Nama Shai Gilgeous-Alexander semakin melekat dengan Oklahoma City Thunder. Memasuki musim kelimanya di NBA, pemain yang akrab dengan akronim SGA ini terus menunjukkan peningkatan.

Masuk sebagai pilihan ke-11 NBA Draft 2018, Shai berubah dari sekadar pengatur serangan menjadi salah satu pencetak angka atau bahkan salah satu pemain menyerang paling mematikan di NBA sekarang. Pergeseran predikat dan gaya bermain SGA ini tak lepas dari perubahan gaya bermainnya sendiri.

Musim ini, dalam 29 gim, SGA memiliki rerata 31,2 poin, 4,7 rebound, 5,7 asis, serta 1,7 steal per gim. Catatan poin tersebut menempatkannya sebagai pemain keempat tersubur di NBA untuk sementara ini.

SGA hanya kalah dari Giannis Antetokounmpo, Luka Doncic, dan Joel Embiid. Ya, tiga nama yang sudah punya pengalaman panjang sebagai All Star, MVP, calon MVP, bahkan juara. SGA sendiri hingga saat ini belum pernah mengantongi satupun predikat tersebut. 

Kembali ke perubahan gaya bermain, perubahan terbesar SGA ada pada saat ia melakukan serangan. Di era banyak sekali pemain yang masterisasi tembakan jarak jauh, SGA jutsru sebaliknya. Kemampuan tripoinnya memang meningkat, namun tak istimewa, bahkan jauh di bawah rata-rata.

SGA justru melakukan masterisasi pada kemampuannya melakukan pemetrasi ke area kunci (drive). Statsitik NBA mencatat bahwa SGA adalah pemain dengan rataan drive terbanyak yakni 24,5 drive per gim. Jumlah tersebut unggul cukup jauh dari peringkat dua, Ja Morant, dengan 21,6 drive per gim. 

Tak sekadar melakukan penetrasi, SGA juga sulit sekali dibendung saat melakukan ini. Dari jumlah tersebut, SGA rata-rata menghasilkan 11 percobaan tembakan yang sekali lagi jadi yang paling tinggi untuk NBA musim ini.

Bahkan, jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari Zion Williamson yang kita kenal sebagai salah satu pemain paling menyeramkan jika melakukan drive. Zion rata-rata "hanya"nmelakukan 15 drive per gim dengan konversi menjadi tembakan di angka 7,1 tembakan per gim. 

Belum berhenti di situ, ketangguhan SGA juga terlihat dari akurasi tembakannya. Dari 11 tembakan per drive tersebut, 5,6 menemui sasaran atau akurasi drive SGA berada di angka 51 persen. Kekuatan, kelincahan, dan keseimbangan tubuh yang baik membuat lawan-lawan SGA kesulitan untuk membendungnya.

Hal ini semakin terbukti dengan statistik bahwa SGA adalah pemain yang paling banyak dilanggar saat melakukan drive. Rata-rata ia mendapatkan 5,1 tembakan gratis per gim. Dengan akruasi tembakan gratis mencapai 90,1 persen, melanggar SGA saat drive sama saja dengan tindakan yang sia-sia, tetap merugikan tim. 

Secara keseluruhan, dari total 24,5 drive per gim yang ia lakukan, pemain asal Kanada ini memiliki rata-rata 16,4 poin per gim. Artinya, 52,5 persen poin SGA datang dari drive ini.

SGA juga rata-rata menghasilkan 9,6 poin dari tembakan gratis di mana 4,6 di antaranya tercipta melalui drive ini pula. Bila dijumlah, maka SGA memiliki sisa 5,2 poin yang ia hasilkan melalui tembakan tripoin ataupun tembakan jarak menengah dengan skema bukan drive (catch and shoot atau pull up). 

Apa yang SGA tunjukkan ini bisa dibilang anomali di era sekarang, Ia benar-benar tak punya keinginan untuk menembak dari tripoin di gim. Ia hanya melepaskan 3,0 tripoin per gim dari total 20,7 percobaan tembakannya per gim.

Situasi transisi dari bertahan ke menyerang adalah situasi yang paling disukai oleh SGA dan dibenci oleh lawan. Di situasi ini, dari deretan angka di atas, peluang SGA untuk menghasilkan poin lebih besar daripada situasi set play terjadi. 

Menariknya, SGA ini tidak memiliki gaya drive yang pasaran. Pemain-pemain seperti Zion, Ja, Luka Doncic, hingga Russell Westbrook kerap melakukan drive dengan kekuatan dan kecepatan penuh, SGA tak melulu.

Bahkan, ia lebih banyak bergerak dengan gerakan yang lebih smooth, Mungkin pemain yang mendekati gerakan SGA adalah Devin Booker. Tak melulu cepat, tapi akurat untuk mendapatkan sudut menembak terbaik. 

Lebih menarik lagi, SGA terlihat lebih senang menerobos ke arah kirinya (kanan lawan) yang justru berbalik dengan logika dasar pemain basket. Sebagai pemain dominan tangan kanan, biasanya pemain lebih senang menerobos ke arah kanan mereka (kiri lawan).

Dengan ini, lawan-lawan SGA pun dibuat kesulitan untuk menentukan ke arah mana mereka sebaiknya mengarahkan drive SGA. SGA juga kerap menambahkan gerakan tipuan (fake) yang membuat drive yang ia lakukan semakin tak terprediksi.

Dari sini pula alasan mengapa SGA adalah pemain yang paling sering mendapatkan tembakan gratis ketiga di NBA sekarang. Hanya ada dua pemain yang mendapatkan lebih banyak tembakan gratis dari SGA yakni Joel Embiid serta Giannis Antetokounmpo dan kita tahu mengapa dua pemain tersebut paling sering mendapatkan tembakan gratis. 

Melihat perkembangan SGA di tahun kelima ini, sangat mungkin kita akan melihatnya masuk ke jajaran pemain terbaik NBA dalam waktu 2-3 tahun ke depan, Apalagi jika ia bisa meningkatkan volume serta akurasi tripoinnya, SGA akan jadi pemain yang sangat komplet dalam menyerang.

Jika hal itu tercapai, ia selayaknya sejajar dengan Luka Doncic yang disebut sebagai salah satu talenta generasi ini. Jadi, siapa yang akan bergabung ke gerbong pendukung Shai Gilgeous-Alexander?

Foto: NBA 

Komentar