Pandemi Covid-19 membawa dampak jangka panjang, termasuk dari bisnis alas kaki. Kabarnya merek perlengkapan olahraga besar seperti Nike dan adidas bakal menurunkan jumlah produksi sampai 40 persen di tahun 2023. Negara-negara yang menjadi sasaran kedua merek tersebut sedang lesu. Namun akibatnya nanti justru dirasakan oleh negara yang menjadi pusat produksi barang mereka Nike dan adidas. 

Nikolaus Lee dari Hypebeast Korea memberikan gambaran tentang industri perlengkapan olahraga, khususnya sepatu. Lee mencatat bahwa dampak pandemi Covid-19 untuk bisnis tersebut akan terasa sekarang. China sebagai pasar penjualan utama merek ternama seperti Nike dan adidas, kali ini justru mengalami penurunan. Permintaan pasar tidak sebesar tahun 2019, atau sebelum ada virus korona yang menyebar ke seluruh penjuru dunia. 

Belum lagi faktor-faktor lainnya, seperti penarikan semua toko di Rusia. Langkah ini memang bagus, untuk mendukung aksi boikot Rusia. Namun akibatnya, produk Nike dan adidas tidak bisa dijual. Sehingga mereka akan memindahkan ke toko di negara terdekt dengan Rusia. Selain itu, pertumbuhan pasar ritel di Amerika Utara dan Eropa tahun lalu kurang bagus. Kalau Nike dan adidas tidak mengurangi produksi, maka akan ada barang yang menumpuk di gudang. Dan, itu tidak bagus untuk kelanjutkan bisnis mereka. 

Mungkin berita ini terkesan tidak ada hubungannya dengan Indonesia. Tapi nyatanya, justru kabar ini harus diketahui oleh orang-orang Indonesia. Pasalnya, penurunan produksi akan berpengaruh pada pabrik-pabrik kedua merek tersebut. Secara kebetulan, pabrik kedua merek ini tersebar di Vietnam dan Indonesia. Lee menulis bahwa biaya operasional pabrik Nike dan adidas yang awalnya 82 hingga 84 persen, kini diturunkan menjadi 61 persen. Untuk mewujudkan angka tersebut, caranya adalah mengurangi karyawan atau menurunkan jumlah produksi. 

Tak tanggung-tanggung, Nike dan adidas telah memberi tahu perusahaan manufaktur bahwa mereka akan mengurangi volume pesanan sebesar 30-40 persen mulai tahun 2023. Dampaknya bagi pembeli adalah berkurangnya stok di pasaran dan minimnya model baru yang dirilis pada tahun 2024. Sementara khusus untuk NBA, para pemain bintang yang menjadi dua merek tersebut sepertinya tidak akan mendapatkan sepatu khas baru di musim 2023-2024. (*)

Foto: Franceinfo

Komentar