Robert Sarver mengumumkan rencana untuk menjual Phoenix Suns dan Mercury (WNBA), pada hari Rabu, 21 September 2022, waktu Amerika Serikat. Keputusan ini diambil karena adanya tekanan tekanan yang meningkat dari para pemain NBA, sponsor, dan pejabat pemerintah setempat, serta setelah diskors selama satu tahun karena menggunakan bahasa rasis dan misoginis. Pengembang real estate berusia 60 tahun itu mengatakan bahwa dia tidak ingin menjadi pusat perhatian publik yang akan berpengaruh pada kedua tim bola basket tersebut.
"Saya berharap skorsing satu tahun akan memberikan waktu bagi saya untuk fokus, menebus kesalahan, dan menghapus kontroversi pribadi saya dari tim yang saya cintai," kata Sarver, dikutip dari The Washington Post. "Tetapi dalam iklim kita yang tak kenal ampun saat ini, menjadi sangat jelas bahwa itu tidak mungkin lagi bagi saya untuk berada di klub ini. Tentu hukuman ini sebanding dengan hal-hal yang telah saya katakan di masa lalu. Untuk alasan itu, saya memulai proses mencari pembeli untuk Suns dan Mercury."
Sementara itu, Komisaris NBA Adam Silver mengatakan bahwa ia sepenuhnya mendukung keputusan Robert Sarver untuk menjual Phoenix Suns dan Mercury. Padahal Silver, sebelumnya tidak mau mengeluarkan larangan seumur hidup untuk Sarver, seperti yang dijatuhkan kepada mantan pemilik Los Angeles Clippers Donald Sterling pada tahun 2014 karena komentar rasisnya.
Silver bersikeras bahwa kasus kedua pemilik klub tersebut berbeda. Namun melihat perkembangan situasi sekarang, Silver menyatakan dukungan agar Sarver melepaskan Suns dan Mercury. "Ini adalah langkah yang tepat untuk organisasi dan komunitas," kata Silver. "Saya dapat melihat pemahaman yang berbeda dari kasus ini. Tetapi setiap orang memiliki penilaian yang berbeda dalam kasus ini.
Tekanan bertubi-tubi diterima Robert Sarver akhir-akhir ini. Bintang NBA seperti LeBron James, Chris Paul, dan Draymond Green, serta direktur eksekutif NBPA Tamika Tremaglio, mengecam perilaku Sarver. Mereka juga menyebut NBA telah melakukan kesalahan, karena dianggap memberikan hukuman yang ringan untuk Sarver.
Tak hanya itu, PayPal sebagai sponsor Suns, mengatakan tidak akan memperbarui kontraknya setelah musim ini jika Sarver tetap bersama tim. Pemilik minoritas Suns Jahm Najafi dan aktivis hak-hak sipil seperti Pendeta Al Sharpton menyerukan pengunduran diri Sarver, sementara Walikota Phoenix Kate Gallego dan kota anggota dewan mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka mengecam perilaku Sarver dan berencana untuk melakukan penyelidikan mereka sendiri.
Dengan musim 2022-23 yang akan dibuka bulan depan dan hari-hari media tim dijadwalkan akan dimulai hari Minggu, keputusan Sarver untuk mengejar penjualan Suns disambut dengan lega di seluruh liga. Presiden Asosiasi Pemain Bola Basket Nasional CJ âÂÂâÂÂMcCollum, juga merilis pernyataan mengenai Sarver.
"Kami berterima kasih kepada Robert Sarver karena membuat keputusan cepat, yang merupakan kepentingan terbaik komunitas olahraga kami," kata McCollum.
Sekarang tinggal mencari pemilik baru untuk Suns dan Mercury. Siapa pun mereka, pemilik baru harus punya komitmen untuk membasmi rasisme. Namun sebelum itu, kita lihat dulu berapa harga kedua klub tersebut kalau dijual. Sarver memimpin grup yang membeli Suns dengan harga sekitar AS$400 juta atau setara dengan 6 triliun rupiah pada tahun 2004. Menurut perkiraan Forbes, Suns bisa laku lebih dari AS$1,8 miliar atau sekitar 27 triliun rupiah. Valuasi harga jual Suns bisa melebihi AS$2 miliar, karena klub tersebut telah meningkat secara substansial nilainya dalam beberapa tahun terakhir.
LA Clippers dijual seharga AS$2 miliar pada tahun 2014, Houston Rockets dijual seharga AS$2,2 miliar pada tahun 2017, dan Brooklyn Nets dijual dengan arena Barclays Center seharga AS$3,3 miliar pada tahun 2019. Sejak tahun 2020, klub yang lebih kecil seperti Utah Jazz (seharga AS$1,6 miliar) dan Minnesota Timberwolves (seharga AS$1,5 miliar) telah menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemiliknya. Jadi bisa diambil kesimpulan kalau Suns bisa terjual dengan harga lebih mahal. (*)
Foto: Front Office Sports