Finlandia, negara beriklim dingin yang jarang disorot media. Tak banyak yang kita ketahui dari sana. Termasuk juga produk olahraganya.
The Flying Finn
"The Flying Finn" adalah julukan bagi para atlet tercepat dan berprestasi dari Finlandia. Sebut saja Kimi Raikkonen di F1 dan Teemu Selanne di NHL. Jauh sebelum mereka, julukan tersebut tersemat erat pada Paavo Johannes Nurmi. Ia terkenal dengan bakat berlarinya sejak kecil hingga meraih 12 emas olimpiade serta 22 rekor dunia. Dia sungguh cepat di lintasan lari. Bagaimana bisa? Sejak kecil ia suka berlari mengejar kereta api. Ya, berlari hanya untuk melihat dari dekat lokomotif kereta.
Dalam menggapai prestasi-prestasinya, Paavo Johannes Nurmi mengenakan sepatu tradisional bermerek Karhu.
Paavo Johannes Nurmi saat menjuarai lari jarak 1500 meter, Olimpiade Paris tahun 1924.
Beruang Yang Dibangun Dengan Semangat Nasionalisme
Karhu adalah produk atletik di bawah naungan perusahaan bernama Ab Sportartiklar. Didirikan tahun 1916 di sebuah rumah produksi kecil di pinggiran kota Helsinki. Dalam bahasa Finlandia, Karhu bermakna beruang. Hewan buas dengan kekuatan besar namun berpenampilan anggun yang jadi hewan endemik di sana. Logonya pun tergambar sebagai beruang yang sedang bermain ski.
Kiri: Logo Awal Karhu, Kanan: Atlet Finlandia Saat Berlomba pada 1917.
Hans Kolehmainen (depan) saat menjuarai sebuah kejuaraan lari.
Entah kebetulan atau tidak, berdirinya Karhu bertepatan dengan atlet-atlet Finlandia yang sedang naik daun. Sebut saja Paavo Johannes Nurmi yang mendominasi di olimpiade serta Hannes Kolehmainnen dan Ville Ritola yang berjaya di Eropa dan Amerika. Mereka cepat, dan tentunya butuh sepatu yang cepat pula. Dari situlah Karhu muncul sebagai produk asli Finlandia yang mendukung atletnya berlaga di luar negeri.
Olimpiade Paris 1924 dan Supplai Untuk Perang Dunia II
Kita melompat ke tahun ke delapan berdirinya Karhu di mana tim lari Finlandia tengah fokus meraup sebanyak mungkin medali emas. Paavo Nurmi dan atlet lain berhasil menggebrak. Mereka pun dengan percaya diri menggunakan sepatu dari Karhu. Inilah awal bagaimana Karhu mulai dikenal secara luas. Dengan prestasi yang melonjak, sepatu pun perlu dikembangkan. Karhu kemudian memfokuskan diri dalam pengembangan produk atletik untuk atlet lari.
Paavo Johannes Nurmi Menggunakan Sepatu Lari Karhu.
Surat Keterangan Paavo Johannes Nurmi Foto Saat Berlomba di Philadelphia pada 1929.
Prestasi tim atletik Finlandia terus berlanjut hingga tahun 1940an. Begitupun produk atletik yang dihasilkan oleh Karhu. Mereka pun mendapatkan nama baik dari sana. Penjualannya pun juga menonjol. Dari sini, Karhu semakin dikenal sebagai produsen produk atletik terkemuka di Eropa dan Amerika Serikat.
Produksi produk atletiknya sempat diturunkan pada perang dunia II karena mensuplai produk untuk tentara nasional Finlandia. Mereka sempat membuat sepatu boots, ransel, dan perlengkapan ski. Hal ini terkait dengan mesin mereka yang tak cukup untuk mengakomodasi permintaan di dua bidang yang bertolakbelakang: perang dan olahraga.
