"BALI UNITED SELAMANYA!!!"
...
Teriakan itu terus membahana di GOR Merpati di setiap laga di mana Bali United Basketball Club berlaga. Total empat kali Bali United bermain di Seri 1 Bali, di empat laga itu pula kapasitas GOR Merpati nyaris selalu penuh.
Puncaknya di gim terakhir melawan Evos Thunder Bogor, GOR Merpati penuh sesak. Tangga tempat berjalan penuh, area media yang hanya berisikan saya sendiri juga akhirnya diduduki oleh beberapa penonton. Tak sedikit penonton yang berdiri, bahkan sejak laga dimulai.
Di bagian utara, di dekat bangku cadangan lawan, pendukung Bali United yang datang dari kelompok North Side Boys 12 tak lelah bersorak. Sorakan mereka memacu penonton mengikuti. Tak sedikit juga yang akhirnya justru terus bersorak saat pasukan North Side Boys 12 sedang istirahat mengambil nafas. GOR Merpati benar-benar menghadirkan aura kandang untuk Bali United yang berarti tidak ramah untuk lawannya.
Antusiasme dan penuh sesaknya pecinta basket di Seri 1 Bali juga membuat saya kagum. Ini bisa mengindikasikan dua hal, hausnya masyarakat Bali atas hiburan olahrga profesional dan besarnya semangat masyarakat Bali atas olahrga basket. Ditambah dengan kehadiran tim tuan rumah untuk kali pertama sejak Bali United bergabung ke IBL pada 2020 lalu, semuanya jadi pas untuk basket Bali.
Kehadiran Bali United memang bisa dibilang jadi pelengkap ekosistem basket Bali. Ya, Bali memang punya sejarah panjang di basket. Sejak IBL digelar pada 2003, rasanya di setiap musim selalu ada pemain Bali yang berpatisipasi. Bahkan, jika mendengar dari beberapa legenda basket Indonesia, sebelum IBL dimulai pun pemain-pemain asal Bali sudah bermunculan dan tersebar di berbagai macam tim.
Namun, talenta-talenta Bali itu tidak pernah benar-benar punya wadah untuk kemampuan mereka di tanah mereka sendiri. Akhirnya, talenta-talenta tersebut pun menyeberang ke Pulau Jawa dan memulai petualangan mereka masing-masing. Beberapa bahkan sudah menyeberang sejak usia muda, ambil contoh seperti Yesaya Saudale.
Yesaya bahkan akhirnya membela DKI Jakarta di gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020. "Di Bali, talenta itu banyak sekali Kak. Urusan tinggi badan juga Bali tidak pernah ada habisnya," terang Yesaya kepada kami di Seri 1 Bali. "Tapi ya kalau di sini terus, kami tidak mendapatkan terlalu banyak kompetisi. Itulah sebabnya saya memutuskan ke Jakarta. Saya ingin lebih lagi, saya ingin menghadapai lawan yang lebih sulit lagi".
Di sini peran Bali United menjadi krusial. Kehadiran mereka bisa jadi wadah untuk semeton untuk mendapatkan persaingan yang layak. Rasanya tidak mungkin Bali United tidak mengambil talenta-talenta terbaik di Pulau Dewata jika pemainnya masih ada di sana.
Dengan berkumpulnya mereka, persaingan tingkat tinggi pun hadir. Lalu mereka juga akan bertanding di IBL mendapatkan lawan-lawan dari tanah Jawa. Mendaptakan segala pengalaman dan menularkannya ke generasi muda Bali selanjutnya.
Bukti lain betapa besar dan banyaknya talenta basket di Bali bisa dilihat dalam gelaran Honda DBL with KFC. Di setiap musimnya sejak DBL memilih pemain All Star pada 2010, selalu ada setidaknya satu pemain terpilih baik di nomor putra ataupun putri. Ini menjadi bukti bahwa di level SMA se-Indonesia, talenta Bali dapat bersaing dengan baik, bahkan menjadi salah satu yang terbaik.
Ya, di nomor putri pun, talenta basket Bali terus muncul di kancah nasional. Sayangnya, liga putri tak jua muncul. Hasilnya, kita hanya bisa melihat talenta-talenta tersebut di level mahasiswa atau langsung ke tim nasional.
Dewa Ayu Made Sriartha mungkin menjadi nama yang paling dikenal sekarang seiring kiprahnya di tim nasional baik 3X3 ataupun 5v5. Sebelumnya ada juga Regita Pramesti yang sudah membela timnas senior putri sejak belia. Beberapa pemain Bali yang finis sebagai peraih medali perak di PON Papua lalu juga bisa jadi pemain masa depan timnas putri Indonesia.
Hal-hal di atas adalah bukti nyata bahwa Bali tidak pernah kehabisan talenta, tapi mereka kekurangan wadah. Bali United memang sekarang bisa jadi jawaban atas kekurangan itu. Namun, tentunya jika wadah yang ada semakin besar, talenta yang bisa disaring pun semakin banyak.
Semangat basket sudah tumbuh dan berkembang baik di Bali, tinggal mereka yang berwenang, mereka yang punya kuasa, seberapa besar niat mereka untuk mengembangkan ini lebih baik. Jika niat pengembangan ini sangatlah besar, maka jangan kaget jika Bali akan jadi salah satu daerah penyumbang pemain timnas terbanyak dalam tahun-tahun mendatang.Bakatnya ada, semangat para pelakunya ada, hanya tinggal dukungan sarana dan pra-sarana untuk menjadi yang terdepan!
Foto: Ariya Kurniawan, Hariyanto