelola

 

Foto: Ariya Kurniawan

Komentar