Dallas Mavericks menelan kekalahan keempat beruntun mereka usai takluk dari Milwaukee Bucks 124-115. Secara keseluruhan musim, ini adalah kekalahan ke-10 Mavericks dari 19 gim mereka. Kekalahan ini di mata saya bukan hanya kekalahan keempat beruntun di mata saya.
Lebih dari itu, kekalahan ini bisa jadi indikator awal bahwa Mavericks bisa jadi sedang membawa "bom waktu" yang justru bisa merusak mereka sendiri untuk perjalanan musim ini.
Bom waktu ini terkait dengan bintang utama mereka, Luka Doncic. Gim lawan Bucks adalah gim kelima musim ini di mana Luka mencetak tak sampai 30 poin. Dalam lima gim itu pula, Mavericks menelan kekalahan.
Jika ditarik mundur, maka separuh dari keseluruhan kekalahan Mavericks terjadi saat Luka berhasil dihentikan lawan atau tak berhasil menyentuh standar produktivitasnya. Hal ini menunjukkan betapa besarnya ketergantungan Mavericks kepada Luka.
Sebenarnya, ketergantungan ini memang sudah dimulai sejak Luka masuk ke NBA. Sejak musim pertamanya, Luka sudah diyakini atas mayoritas penguasaan bola Mavericks. Tak sekalipun dari lima musim ia terjun di NBA, USG% (Banyaknya penguasaan bola yang dibawa seorang pemain) Luka berada di bawah 30 persen.
Bahkan, selepas musim pertamanya, USG% Luka selalu di angka 36 persen ke atas. Di dua dari lima musim ini (2021 dan 2022), Luka bahkan memimpin liga untuk rataan USG% dalam satu musim.
Memang, Luka terus berhasil membawa Mavericks meningkatkan prestasi Mavericks dari musim ke musim. Seperti musim lalu, Mavericks berhasil melaju sampai babak Final Wilayah Barat.
Namun, ada perbedaan besar musim ini dibanding musim-musim sebelumnya yang membuat ketergantungan atas Luka bisa menjadi bom waktu yang berbahaya. Hal ini ada pada komposisi pemain mereka yang cukup berbeda dari musim-musim sebelumnya.
Di jeda musim panas lalu, mereka melepas Jalen Brunson ke New York Knicks. Brunson adalah pembawa bola kedua untuk Mavericks di playoff. Memang, di musim reguler, masih ada nama Spencer Dinwiddie yang secara USG% lebih tinggi dari Brunson.
Namun, bila dilihat secara keseluruhan, Spencer mendapatkan lebih banyak bola karena ia memimpin barisan cadangan, sedangkan Brunson turun bersamaan dengan Luka.
Ya, opsi kedua pembawa bola ini yang jadi kekurangan Mavericks musim ini. Secara statistik, Christian Wood adalah pemain dengan USG% tertinggi kedua musim ini dengan 27,5 persen.
Akan tetapi, kondisi ini ia dapat juga dengan situasi yang sama dengan Spencer yakni pemimpin barisan cadangan. Hal ini pula yang membuat Wood menjadi top skor kedua tim di bawah Luka. Wood seimbang dengan Spencer melalui sumbangsih 17,1 poin per gim.
Brunson menjalankan peran ini sangat baik musim lalu, utamanya saat playoff. Namun, tawaran besar Knicks untuk Brunson tak sanggup diimbangi oleh Mavericks.
Hal ini membuatnya pergi begitu saja dan bom waktu ini pun muncul bagi Mavericks. Kebutuhan atas Brunson atau pembawa bola kedua di Mavericks sangat dibutuhkan untuk mencegah dua hal.
Pertama, mencegah kemudahan lawan membaca permainan Mavericks. Memang, Luka masih memimpin liga dengan catatan lebih dari 33 poin per gim.Namun, lawan bisa melakukan pendekatan dengan sedikit memberikan ruang kepada Luka dan memastikan pemain-pemain lain kesulitan untuk mencari posisi terbaik mereka atau menyulitkan pemain Mavericks lain untuk menembak.
Pilihan ini cukup sama mudahnya dengan Anda membayangkan melepas Ben Simmons atau Russell Westbrook di area tripoin. Akhirnya, serangan pun monoton dan Luka akan menyelesaikan segalanya sendirian.
Serangan melalui satu orang saja tentu akan ada batasnya. Buktinya, sampai sekarang pun tidak ada yang mendekati rekor 81 poin mendiang Kobe Bryant, apalagi rekor 100 poin legenda Wilt Chamberlain.
Jadi, meski Luka mencetak 40 atau bahkan 50 poin dan pemain lain tidak ada yang 20+ poin, tak akan ada masalah. Peluang menang Mavericks pun tak akan semakin besar jika hal ini tak berubah.
Oleh karena itu, untuk menjinakkan bom waktu tersebut, sudah selayaknya Mavericks mulai memikirkan serta mencari siapa yang akan mengisi peran yang ditinggalkan oleh Brunson tersebut. Dalam waktu seperti sekarang, opsi terbaik untuk mereka tentunya adalah pertukaran.
Jika membahas ini, aset yang dimiliki Mavericks jelas cukup untuk menggoda lawan. Nama-nama seperti Tim Hardaway Jr., Maxi Kleber, Dwight Powell, Reggie Bullock, Dorian Finney-Smith, hingga Spencer dan Wood pun masih punya harga yang lumayan untuk mendapatkan pemain yang memiliki kapasitas mengisi peran tersebut.
Menarik melihat bagaimana Mavericks akan mengatasi bom waktu ini. Peran Luka kemungkinan tidak akan berubah, namun opsi lain jelas dibutuhkan.
Jika tidak segera dicari, "ledakan" yang mungkin terjadi adalah memburuknya prestasi Mavericks atau permintaan Luka untuk ditukar ke tim lain. Ya, jangan sampai waktu Luka terbuang begitu saja tanpa ada peluang nyata untuk bersaing mendapatkan gelar juara NBA.
Foto: NBA