Kita rejat sejenak dari hiruk-pikuk pertandingan basket. Karena ada sebuah kasus yang menarik untuk diberitakan, berkaitan dengan sneaker. Kasus tersebut adalah tentang seorang pria bernama Michael Malekzadeh yang mendalangi skema Ponzi bernilai jutaan dolar yang melibatkan sneaker. Kabar ini membuat para sneakerhead 'menangis'.
Pada 25 Agustus 2022, tiba-tiba dunia sneaker digemparkan dengan kabar bahwa akan ada 59.780 pasan sneaker yang masih terbungkus kotak rapi bakal dijual ke pasaran. Sneaker tersebut adalah milik Michael Malekzadeh. Hasil penjualannya akan digunakan untuk membayar ganti rugi korban penipuan yang dilakukan oleh orang tersebut. Sontak kabar ini langsung membuat para sneakerhead ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi.
Kita akan merunut perkara ini dari awal penangkapan Malekzadeh. Pria 39 tahun tersebut menjalankan bisnis jual beli sneaker yang diberi nama Zadeh Kicks sejak 2013. Kemudian pada bulan Mei 2022, dia menutup bisnis tersebut. Lalu tiba-tiba pada bulan Agustus 2022, Malekzadeh ditangkap polisi dengan tuduhan penipuan dan penggelapan. Parahnya lagi, masih ada tuduhan kasus pencucian uang. Semuanya berhubungan dengan sneaker.
Kasus yang dituduhkan adalah penipuan pelanggan senilai lebih dari AS$70 juta atau setara dengan 1 triliun rupiah. Malekzadeh juga dituduh melakukan pemalsuan aplikasi pinjaman bank dengan nilai lebih dari AS$15 juta. Setelah Malekzadeh ditangkap, pihak kepolisian menggeledah sebuah gudang miliknya, dan ditemukan 59.780 sneaker yang belum dijual. Berikut rinciannya:
Selain daftar di atas, ada pula sekitar 1.100 pasang sneaker koleksi pribadi Malekzadeh, baik baru maupun bekas, yang masih tersimpan rapi di dalam rumahnya. Jadi kalau ditotal ada sekitar 60 ribu pasang sneaker yang disita pihak kepolisian. Gudang tersebut ada di Eugene, Oregon, Amerika Serikat.
Modus penipuan yang digunakan Malekzadeh adalah penjualan sneaker langka. Misalnya Air Jordan dan merek-merek lain yang mengeluarkan edisi terbatas. Malekzadeh membuka pre-order atau pemesanan, dengan harga di bawah pasar. Bahkan sebelum produsen merilis harga resmi. Dari pesanan tersebut Malekzadeh mendapatkan jutaan dolar. Namun saat sepatu rilis, para pembeli tidak mendapatkan barang yang mereka inginkan. Bahkan ada indikasi kalau sebagian besar koleksi Malekzadeh dijual ke orang lain yang mau membeli dengan harga lebih tinggi.
Jadi semua sneaker yang ada di gudangnya, belum sempat terjual. Karena menurut petugas keamanan, kotak-kotak sepatu ini masih memiliki tag harga. Nilainya antara AS$12 juta hingga AS$20 juta. Kalau sneaker tersebut dijual semuanya, maka belum cukup untuk mengganti kerugian akibat penipuan Malekzadeh.
"Tidak mudah menjual sepatu sebanyak itu. Apalagi dalam waktu singkat. Mereka (pengadilan) akan melakukan banyak pekerjaan," kata Yu-Ming Wu, pendiri Sneakernews.
Pendapat Yu-Ming Wu dibenarkan oleh Jared Goldstein, penulis Sneakerlaw. Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Goldsten mengatakan kalau beberapa pasang sneaker mungkin bisa laku ribuan dolar. Tapi sebagian besar mungkin hanya bernilai 200 atau 300 dolar saja. Ujian sebenarnya dari langkah yang diambil pengadilan adalah menentukan berapa harga sneaker-sneaker tersebut.
"Saya yakin, orang-orang yang menangani kasus ini tidak begitu paham dengan pasar sneaker," ungkap Goldstein.
Pendiri Nice Kicks, Matt Halfhill juga memiliki pendapat yang sama. Dia menambahkan bakal sulit menjual sneaker sebanyak itu, di tengah minat pasar yang turun. Seperti harga saham yang jatuh karena pandemi dan cryptocurrency, harga sneaker juga mengalami penurunan tahun ini.
"Pasar sedang dalam tren menurun secara keseluruhan. Tidak mungkin itu akan menutupi kerugian korban," katanya.
Apa pun yang dikatakan para pengamat sneaker tentang kasus ini, pengadilan jelas tidak peduli. Mereka memiliki daftar korban penipuan sebanyak 197 halaman. Korban tersebut mulai dari individu hingga perusahaan keuangan termasuk PayPal Holdings Inc., American Express Co., dan Chase Bank. Belum jelas apakah uang mereka kembali atau tidak. Namun yang pasti, 60 ribu pasang sneaker di gudang Michael Malekzadeh ini akan dijual untuk menutup kerugian korban. (*)
Foto: Nicekicks.com