Brooklyn Nets jadi tim terpanas NBA sekarang. Kemenangan tipis atas Atlanta Hawks jadi kemenangan ke-10 secara berturut-turut untuk mereka. Ini jadi kali pertama organisasi Nets memiliki 10 kemenangan beruntun sejak 2006, saat mereka masih bernama New Jersey Nets. 

Sorotan dalam rangkaian apik ini jelas terarah kepada Jaqcue Vaughn. Sejak menggantikan Steve Nash yang berpisah dengan Nets pada 1 November lalu, Vaughn berhasil mengubah tim ini dari sebuah kekacauan menjadi salah satu unggulan. 

Gim terakhir Nash bersama Nets sebenarnya berujung kemenangan. Mereka menang 116--109 atas Indiana Pacers. Namun, itu adalah kemenangan kedua dari tujuh gim. Yang mana artinya, Nash meninggalkan Nets dengan rekor (2-5). 

Per hari ini, Kamis (29/12), Nets duduk di peringkat dua klasemen sementara Wilayah Timur dengan rekor menang-kalah (23-12). Secara keseluruhan maka Vaughn membawa Nets menang 21 kali dan kalah 7 kali. Ini adalah catatan kemenangan terbaik di liga sejak Vaughn resmi mengisi posisi Nash. 

Pada dasarnya, tidak banyak perubahan yang dibawa Vaughn untuk tim ini. Untuk saya pribadi, satu perubahan paling krusial tampaknya adalah situasi mental bermain para pemain. Di bawah Vaughn, semua pemain Nets tampak lebih santai tapi juga serius di lapangan.

Mengapa saya sebut demikian, jika Anda melihat tayangan langsung gim-gim Nets, maka wajah-wajah tersenyum bahkan tertawa di bangku cadangan Nets kerap muncul. Mulai dari pemain utama seperti Kyrie Irving, Kevin Durant, hingga Ben Simmons, sampai barisan cadangan seperti Markieff Morris serta Patty Mills tampak lebih enjoy di lapangan.

Ini memang sulit terukur, namun perubahan situasi kerja seperti ini sangatlah krusial dalam mengubah situasi sebuah tim. Vaughn tampak mendapatkan kepercayaan penuh serta respek dari seluruh pemain Nets yang mayoritas sudah punya cukup pengalaman di NBA. 

Di lain sisi, Vaughn juga berhasil mengoptimalkan para pemain pendukung untuk tiga pemain kaliber All Star mereka. Royce O'Neale dan Nic Claxton adalah dua nama yang paling sering turun mendampingi Kyrie, KD, dan Ben. 

Total komposisi pemain ini turun bersama total dalam 10 gim dan Nets meraih 8 kemenangan. Bermain dalam rata-rata 12,9 menit bersama, komposisi ini mencetak rataan 31,8 poin dengan akurasi tembakan mencapai 58,7 persen. 

Saat Kyrie dan Ben sempat menepi secara bersamaan, Vaughn memutar otaknya dengan membuat komposisi Ed Sumner, Joe Harris, O'Neale, KD, dan Claxton. 

Komposisi ini sebenarnya adalah komposisi yang paling banyak turun bersama sejak Vaughn memegang kendali dengan total 12 gim. Pun demikian, menit bermain bersama lima pemain ini hanya di angka 8,1, menit per gim dan menghasilkan 17,9 poin saja. 

Melihat dua komposisi di atas, bisa terlihat juga bagaimana kepercayaan Vaughn kepada dua pemain pendukung, O'Neale dan Claxton. Kehadiran keduanya membuat skuad Nets jauh lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan-perubahan di lapangan. 

Sebelum bergabung ke Nets musim ini, O'Neale adalah salah satu forwarda 3D tersolid di NBA. Seperti sekarang, O'Neale juga sosok pelengkap yang tepat untuk skuad Jazz dalam beberapa musim ke belakang yang berpusat kepada Donovan Mitchell dan Rudy Gobert. 

Di awal musim, Nash tampaknya bingung bagaimana menempatkan O'Neale di lapangan. Namun, untuk Vaughn, O'Neale adalah garda terdepan untuk pertahanan perimeternya. Garda terbaik lawan biasanya akan langsung ditempel olehnya. 

Lebih menyenangkan lagi, O'Neale pun berguna dalam menyerang. Saat lawan fokus kepada Kyrie dan KD, O'Neale dengan leluasa mencari ruang terbuka di area tripoin. Rataan akurasinya yang mencapai 42 persen membuat O'Neale menjadi salah satu ancaman catch n shoot mematikan musim ini. Akurasi ini juga jadi yang tertinggi sepanjang kariernya. Catatan 5,4 percobaannya pun juga jadi yang terbanyak dari pemain yang memasuki musim keenamnya ini. 

