Gim ketiga Prawira Bandung vs Dewa United pada Selasa (16/8) di GOR C-Tra Arena, Bandung lalu berlangsung panas. Itu menjadi gim penentuan dan berhasil dimenangkan oleh Prawira. Selebrasi pelatih Prawira David Singleton usai gim pun menuai kecaman.
Dalam keterangan resmi IBL pada Kamis (18/8) disebutkan bahwa David berlari ke arah tamu VVIP untuk melakukan selebrasi. Setelah bersalaman David menuju ke depan bangku pemain Dewa United. Selebrasinya dinilai berlebihan kepada pemain dan ofisial Dewa United.
Setelah kejadian itu tim ofisial Dewa United berjalan menghampiri David. Emosi mereka terpancing akibat selebrasi tersebut. Hal itu membuat kejadian memanas. Terjadi lemparan botol plastik tribun pendukung Dewa United yang kemudian dibalas oleh pendukung Prawira. Kejadian mereda setelah panitia dan kepolisian mengamankan situasi.
Pihak IBL meninjau rekaman visual sebelum menindak lanjuti sanksi. Akhirnya diputuskan IBL menjatuhkan denda kepada David sebesar Rp25 juta. Ia terbukti menjadi pemicu dalam keributan usai gim Prawira vs Dewa United.
David terbukti melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Pelaksanaan IBL IV Pasal 1 ayat 2 tentang Etika Personel Klub IBL. Dalam pasal itu disebutkan setiap personel klub tidak diperkenankan melakukan tindakan atau perbuatan yang dapat memancing emosi pemain lawan, pelatih lawan, ofisial lawan, perangkat pertandingan, maupun penonton.
Selebrasi David tersebut dipicu kejadian serupa pada IBL 2021. Pada saat itu David masih menjadi pelatih Bima Perkasa Jogja. Mereka kalah di playoff oleh Louvre Dewa United Surabaya. Saat itu Jamarr Johnson melakukan selebrasi untuk kemenangan Louvre.
Saat ditemui usai pertandingan pada Selasa (16/8) itu, David langsung menyatakan permohonan maaf kepada seluruh pemain dan ofisial Dewa United. Dia mengakui bahwa gim ini cukup emosional baginya mengingat kejadian di musim sebelumnya.
“Saya meminta maaf kepada semua penggemar Dewa United dan tim ofisial untuk beberapa selebrasi kami. Tetapi ini adalah hal yang sulit dikendalikan, pemain kami bekerja keras dan mendapat kemenangan.”
“Ini sangat sulit untuk menahan semua emosi tersebut. Jadi, ini apresiasi besar untuk mereka (Dewa United), mereka tim yang luar biasa, dan kami sangat menghormati mereka,” imbuh David.
Disisi lain Dirut IBL Junas Miradiarsyah tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi. Juga menjadi pembelajaran bagi semua tim.
“Selain penjatuhan sanksi, kedua tim juga diberikan peringatan agar kedepan dapat lebih menahan diri dan menjaga seluruh komponen tim di kemudian hari dapat lebih menjunjung sportifitas dan saling menghargai,” kata Junas. (rag)
Foto: IBL