NBA memiliki sistem kompetisi dengan aturannya sendiri. Bahkan memiliki beberapa peraturan yang berbeda dengan FIBA, yang menjadi induk bola basket dunia. Meski begitu mereka juga beberapa kali merevisi aturan.
Salah satu aturan yang saat ini ramai diperbincangkan adalah ide untuk melakukan promosi dan degradasi. Konsepnya dengan dua tim terburuk NBA akan diturunkan ke G-League setiap musim. Sementara dua tim terbaik G-League akan dipromosikan ke NBA setiap tahun.
“Saya tidak bisa mengatakan saya sangat serius tentang degradasi. Kami tidak memiliki sistem yang sama dengan sepak bola Eropa dan itu tidak masuk akal dengan mengirim tim NBA ke G-League atau sebaliknya,” kata Silver dalam wawancara di NBA Today dari ESPN pada Senin (24/10).
Silver menambahkan hal itu hanya akan membuat NBA menjadi tidak stabil dan menganggu model bisnis mereka. Jika pun ada dua tim G-League yang mendapat promosi, menurut Silver tim tersebut juga tidak akan siap untuk bersaing di NBA.
“Tapi jelas begitulah liga lain menghadapi situasi seperti ini dimana mereka memaksa tim untuk tetap kompetitif. Mereka memiliki konsekuensi jika mengakhiri musim di posisi dasar, itu secara dramatis akan merugikan tim,” ujarnya.
Dalam wawancara tersebut Silver juga berbicara tentang perubahan sistem liga yang dibuat pada beberapa musim terakhir. Mulai dari meratakan peluang lotre, menambah jumlah gim play-in, mengurangi jumlah insentif bagi tim untuk mengejar prospek draft tertinggi.
Silver mengakui bahwa memang tidak ada solusi yang sempurna dalam setiap hal. Namun, untuk meratakan kekuatan setiap tim, menurutnya sistem draft saat ini masih jauh lebih baik daripada sistem promosi degradasi.
Sistem promosi dan degradasi bisa sebagian diterapkan di sepak bola Inggris karena mereka memiliki sistem klub yang secara alami terbentuk di komunitas negara itu. Mereka memiliki tingkatan liga yang sudah mapan.
Sehingga membuat tim yang degradasi tetap stabil secara finansial. Sementara itu NBA tidak memiliki kerangka kerja yang nyata di luar G-League, yang pada dasarnya adalah sistem liga di bawah NBA
“Kami masih berpikir lebih masuk akal dimana tim dengan kinerja terburuk dapat memiliki prospek pemain terbaik yang masuk. Jadi, kami belum menemukan sistem yang lebih baik dari itu,” kata pria berusia 60 tahun itu. (rag)
Foto: Bleacher Reports