Denver Nuggets mampu memenangkan gim ketiga dari seri Final NBA 2023 melawan Miami Heat. Pembahasannya sudah jelas, yaitu Nikola Jokic dan Jamal Murray bisa menjawab strategi pertahanan Heat, yang mengunci kedua pemain tersebut di gim kedua. Kini kedua tim siap menyambut gim keempat.
Nuggets menang 109-94, pada Rabu malam waktu Amerika Serikat. Posisi mereka unggul 2-1, dan siap merebut kemenangan ketiga di gim keempat. Itulah yang diucapkan oleh Jamal Murray usai sesi latihan. "Ini sangat menyenangkan. Kami semua bersenang-senang," kata Murray. "Mencoba memecahkan teka-teki ini bersama-sama. Kita semua bermimpi untuk sampai ke tahap ini. Jadi, kami tidak ingin membuang kesempatan ini begitu saja. Dibutuhkan banyak pekerjaan untuk bisa sampai di tahap ini."
Murray dan Jokic masing-masing mencetak tripel-dobel dengan 30 poin di gim ketiga. Pertama kali terjadi dalam sejarah NBA. Tapi tampaknya catatan statistik seperti ini bukan hal yang membuat Jokic bangga. Pemain berjuluk "The Joker" ini justru memilih tetap fokus pada pertandingan. Dia menyebut laga final kali ini sebagai permainan catur. Adu strategi antara Nuggets dan Heat kali ini dianggap sebagai sesuatu yang menarik, dan menuntut fokus tinggi dari para pemain.
"Kalau mereka melakukan sutu langka, maka kami harus siap melakukan langkah lain. Ini adalah waktu di mana para pemain menunjukkan apa yang mereka miliki," kata Jokic.
Di sisi lain, Jimmy Butler datang ke sesi wawancara setelah latihan. Lagi-lagi, bintang Heat itu mengungkapkan bahwa timnya butuh lebih banyak energi untuk melawan Nuggets. Butler mengisyaratkan agar penggemar yang mendukung harus lebih banyak. Dia butuh dukungan di gim keempat, yang dimainkan di rumah sendiri.
"Kami butuh lebih banyak energi. Kami akan bermain di level tertinggi. Kalau itu terjadi, kami akan mendapatkan kemenangan di rumah," jelasnya.
Salah satu faktor yang membuat Heat kalah adalah rebound dengan perbandingan 33-58 di gim ketiga. Tetapi menurut Erik Spoelstra, kepala pelatih Heat, banyak hal yang harus diperhatikan ketika bermain di babak final seperti ini. Jauh lebih kompleks ketimbang hanya memperhatikan statistik saja. "Semakin banyak pengalaman, dan semakin banyak perspektif yang dimiliki, maka akan tahu betapa sulitnya bermain di level ini. Final tidak hanya tentang memahami tim lawan saja, melainkan kita harus mencari tahu bagaimana susunan tim kita sendiri. Disitulah letak kesulitannya," ungkap Spoelstra, dikutip dari Associated Press.
Sementara pelatih Nuggets, Michael Malone menyatakan bahwa keunggulan 2-1 di final bukan hal yang harus dirayakan. Faktanya dalam Final NBA sejak tahu 2011, tim dengan keunggulan 2-1 justru kalah di Final. Terbaru, Boston Celtics unggul 2-1 dari Golden State Warriors di Final NBA 2022, namun di akhir seri mereka tumbang. Sebelumnya, Phoenix Suns menyerahkan trofi Larry O'Brien kepada Milwaukee Bucks setelah unggul 2-1.
"Tidak ada malam bersejarah, tidak ada yang perlu dirayakan. Kami melihat kembali gim ketiga bersama pemain dan staf pelatih. Kami hanya bermain bagus, dan mencoba menguasai setiap lini. Mencoba menjawab semua strategi permainan Heat. Kami masih perlu lebih baik lagi," tegas Malone.
Gim keempat dari seri Final NBA antara Heat dan Nuggets, akan dimainkan di Miami pada hari Jumat (10/6) waktu Amerika Serikat. (*)
Foto: nba.com