Victor Wembanyama mencuri perhatian saat tampil di laga eksibisi antara Metropolitan 92 dan NBA G-League pada 4 Oktober lalu. Saat itu Metropolis kalah 115-122. Meski begitu, Wembanyama mencetak 37 poin. Ia juga mencatat 7 dari 11 tripoin, empat rebound, dan lima blok.

Kemudian pada gim kedua (6/10), Metropolis mengemas kemenangan 112-106 atas Ignite. Wembanyama mencetak 36 poin, 11 rebound, empat blok, dan empat steal. Dalam usianya yang masih 18 tahun, bisa mencetak lebih dari 35 poin itu merupakan hal yang luar biasa.

Pujian berdatangan. LeBron James bahkan menyebut Wembanyama seperti alien. “Semua orang telah menjadi unicorn dalam beberapa tahun terakhir, tetapi Webanyama lebih seperti alien,” ujarnya kepada Marca.

Wembanyama lahir di Le Chesnay, Prancis pada 4 Januari 2004. Ia memiliki darah atlet dari kedua orang tuanya. Sang ayah, Felix, merupakan mantan atlet lari keturunan Kongo. Dalam bidang atletik, Felix mewakili Prancis di pada nomor lompat jauh dan lompat tinggi.

Bakat basket Wembanyama diturunkan dari sang ibu, Elodie de Fautereau. Ia merupakan mantan pemain basket dan saat ini menjadi pelatih basket usia remaja. Darah basket memang mengalir di keluarga Fautereau. Michel de Fautereau, kakek Wembanyama, adalah pemain bintang divisi pertama Prancis di era 1960an dan bermain untuk Paris University Club.

Di masa kecilnya Wembanyama sempat menekuni sepak bola dan bermain sebagai penjaga gawang. Lalu ia juga berlatih judo. Dengan postur setinggi 220 cm, tidak heran Wembanyama awalnya ditunjuk sebagai penjaga gawang.

Dengan postur tersebut, Wembanyama bermain di posisi 4 dan 5. Wembanyama bahkan empat sentimeter lebih tinggi dari Shaquille O’Neal (216 cm). Wembanyama hanya kalah tinggi dari Yao Ming yang memiliki postur setinggi 229 cm.

Debut profesional Wembanyama terjadi saat ia berusia 15 tahun. Ia bermain untuk Nanterre 92 melawan Brescia di EuroCup pada 29 Oktober 2019. Wembanyama menjadi pemain termuda kedua setelah Stefan Petkovic yang bermain di EuroCup.

Kemudian Wembanyama memasuki LNB Pro A pada 2020. Ia dinobatkan sebagai Pro A Best Young Player pada musim 2020-21. Setelah itu Wembanyama meninggalkan Nanterre, klub yang ia bela sejak berusia 10 tahun.

Wembanyama kemudian berlabuh ke tim milik Tony Parker, ASVEL, dan menandatangani kontrak selama tiga tahun. Bersama ASVEL itu Wembanyama melakukan debut di EuroLeague. Ia kembali dinobatkan sebagai pemain muda terbaik dua tahun beruntun.

Pada Juni lalu Wembanyama pindah ke Metropolitans 92 dengan kontrak selama dua tahun. Selama pertandingan melawan Ignite itu, Wembanyama mampu mengesankan publik AS. Ia digadang-gadang menjadi pilihan pertama NBA Draft 2023 mendatang.

Publik pun meyakini bahwa Wembanyama akan jadi pemain paling sensasional sejak LeBron James. Beberapa bahkan yakin jika keduanya ada di kelas draft yang sama, maka LeBron akan terpilih kedua. 

Untuk ukuran pemain Eropa, pemberitaan dan pujian untuk Wembanyama ini bisa jadi yang terbesar sepanjang masa. Pamor yang ia miliki jauh lebih besar dari Luka Doncic yang memenangkan segalanya di Eropa saat berusia 17 tahun. 

Menarik melihat bagaimana Wembanyama akan menjalani satu tahun ke depannya. NBA jelas sudah membuka pintu, tapi apakah Wembanyama bisa memenuhi segala ekspektasinya? (rag/DRMK)

Foto: Bleacher Reports

Komentar