Sesuai posisi dan gaya bermainnya, Claxton memiliki peran yang berbeda. Ia adalah penjaga ring serta petarung rebound utama Nets. Ia adalah pemilik rataan blok terbanyak kedua di NBA dengan 2,4 blok per gim. Satu-satunya pemain yang memiliki blok lebih banyak dari Claxton adalah Brook Lopez. 

Claxton sejatinya adalah senter konvensional. Ia tak banyak membawa bola, tak juga piawai melepaskan tembakan jarak jauh. Namun, untuk pemain seukurannya, Claxton adalah pemain yang sangat lincah, agile. Ditambah jangkauan yang panjang, Claxton seolah bisa menjaga keseluruhan paint area. 

Di sisi menyerang, Claxton adalah rekan pick n roll yang tepat untuk Kyrie, Ben, dan KD. Bahkan, musim ini ia juga mulai semakin berani melepaskan tembakan di area menengah di sekitar elbow dan baseline yang membuat lawan pun kerap terkecoh. Catatan 11,9 adalah yang tertinggi sepanjang kariernya. Hebatnya lagi, Claxton juga memimpin liga untuk urusan akurasi tembakan yang mencapai 74 persen. 

Di samping kedua pemain ini, saya juga ingin memberikan respek kepada Yuta Watanabe dan Joe Harris. Keduanya juga tak jarang mengisi slot saat O'Neale istirahat atau bermasalah dengan foul. Pun saat Kyrie, Ben, atau KD absen, dua nama ini pula yang kerap jadi pilihan. 

Keduanya sama-sama menawarkan akurasi tripoin sebagai hal utama. Yuta akurasinya mencapai 52 persen dari 3,0 tripoin per gim sedangkan Harris ada di angka 38 persen dari 5,0 tripoin per gim.

Saat bertahan, Harris berfungsi menjaga garda terbaik lawan, utamanya saat O'Neale tidak bersamanya. Sedangkan Yuta lebih fleksibel. Meski tak punya kemampuan yang cukup solid, Yuta membuat Nets bisa bertukar jaga dari posisi 1—4. Yuta juga memiliki insting help defense yang apik dan kerap menyulitkan lawan melakukan finishing. 

Seth Curry, Ed Sumner, Markieff Morris, Patty Mills, hingga Cam Thomas adalah cerita lainnya. Vaughn dan pendukung Nets tak berharap banyak kepada nama-nama ini. Ekspektasi untuk pemain-pemain ini hanyalah mengisi menit-menit kecil saat rotasi utama istirahat dan memberikan kontribusi positif saja.

Satu nama lain yang mungkin bisa memberikan peran besar dan kejutan adalah T.J. Warren. Terlalu lama cedera membuat nama TJ kerap dilupakan. Ia pun baru bermain 11 kali musim ini, baru tanggal (2/12) lalu ia memulai debutnya sejak absen penuh di musim. 2021—2022 dan hanya bermain empat gim di musim 2020—2021. 

TJ adalah salah satu pemain yang cukup underrated sepanjang kariernya. Ia sebenarnya cukup solid. Sejak masuk ke NBA pada 2014—2015, hanya di musim perdananya ia tak membukukan dua digit poin. Lebih mengerikan lagi, ia tak pernah punya catatan efisiensi tembakan (eFG%) di bawah 50 persen. 

Jika kondisi fisiknya terus membaik dan cedera tak lagi datang, TJ bisa jadi pemain rotasi yang sangat mewah untuk Nets. Ia pun memiliki kemampuan bertahan yang masih bisa diterima. TJ akan jadi senjata kejutan untuk Nets di musim ini. 

Tidak banyak aksi yang akan didapatkan Kessler Edwards, Day'Ron Sharpe, serta David Duke Jr. jika tidak ada pemain yang cedera untuk Nets ataupun tidak ada rencana untuk load management. Ketiganya hanya akan dapat menit-menit kecil jika Nets sudah mengunci kemenangan ataupun hasil akhir gim sudah terlihat (garbage time). 

Atas semua itu, Nets bisa jadi sedang dalam perjalanan terbaik mereka sejak Kyrie dan KD bergabung pada 2019—2020 lalu. Perjalanan memang tidak dimulai dengan baik. Permasalahan mental Ben, "ngambeknya" KD, hingga segala macam pernyataan serta tindakan Kyrie sempat membuat kapal Nets seolah tak berhenti terguncang.

Namun, semua berubah sejak Vaughn memegang kendali. Semua bagian dari Nets tampaknya kini ada di satu halaman, satu pandangan, satu visi yang sama. Nets jelas akan mengerahkan segalanya musim ini dan mungkin akan jadi yang terakhir untuk KD dan Kyrie di bawah panji Nets. 

Foto: NBA

Komentar