Fakta Tentang Desain ‘Three Stripes’ dan Logo Baru
Cukup mengejutkan ketika mendengar bahwa ciri khas garis tiga dari Adidas nyatanya bukan asli buatan mereka. Sebenarnya, Karhu telah menggunakan elemen tiga garis di sepatu atletik mereka sejak tahun 1924. Kemudian pada saat Olimpiade Helsinki tahun 1952, Adolf "Adi" Dassler pertama kali melihat desain itu. Dia pun tertarik dengan desain tersebut.
Adi Dassler tak main-main dengan minatnya. Selang beberapa minggu, ia mengundang pihak Karhu untuk berkunjung ke Herzognaurach, markas besar Adidas. Hasilnya, Karhu menjual paten desain tiga garis tersebut kepada Adidas seharga €1600 bila disamakan dengan nominal sekarang serta dua botol whiskey. Sebuah harga yang murah bila kemudian melihat bagaimana sepak terjang Adidas dengan ‘tiga garis’nya.
Sepatu lari Karhu dengan ornamen tiga garis tahun 1940
Karhu lalu mengganti ornamen tiga garis dengan huruf M.
Tak berselang lama, Karhu membuat perubahan besar pada sepatunya yang kini tak lagi menggunakan elemen tiga garis. Mereka memilih huruf ‘M’ yang diambil dari kata ‘Mestari’ yang dalam bahasa Finlandia berarti Sang Ahli atau Pemenang.
Produk Luar Lapangan Dan Inovasi ‘Air-Cushioned’ Sebelum Nike
Para atlet Finlandia berharap Karhu membuat sepatu kasual sebagus sepatu atletik mereka. Dengan tingginya permintaan, Karhu pun merilis Karhu Trampas. Sepatu kasual pertama mereka tahun 1960. Trampas pernah dinobatkan sebagai sebagai sepatu latihan terbaik di dunia oleh Sir Arthur Leslie Lydiard, atlet dan pelatih legendaris bidang atletik.
Karhu Trampas Casual tahun 1968.
Inovasi mereka tak henti sampai di situ. Karhu tercata pertama kali memperkenalkan teknologi "Air-Cushioned" tahun 1976 lewat seri Karhu Champion –11 tahun sebelum Nike memperkenalkan teknologi Air-Sole pada Nike Air Max 1. Produk ini jadi produk paling laris sepanjang sejarah Karhu dengan mencapai angka satu juta pasang terjual dalam setahun.
Karhu Karhu Champion. Sepatu olahraga pertama yang menggunakan sol berbantalan udara.
Penjelasan cara kerja sol berbantalan udara dari Karhu.
Inovasi Lain Mendahului Merek Dunia
Banyak inovasi lain yang Karhu keluarkan. Karhu Albatross dirilis pada 1982 sebagai solusi sepatu lari yang ringan dan jadi pesaing terberat Nike Cortez. Untuk basket, Karhu merilis Karhu Harlem Air tahun 1984. Sebelum Converse mengeluarkan Converse Weapon dan Nike Air Jordan 1. Serta membuat tekonologi Fulcrum yang menurut mereka lebih baik dan efisien bagi pelari.
Karhu Albatross Nylon 1982
Karhu Harlem Air 1984.
Sketsa Karhu Fulcrum, sepatu dengan teknologi sol yang dianggap lebih baik dari teknologi 'Air Cushioned'
Bahkan, formasi unik tali sepatu dirilis juga oleh Karhu lewat seri Aria pada 1995 dan Synchron pada 1996. Hingga kini, Karhu tak pernah mengubah cara mereka dalam membuat inovasi untuk atlet dan bidang olahraga.
Inovasi Tinggi, Minim Atensi
Sangat disayangkan bagaimana inovasi Karhu kurang direspon dunia. Setidaknya mereka telah jadi yang nomor satu di Finlandia dan Eropa Utara sebagai produk atletik terbaik. Beruang memang anggun dan bertenaga tinggi, namun tak memiliki suara selantang singa agar semua menoleh kepadanya. Tak selantang pula dengan si contreng dan si tiga garis walau didahului oleh si beruang :)
Sumber Foto: Karhu Archieve, Sneakers Magazine, Highsnobiety