Kebebasan Brittney Griner bukan hanya membuka cerita soal atlet LGBT saja. Banyak fakta yang terkuak dari pembebasan dengan cara menukar tahanan tersebut. Salah satunya soal perbedaan gaji pemain NBA dan WNBA. Griner awalnya datang ke Rusia untuk bermain dengan klub setempat, tujuannya adalah menambah penghasilan. Nyatanya, memang terjadi perbedaan mencolok antara gaji pemain NBA dan WNBA. Tapi ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin. 

Pada bulan Maret 2022, komunitas WNBA gempar setelah kolumnis Dave Zirin merilis tulisan soal kesenjangan gaji antara NBA dan WNBA. Dia mencatat beberapa pemain WNBA harus bermain di luar negeri saat jeda kompetisi untuk menambah penghasilan. Namun pada 8 Desember 2022, waktu Amerika Serikat, situs berita MSNBC menyebut bahwa isu perbedaan gaji NBA dan WNBA adalah berita yang menjengkelkan. Karena bila mencermati tulisan Dave Zirin, ternyata dia berusaha menjelaskan kalau perbedaan jenis kelamin bukanlah inti masalah adanya kesenjangan gaji antara NBA dan WNBA. 

Foto: Yardbarker.com

Dikutip dari Washington Examiner, Komisaris NBA Adam Silver, WNBA mengalami kerugian 10 juta dolar Amerika atau sekitar 155 miliar rupiah setiap tahun. WNBA hanya menghasilkan 60 juta dolar Amerika atau setara 935 miliar rupiah setiap tahun, yang hanya cukup untuk membiayai liga selama satu musim kompetisi. Tanpa ada keuntungan yang bisa dibagikan kepada klub-klub peserta. Sebaliknya NBA menghasilkan 124 triliun rupiah selama satu musim kompetisi. 

Kedua liga ini tidak dapat dibandingkan dengan cara apa pun, meski sama-sama liga bola basket. NBA bisa disebut raksasa hiburan, karena disaksikan oleh jutaan orang di seluruh negeri. Orang-orang di seluruh dunia mengetahui nama-nama bintang liga tersebut. Rata-rata pertandingan NBA musim reguler menarik antara 1,4 juta hingga 3,03 juta pemirsa, tergantung pada jaringan yang menayangkannya.

Bisa disimpulkan bahwa masalah kesenjangan gaji ini bukan karena jenis kelamin. Itu karena pemirsa dan nilai hiburan yang berbeda dari kedua liga tersebut. Alangkah baiknya jika pemain WNBA tidak merasa perlu bermain di luar negeri untuk menambah gaji minimum 60 ribu dolar, karena menurut Dave Zirin tidak ada artinya. Selain itu, tidak bisa begitu saja membuang ratusan juta dolar ke dalam "skema pemasaran supercharged" dan berharap WNBA mendekati popularitas NBA. Itu sama saja seperti "investasi bodong". 

Zachary Faria dari Washington Examiner menjelaskan bahwa WNBA tidak boleh terus-terusan merengek seperti anak kecil. Menebar isu kesenjangan gaji di media-media besar, dan berharap pemilik klub mendengarkan curahan hati mereka. Mungkin cara paling masuk akal adalah meningkatkan jumlah penontonnya, untuk mengatasi masalah kekurangan pendapatan klub. Karena langkah ini tampaknya sudah mulai dijalankan. Pada tahun 2022, WNBA mencetak rekor penonton dengan rata-rata 379 ribu penonton per pertandingan. (*)

Foto: The Spun

Komentar