Miami Heat hanya berjarak satu kemenangan untuk lolos ke Final NBA. Ini setelah mereka menang telak 128-102 atas Boston Celtics, di Florida, Amerika Serikat. Kematangan seorang pelatih dalam mempersiapkan tim, menjadi pembeda antara Heat dan Celtics.
Heat bukan favorit juara musim ini. Semua penggemar NBA tahu, saat di mana mereka hampir tak lolos playoff. Kemudian kalah di play-in tournament pertama, lalu masuk playoff karena menang di play-in tournament kedua. Menurut kepala pelatih Erik Spoelstra, perjalanan musim ini yang membuat timnya semakin kuat.
"Pendekatan kami, dan cara kami bersiap di pagi hari, menunjukkan betapa fokusnya semua pemain pada tujuan kami. Kemudian semuanya menunjukkannya di lapangan," kata Spoelstra. "Orang seakan lupa dengan apa yang terjadi selama musim reguler. Kami tidak akan mencari alasan. Tapi saya merasa bahwa ada keindahan dalam kesulitan yang kami lalui. Musim reguler ini menjadi salah satu yang paling menarik dan bermanfaat bagi tim kami. Karena itu berbuah di playoff, yang akhirnya membuat kami lebih kuat."
Spoelstra memuji timnya karena sudah belajar dari kesulitan, serta membawa semangat juara sampai saat ini. Namun sebaliknya, bintang Heat Bam Adebayo justru memuji pelatihnya. Menurut Adebayo, Heat bisa seperti sekarang, khususnya di musim ini, berkat energi positif yang diberikan Spoelstra.
"Satu hal tentang Erik Spoelstra adalah dia selalu percaya pada kami semua. Saya merasa itu hal yang paling penting. Hari demi hari, dia selalu memberikan semangat untuk kami. Dia selalu datang dengan pola pikir positif dan ingin kami menang. Jadi bagi kami, senang memiliki pelatih seperti dia yang percaya pada semua pemain," jelas Adebayo.
Foto: boston.com
Sebaliknya, Celtics mengalami kehancuran di gim ketiga. Dikutip dari celticsblog.com, ini merupakan kekalahan playoff terburuk dalam sejarah klub. Dalam artikel tersebut disebutkan juga bahwa Joe Mazzulla memang berhasil membuat Celtics jadi tim dengan serangan dan pertahanan paling efisien kedua di liga. Namun itu terjadi di musim reguler saja, sementara di playoff, Celtics kurang siap.
"Saya harus lebih baik. Saya harus menempatkan mereka di posisi yang lebih baik. Saya harus menyiapkan mereka untuk bermain lebih baik. Penting bagi kami untuk bersatu," kata pelatih Mazzulla.
Dari sisi serangan, Heat berhasil mengunci duo Celtics, Jayson Tatum dan Jaylen Brown. Mereka hanya mencetak 7 tripoin dari 40 percobaan dalam tiga pertandingan. Mereka bahkan dipaksa melakukan 23 turnover, yang jumlahnya lebih banyak daripada asis (21 asis). Kemudian dari sisi pertahanan, ini bukan hanya soal permainan fenomenal Jimmy Butler. Namun lebih kepada tripoin dari pemain lain, seperti Caleb Martin (10 dari 21 percobaan), Gabe Vincent (10 dari 18 percobaan), dan Duncan Robinson (8 dari 14 percobaan). Heat dalam tiga pertandingan berhasil mencetak 123, 111, 128 poin.
"Saya pikir identitas pertahanan kami telah hilang, dan kami harus mendapatkannya kembali. Kami tidak bermain secara kolektif dari sisi pertahanan. Kami benar-benar tidak memilikinya sekarang," jelas Mazzulla.
Menaikkan spanduk kejuaraan ke-18 ke langit-langit TD Garden tampaknya bakal jadi misi yang berat bagi Celtics. Karena sama seperti yang dialami Los Angeles Lakers, bahwa belum ada satu pun tim NBA yang bisa memenangkan seri playoff (best-of-seven) setelah mereka tertinggal 0-3. (*)
Foto: Hola News