Menjadi seorang pemain hebat tidak mudah. Giannis Antetokounmpo merasakan tekanan itu. Pemain terbaik MVP NBA dua kali beruntun, juara liga dan menjadi pemain terbaik final, serta All-Star tujuh kali. Giannis dituntut untuk terus menjadi yang terbaik. Hal itu sempat membuatnya stres.

Dalam wawancara dengan Milwaukee Journal Sentinel, pemain berdarah Nigeria itu merasakan tekanan besar pada 2020 lalu. Apalagi ia baru saja meraih MVP dua kali. Giannis juga memperpanjang kontrak lima tahun senilai AS$228 juta, yang pada saat itu menjadi kontrak terbesar.

“Senang mendengarnya. Tetapi itu membuat banyak tekanan. Saya harus bermain dan menjadi yang terbaik. Berlatih dan membuat diri ini seperti yang terbaik. Itu tidak mudah. Itu sulit. Pada 2020 itu saya bahkan siap untuk tidak bermain lagi,” kata Giannis.

Giannis tidak sekedar bicara. Ia bahkan mendatangi manajemen Milwaukee Bucks pada saat itu. Ia mengakui bahwa ia tipe yang keras kepala. Giannis mengatakan dia bukan orang yang akan melakukan sesuatu jika ia tidak menyukainya. Ia lebih memilih untuk tetap berada di rumah dan menghabiskan waktu dengan keluarganya.

Tahun 2020 memang begitu sulit bagi banyak orang. Pandemi Covid-19 membuat NBA menerapkan sistem gelembung di Orlando. Giannis juga masih berduka atas kematian ayahnya pada 2017 lalu. Kemudian harus melakukan kesepakatan dengan sponsor yang seolah tidak ada habisnya. Belum lagi tuntutan untuk membawa Bucks juara. Berbagai hal itu berkecamuk dalam diri Giannis.

“Semua orang berpikir ini gila. Saya baru saja menandatangani kontrak terbesar dalam sejarah NBA dan ingin pensiun dan semua uang itu? Saya tidak peduli dengan uang itu. Saya hanya ingin kebahagiaan.”

“Ayah saya tidak punya apa-apa tapi dia memiliki kami. Dia adalah orang terkaya di dunia karena memiliki anak-anaknya. Dia memiliki keluarga yang bahagia meski tidak memiliki apa-apa,” kata pemain berusia 28 tahun itu.

Kemudian Giannis menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan. Ia melihat pemain seperti DeMar DeRozan dan Kevin Love yang bersuara tentang isu kesehatan mental. Awalnya Giannis tidak paham. Tetapi ia mulai mengerti ketika sudah menjadi pemain terbaik dan terobsesi untuk terus mencapai kesuksesan.

Giannis pun mulai mengikuti konseling. Itu sangat banyak membantunya. Giannis tidak jadi pensiun. Setelah berhasil melalui krisis itu, Giannis membawa Bucks juara NBA 2021 dan menjadi pemain terbaik di final. Kini ia menjadi kandidat pemain terbaik (lagi) bersama Joel Embiid dan Nikola Jokic. Giannis juga membawa Bucks menjadi unggulan pertama Wilayah Timur (58-24), yang nantinya akan melawan Chicago Bulls atau Miami Heat di playoff. (rag)

Foto: NBA

Komentar